Angin berhembus dengan kesejukan yang nyata.
Pemandangan yang indah ini tidak mungkin Anna lewatkan. Ia kemudian tersenyum ketika dirasa lukisannya sedikit lagi akan selesai. Mendapati gunung yang apik, pepohonan tinggi yang teduh, danau yang kehijauan, awan putih yang bergulung-gulung manja dikebiruannya langit yang tampak merona.
Kemudian gadis itu memegangi topinya dikala angin kembali datang dengan cukup kencang hingga gemerisik gesekan dedaunan terdengar bagai melodi. Indah sekali.
Cekrek.
Anna menoleh kearah suara. Dilihatnya seorang anak remaja tanggung berkulit putih dengan pakaian santai sedang membidikkan kamera polaroid ke arah pemandangan. Kemudian anak 14 tahun tersebut menghampiri Anna sambil tersenyum sumringah.
"Hai.. Apa kau memotret?"
Anak 14 tahun itu tersenyum. Ia mengeluarkan sebuah buku note dan pulpen. Menulis kalimat di sana dan menunjukkannya pada Anna.
"Ohh.." Anna paham. Ia kemudian tertawa kecil sembari melakukan gerakan tangan untuk mengajak anak lelaki itu berbicara.
"Nama ku Anna. Kau mau memotret ku?"
Melihat itu si anak tersenyum lebih sumringah lagi. Sangat jarang ada yang bisa bahasa isyarat (inggris). Lagipula anak lelaki itu sengaja belajar bahasa isyarat inggris juga karena banyak turis yang datang di sini.
Ia dengan segera menyimpan note dan pulpennya. Kemudian membalas Anna dengan gerakan tangan juga.
"Nama ku Alex."
"Hay Alex.."
Alex kemudian melakukan gerakan lagi yang mengatakan bahwa ia akan memotret asal Anna mengambarnya di sebuah sketsa sebagai imbalan terlebih dahulu. Mereka kemudian setuju.
Setelah gambar dibuku sketsa selesai. Anna kemudian memandangi hasilnya.
"Kamu tampan."
"Tentu saja!"
"Namun sayangnya ada yang lebih tampan." Anna segera meraih dompetnya dan mengeluarkan foto. Menunjukkan ke Alex siapa orang tampan itu.
"Aku rasa aku akan lebih tampan jika dewasa nanti."
Anna tertawa kemudian mengangguk. Membiarkan Alex mengamati wajah orang yang ada di foto.
"Dia siapa?"
"Namanya Ben."
"Kekasih mu?"
Anna hanya diam. Ia menatap Alex kemudian tersenyum amat manis. Mengangguk mengiyakan ucapan anak 14 tahun itu.
"Dia beruntung, karena kau cantik."
Anna menutup mulut karena tertawa. Sedikit tersanjung karena pujian Alex. Sambil menggerakkan tangan untuk mengatakan terima kasih.
Anna beberapa detik diam sambil menatap Alex yang masih sibuk melihat foto dan hasil sketsanya. Masih membandingkan siapa yang paling tampan.
Beberapa menit kemudian gadis itu pun penyentuh punggung Alex pelan tanda ingin mengucapkan sesuatu.
"Maaf.. Nama mu siapa?"
***
Beberapa bulan sebelumnya.
Anna mengamati dirinya di depan cermin. Walau orang-orang di kelilingnya mengatakan bahwa ia adalah calon pengantin tercantik di dunia. Tetap itu tidak ada artinya.
Wajah Anna tak berseri. Ia hanya memandangi gaun putih yang ia kenakan. Menampik kata-kata karyawan toko dalam hati, yang mengatakan bahwa ini adalah gaun yang telah menemukan tuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(One Shot) You & I
RomanceBerisi cerita random singkat tentang cinta Oneshot / cerpen Langsung baca aja