5 tahun kemudian.
"Kamu yakin mau jual rumahnya?" Mela menatap wajah Ayu yang tampak sembab. Gadis 29 tahun itu menatap rumahnya yang penuh kenangan ini.
"Are U oke?" Mela kembali bertanya sambil menyentuh pundak sahabatnya ini. Lima tahun berlalu penuh kenangan dan pristiwa yang tak terduga dalam hidup Ayu. Gadis ini habis-habisan dipermainkan takdir.
"Sorry, aku jadi melankolis begini." ia mengusap ujung matanya. Ia membalas tatapan Mela dan tersenyum lembut.
"Temenin aku sama Dala ke makam Papanya ya," Ayu kemudian menggendong putranya yang sedang bermain bersama anak-anak tetangga.
"Yuk." balas Mela.
Sesampainya di pemakanan umum, Ayu menunduk dan merapalkan doa. Ia membersihkan sedikit rumput liar dan menyentuh nisan suaminya di sana. Air matanya kemudian mengalir lagi.
"Mama.. Mamama.." riuh Dala bingung melihat ibunya menangis. Anak lelaki kecil 2 tahun ini mengusap wajah Mamanya. Seolah mengerti arti tatapan kesedihan itu.
"Dala kangen Papa nggak?" ucap Ayu lirih. Mela yang melihat itu mengusap punggung Ayu.
Tak banyak ia berkomentar. Karena kesedihan yang Ayu rasakan tak akan sanggup ia alami. Perempuan disampingnya ini memang paling kuat. Wanita tangguh yang pernah ia temui.
Mereka tak lama di sana. Mela segera membawa Ayu kerumahnya. Ayu dan Dala kecil akan menginap malam ini. Apalagi Mela baru pulang kampung dari luar kota bersama suaminya. Jadi bisa jadi ajang kangen-kangenan mereka berdua.
"Ah.. Udah dua tahun Mas Gilang pergi. Aku masih kadang-kadang kebawa sedih."
"Nggak apa-apa, Yu. Yang penting kamu nggak berlarut-larut. Biar Mas Gilang tenang di sana. Dan kamu bisa membuka hati lagi."
Ayu mengangguk setuju. "Kehadiran Dala cukup bagi aku, Mel. Sebagian dari diri Mas Gilang ada di diri Dala."
"Kamu.. Nggak mau cari Papa sambung buat Dala, Yu?" Ayu menatap Mela sengit. Mereka lagi mengenang Mas Gilang kok ngomongin Papa sambung Dala sih.
"Hehe.. Sorry nggak maksud jelek, beb. Tapi kamu butuh sosok ayah buat Dala. Apalagi dia anak cowok."
"Belum kepikiran Mel, udah ah.. Nggak kamu, nggak tante-tante aku. Semua ngomongin itu mulu."
"Kami tuh sayang sama kamu dan Dala, Yu." Mela terkekeh setelahnya. "Apalagi kamu sama Dala bakalan pindah. Rumah udah nemu pembeli juga. Kita jauhan lagi deh."
"Siapa suruh nyari jodoh orang jauh."
"Ya gimana, jodohnya tinggal di sana. Aku mah bisa apa?"
"Ikutan pindah dong, deketan sama kota aku."
"Ish, ngomong lancar banget. Kerjaan laki gue gimana?" Mela sebal, namun melihat ekspresi Mela membuat Ayu dan Dala ikut tertawa.
Melihat Dala tertawa, Mala ikut tertawa. "Ihhh.. Anak Mami Mela gemesnya! Dala.. Dala mau punya Papa nggak?" usil Mela sambil menggendong Dala dalam pangkuannya.
"Papa papa.." ikutnya sambil tertawa.
"Tuh, Mama.. Dala mau Papa baru mah.. Bawain Papa baru dong Mah.." mereka tertawa setelahnya.
"Eh, inget Kak Nadav nggak?"
Ayu yang awalnya tertawa mendadak terdiam. Ohh, lelaki masa lalunya itu.
"Aku nggak maksud mengungkit masa lalu kamu, Yu. Aku cuman mau bilang, ternyata udah setahunan ini dia di Indonesia."
"Oh."
KAMU SEDANG MEMBACA
(One Shot) You & I
RomanceBerisi cerita random singkat tentang cinta Oneshot / cerpen Langsung baca aja