Biru & Ameera [1]

9.8K 457 0
                                    

"Iya, di usahakan besok pulang, Mak."

"..."

"Terpaksa nyari travel yang masih jalan. Era akan siapkan kerjaan malam ini juga, biar bisa pulang kampung besok."

"..."

"Doain Era ya, Mak. Kirim salam sama yang lain di sana."

"..."

"Iya.. Selamat terawih ya Mak."

Ameera mengembuskan nafas lelah. Ia melirik jam di tangan kiri dan meringis karena sudah pukul 9 malam. Ia yang di landa rasa sedih dan lelah pun memilih jongkok di samping pintu aula kantor tempatnya berkerja.

Seandainya ketua timnya tidak iri dengki dengan Ameera karena keuletan dan prestasi gadis ini walau masih berkerja selama 3 bulan di kantor. Ia mungkin sudah naik bus atau travel pulang kampung. Merayakan buka puasa dan lebaran di kampung. Apalah daya? Hangus sudah uang tiket keberangkatannya.

Gadis tersebut menenggelamkan kepalanya di sela kaki yang tertekuk. Ia jongkok agak lama di sana. Menarik perhatian seseorang yang baru saja keluar dari gedung.

Satu-satunya manusia yang tersisa. Di depan seseorang berjas hitam tersebut telah sampai mobil pribadi miliknya. Dan satpam yang membawakan pun telah menyerahkan kunci mobil.

Karena penasaran, seseorang tersebut mendekati Ameera. Menegur.

"Eh? Pak?" Ameera kaget. Ia langsung berdiri tegap di hadapan bos besar kantornya tersebut.

"Kenapa tidak pulang? Kamu lembur?"

Gadis itu cengegesan. Jilbab krimnya bergoyang sedikit. Walau sudah tak serapi pagi tadi.

"Iya Pak." ucapnya pelan.

"Ya sudah, pulanglah. Sudah malam." pria tersebut berujar datar. Ameera pun mengangguk dan mengeluarkan ponselnya.

"Kenapa main Hp? Saya bilang pulang."

"Ya, saya kan lagi pesen ojek onlinenya pak." Ameera melirik sedikit jengkel kearah bos nya.

"Ya sudah, saya antar saja kamu."

"Beneran nih pak?"

"Saya tidak menawari kedua kalinya."

Ameera pun sigap mendekati mobil sang bos. Ia tersenyum amat lebar. Semua orang di kantornya tahu betul kalau pria dengan tatanan rambut berantakan karena kelelahan bekerja ini amat baik hati. Walau keras dan tegas di lain sisi.

"Aneh." ujar pak bos.

"Aneh kenapa, Pak?" ucap Ameera menanggapi. Mereka lagi dijalan. Menembus kesibukan kota yang masih hidup walau langit telah menghitam.

"Kamu saya tawarin nggak nolak dan langsung diiyakan. Nggak seperti kebanyakan perempuan yang basa-basi menolak dulu."

"Tapi Bapak nggak nawarin kedua kalinya. Lagian saya bisa hemat uang kalau numpang mobil mewah Bapak. Lumayan pengalaman pertama." Ameera terkekeh. Menarik perhatian pria tersebut.

"Loh? Siapa bilang gratis?"

"LOH? JADI BAYAR?" gadis itu shok. Ia melotot kaget kearah bosnya. Dan di hadiahi suara tawa oleh pria tersebut. Menarik sekali. Pikirnya.

"Ya tidak lah."

"Ish, Bapak mah bikin kaget aja."

"Lagian kenapa kamu bawa berkas banyak begitu? Bawa kerjaan ke rumah?"

"Tapi nggak enak saya bilangnya, Pak."

"Kenapa? Bilang saja."

"Masih ada surat-surat dan beberapa urusan yang harus di revisi. Karena kerjasama internasional dengan Singapura jadi saya tidak bisa berbuat banyak."

(One Shot) You & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang