Angkasa & Aishe [1]

3.5K 204 7
                                    

"Sa, temenin Emre gih jemput Ais, pake mobil." Ucap Rina pada Angkasa yang baru turun dari kamarnya.

"Tapi aku mau pergi, Ma." tolak pria itu. Karena dirinya memang mau hangout sama teman-temannya.

"Eh nggak usah, Tante. Emre pake motor."

"Nggak apa-apa. Lagian Kasa kenapa nggak mau? Udah lama nggak jumpa sahabat lama kok gitu sih."

Angkasa terdiam. Aishe adalah sahabat karibnya semasa kecil. Bahkan sejak ibu mereka mengandung sampai mereka SMA pun semua orang tahu betul bahwa 'ada Angkasa pasti ada Aishe'.

Emre menggaruk tengkuknya. Dia tahu bahwa kakaknya dan Angkasa sudah lost contact sejak mereka tamat SMA. Ia sudah curiga sejak kuliah di Jakarta. Dan entahlah alasannya apa, yang pasti Emre yakin mereka bertengkar hebat sampai persahabatan sejak bayi pun bisa bubar.

"Mama nggak bisa jemput, mau masak makan malam. Nanti sekalian ajak mereka makan malam di rumah ya."

"Nggak usa-"

"Ayo, Emre. Keburu pesawat kakak kamu sampai."

"Nggak ngerepotin, Bang?" Angkasa menggeleng pelan.

Awalnya Emre mau pamit saja sama Ibu Rina, sekalian memberitahunya bahwa ia akan menginap di apartemen bersama keluarga. Mama dan Papanya baru sampai malam semalam di Jakarta dari Medan.

"Kapan wisudanya, Emre?" Angkasa memulai percakapan. Mobil sudah keluar dari perkarangan rumah.

Mereka masih jauh dari bandara. Jalanan Jakarta tidak pernah padam, untungnya mobil berjalan seperti biasa.

"Lusa, Bang."

"Abis ini mau lanjut S2 atau pulang ke Medan?"

"Ada rencana Mama aku ikut Kak Aishe ke Turki, lanjut S2 disana."

"Ohh." balasan Angkasa.

"Hm, terimakasi ya, Bang. Udah bantuin Emre selama kuliah di Jakarta."

"Santai.. Kita juga dulu tetanggaan walau kalian pindah ke Medan."

"Iya, pas aku tamat SMP dan kak Aishe tamat SMA, Papa harus pindah ke Medan. Padahal aku sudah nyaman di Jakarta."

"Tapikan S1 nya di Jakarta, Emre." ucap Angkasa heran.

"Aku sengaja nyari kampus di sini, biar ketemu temen lama. Apalagi ngekos di Kos-an punya Bang Angkasa." Emre ikut tertawa.

Bagian paling enak adalah dia tidak akan merasa terlalu sedih berjauhan dari Mama dan Papanya karena memang sejak kecil sudah dekat dengan keluarga Angkasa. Terutama Ibu Rina.

"Yee.. Karena sering di kasi makanan gratis sama Mama kan."

"Betul sekali." Emre lagi-lagi tertawa.

"Sebenernya aku pengen S2 di Indonesia aja sih, Bang. Soanya kak Ais kayaknya bakalan menetap di Turki. Kalau aku lebih seneng dekat sama keluarga."

"Kenapa?"

"Hm? Kak Angkasa nggak di kasi tahu kak Ais?" Emre sengaja bertanya, walau ia tahu bahwa pertemanan antara kakaknya dan Angkasa sudah tak terjalin. Tapi ia harus pura-pura tidak tahu.

"Kalau soal menetap, dia nggak bilang." Angkasa berujar sekenannya.

Tuhkan..

Emre sudah tahu bahwa Angkasa menutupi kondisi persahabatan mereka.

Angkasa bingung kalau ditanya tentang Aishe yang bahkan sejak mereka tamat SMA tak mengabarinya apa-apa. Kalau ia mengatakan keadaan mereka pada orang-orang ia malas menjelaskan. Karena dia juga tidak tahu alasannya.

(One Shot) You & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang