Nadav & Ayu [3] end

4.5K 275 2
                                    

"Kenapa liatinnya gitu sih?" omel Ayu sebal. Nadav hanya mengeleng dan mengulum senyum saja. Ia menyerahkan Dala dari gendongannya ke Ayu. Sebelum ia masuk ke dalam mobil.

"Besok Mama mau jumpa kamu, katanya kangen. Aku jemput ya." Ayu ingin menolak tapi terhenti karena ciuman Nadav pada Dala di pipi gembul anak itu.

"Kok cium-cium anak aku?"

"Gemes banget. Izin cium ya Mama. Abis anaknya imut. Kalau cium mamanya belum boleh, mending anaknya dulu. Besok aku datang buat main lagi sama 'Andala' ya." Nadav memainkan keningnya.

Ayu memutar mata sebal. Setelah Nadav tau nama lengkap Dala. Begitulah ekspresi Nadav. Bagaimana ya sebutannya, menyebalkan lah pokoknya.

Nadav masuk kedalam mobil, menutup pintunya dan membuka jendela.

"Ck ck ck, kalau masih cinta tuh sulit memang melupakan, sampe nama anak juga ada hubungannya sama aku."

"Ehh?!! Geer!!"

Nadav tertawa dan melambaikan tangan, ia kemudian berlalu dari hadapan Ayu. Tersenyum amat merekah di dalam sana. Sedangkan wanita itu bersemu merah. Arti nama Andala itu bagus, makanya dia suka. Bukan karena nama Band Nadav dulu. Ish, geer sekali lelaki itu.

***

Keesokan harinya.

"Dia dateng!!!" teriak Mela heboh. Ia berlari ke kamar untuk memanggil Ayu dan Dala. Suaminya ikut melihat kedepan, bosnya datang. Ia keluar menyambut Nadav, menjabat tangan sejenak dan membawa lelaki itu masuk.

"Wah, bapak beda juga ya penampilannya kalau lagi pakai baju santai gini." komentar Wardan sambil tersenyum. Nadav hanya tertawa menanggapi.

"Abis ini kamu jangan nyebarin gosip dulu di kantor ya, Dan." Nadav memperingati.

"Saya bukan orang yang suka gosip, pak."

"Bukan kamunya, tapi Mela." mereka berdua tertawa lagi. "Kamu kapan selesai cuti?"

"Besok juga pulang. Proyek di Bali baru selesai sekitar 50%, lagipula ada perubahan sedikit dari bahan baku bangunan karena ketahuan ada yang hampir korup dana. Saya tidak bisa diam saja kan, Pak."

"Tentu, saya serahkan ke kamu. Saya nggak nyangka Pak Juno mau korup. Untung -"

"Masih cuti loh, kerjaan aja yang diomongin bapak-bapak." Mela datang membawa Dala. Ayu berdiri di belakangnya.

Melihat Dala, Nadav langsung berdiri dan mengambil anak itu tanpa izin. Ia kemudian memonopoli Dala sesuka hati.

"Cocok, Pak." Wardan melirik Mela yang menyenggol lengannya karena suka suaminya berujar begitu. Sedangkan Ayu menggeleng tak habis pikir.

"Cocok bagian apanya?" Nadav memilih memakan umpan. Ia menatap Ayu lurus.

"Cocok jadi bapak-bapak."

"Oh, kirain cocok kalau jadi Papanya Andala."

"Begitu juga cocok sih." Mela yang membalas dan dihadiahi cubitan oleh Ayu.

"Kalau gitu, Dala panggil Papa Nadav. Papa.. Papa.. Papa.." Nadav mencoba menggoda Dala.

"Nggak boleh, Papa Dala cuman Mas Gilang." Ayu berujar agak dingin. Membuat suasana yang awalnya hangat berubah drastis. Nadav juga bingung, ia agak kaget karena ucapan Ayu barusan. Membuatnya sedih. Namun ia tak boleh terlalu terbawa perasaan. Ia harus kembali mencairkan suasana. Ia tahu bukan begitu maksud Ayu.

"Bener juga, Papa Gilang Papanya Andala. Kalau ini-" Nadav menunjuk-nunjuk dadanya sendiri sambil memandang Dala yang juga menatapnya.

"Daddy.. Daddy.. Ayok Andala, Daddy."

(One Shot) You & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang