Riandi & Ayla [3] end

2.4K 202 10
                                    

"Kata Om Thomas, Papa beneran nggak gangguin Ibu. Sampai akhirnya.. di usia aku yang ke 3 tahun."

"Apa yang terjadi?"

"Aku dibawa Papa untuk tinggal bersamanya dan Ma- Ish tante Juwita."

Pria itu mengangguk seolah paham.

"Selama itu aku hidup dan mengira bahwa orang tua kandung ku adalah Papa Riandi dan Tante Juwita, yah awalnya aku panggil dia Mama."

"Kamu lupa sama Ibu Ayla?"

"Nggak, tiap tahun aku di antar Papa untuk menginap di kampung selama libur sekolah. Jika di ingat kilas baliknya. Aku baru sadar, kenapa Ibu sangat baik padaku bahkan aku lebih sayang sama Ibu Ayla dari pada Tente Juwita, karena tante Juwita yang awalnya aku kira mama kandung ku sangat tidak peduli dan cuek. Dia bahkan hampir tidak pernah mengurusi ku karena bekerja."

"Kamu tidak penasaran mengapa tiap tahun diantar ke sana?"

"Bodohnya, nggak. Aku selama ini ngira Ibu Ayla itu saudara Papa. Ayyas juga panggil Papa Rian dengan panggilan 'Papa'. Jadi aku tidak bingung kenapa aku harus panggil 'Ibu' ke Ibu Ayla. Dan akhirnya terjawab kenapa Ayyas mirip dekali sama Papa." Ayri menyesap sedotan terakhir minumannya. Menengadah kepala ke atas melihat gemintang yang berkelip.

"Bagi ku terlalu rumit memahami ini diusia 3 tahun. Dan.. Kenapa harus keluarga ku?"

Pria itu hanya bergumam, ikut bingung atas pertanyaan itu walau sejatinya ia lebih dewasa dan menyaksikannya secara langsung.

"Kenapa ya." ujar pria itu seolah ikut andil di posisi Ayri. "Tapi, apakah kamu tau kenapa Papa Rian tidak menjemput Ibu Ayla padahal saat kamu berusia 5 tahun, Papa Rian dan istri mudanya bercerai." ucapan si laki-laki menarik perhatian Ayri.

"Eh kok kakak tahu? Kakak siapa?"

"Aku?" pria itu menunjuk dirinya. Kemudian mengeleng tak habis pikir.

"Pantas, kamu pelupa orangnya." Ayri mengernyit, mulai ngeri dengan sosok yang duduk di sampingnya. Ia berpikir tentang minuman tadi yang sudah ia habiskan pula. Kalau diracun bagaimana? Eh tapi ia baik-baik saja sih.

"Aku anak 'Om Thomas' yang itu."

***

Thomas menghampiri Riandi yang sibuk dimeja kantornya. Padahal ia baru pulang dari Amerika hanya untuk menjumpai istrinya dan mentalak Juwita. Perempuan itu semenjak ketahuan mem-block nomor Ayla jadi sering menerima amukan Riandi, sehingga juga sering kabur-kaburan ke Amerika.

Hancur sudah hubungan yang ia elu-elukan dulu bersama Juwita dalam waktu pernikahan 5 tahun. Mereka tak memiliki anak, itu salah satu alasan ia memohon pada Ayla untuk mengasuh Ayri.

Namun, kedatangan Ayri tak mampu memperbaiki prilaku Juwita. Perempuan itu bahkan tak ingin mengasuh Ayri. Ia memang tidak menyakiti anak gadis Riandi itu, tapi tak juga memberikan kasih sayang padanya yang diharapkan Ayla karena sudah merelakan Ayri bersama mereka. Hari-hari hanya ada pertengkaran di rumah. Bahkan mereka pisah kamar sejak Ayri datang.

Tak tahan dengan hal itu, Riandi pun menyerah dah menalak perempuan tersebut. Yah, mereka hanya nikah siri. Tak perlu dokumen untuk menyelesaikan semuanya. Yang pasti sudah ada bukti dan saksi yaitu Thomas.

"Apa kau akan menjemput Ayla?"

"Tentu saja."

Tak perlu menunggu lama, besoknya mereka berangkat ke kampung. Thomas pun ikut bahkan membawa serta putranya. Sekalian mengantar Ayri juga kesana untuk liburan tahun baru.

Riandi membuka pintu mobil Ayri dan menurunkan putrinya yang sudah kegirangan berlari kearah Ayyas. Memeluk anak laki-laki itu seperti kebiasaannya tiap tahun.

(One Shot) You & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang