Semenjak makan malam dirumahnya hingga sampai detik ini, Angkasa dan Aishe belum ngobrol berdua.
Padahal setitik jiwanya ingin sekali mengajak gadis itu berbicara. Karena banyak hal yang ingin ia sampaikan dan ingin ia tanyakan.
Seluruh atensi Aishe full untuk Altan. Pria itu tidak paham bahasa Indonesia dan yang suka rela menerjemahkannya hanya Aishe, sebab Fatima juga sibuk urusan ibu-ibunya.
Hal itu membuat Angkasa kesal. Ia jelas tidak menyukai interaksi Altan dan Aishe, terlalu dekat. Melihat mereka berbicara menggunakan bahasa Turki di depannya sambil sesekali terkekeh, atau ekspresi Aishe yang kesal karena mungkin Altan menjahilinya.
Sungguh rasanya ia ingin memisahkan mereka bedua detik itu juga. Karena hal itulah Angkasa tak mau ikut kegiatan Aishe dan Altan yang jalan-jalan. Karena ada Emre juga bersama Kakaknya itu. Walau tetap ia tidak suka sih. Titik.
Wisuda sudah usai sejak beberapa hari yang lalu, Fatima dan suaminya memilih untuk kembali ke Medan. Sedangkan Emre, Aishe dan Altan akan tetap di Jakarta untuk beberapa hari.
Angkasa memilih untuk diam. Untuk apa dia kepikiran Aishe dan Altan yang memilih di Jakarta berdua saja?
Biarkan saja mereka. Apa urusannya ya kan?
Aishe yang memilih tidak mau beteman lagi.
Aishe lebih suka dengan Altan.
Angkasa kan sudah tidak dipedulikan.
Biarkan saja. Angkasa tidak terusik.
Ia lebih ke tidak peduli.
Sedari tadi Angkasa sibuk dengan dokumen. Suasana hatinya buruk. Sepertinya karena ia tidak mendapatkan kopinya pagi tadi.
"Kasa?" Panggilan itu mengalihkan perhatian Angkasa.
"Kenapa, Pa?"
"Kamu lembur?"
"Tidak, ini sudah selesai."
"Papa sama Mama mau makan malam diluar, kamu ikut?" Angkasa mengeleng, tiba-tiba ia butuh kasurnya untuk istirahat.
"Ya sudah, itu dari tadi Hp kamu bunyi, kok nggak di angkat."
Pria paruh baya itupun berlalu begitu saja. Membiarkan Angkasa sedirian kembali. Ia mampir ke ruangan anaknya karena kantor sudah sepi, jadi bunyi deringan hp Angkasa terdengar saat ia akan pulang.
Tak lama berselang, ponsel Angkasa bunyi kembali.
Emre.
"Bang, keluar yuk." ajak pria di seberang ponsel.
"Kemana?"
"Nonton bola, katanya kemaren minta diingetin. Lagian Kak Ais sama Altan dayı nggak ada. Aku di tinggal."
"Mereka emangnya kemana?" Angkasa tak fokus pada mejanya lagi. Ia berdiri tegap memandang jendela.
"Lah? Bang Kasa nggak tau? Mereka kan ke Bali berdua."
"Ha?!" panik Angkasa.
Sial!
"Berdua saja?" nada Angkasa sedikit meninggi.
"Iya, tadi sore mereka berangkat."
"Kenapa diizinin?" Angkasa seperti tidak terima.
"Ha? Maksudnya?"
"Cepet kirim dimana mereka nginap di Bali. Sekarang!" Angkasa menutup telpon sepihak.
Ia meninggalkan kantor begitu saja dan melaju ke Bandara, tak lupa menelpon sekretarisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(One Shot) You & I
RomansaBerisi cerita random singkat tentang cinta Oneshot / cerpen Langsung baca aja