Aksa & Syafa

9K 358 5
                                    

Aksa mencengkram rambutnya kesal. Sial sekali pikirnya. Bodoh dan juga teledor. Ia meringis saat mendapati Syafa sedang keheranan membaca sebuah surat hasil ketikkan dari dalam kotak paket yang gadis itu terima.

Ia mengintip dari balik tembok sekolah. Karena memang paket tersebut datang ke alamat sekolah mereka.

"Lo gimana sih?!" geraman Aksa membuat Haris terkekeh. Ia mengendikkan bahu acuh. Tak mengindahkan betapa muram dan menakutkannya aura Aksa.

"Kenapa nggak lo suruh penjualnya untuk kasi nama gue di surat?"

"Bukannya lo nggak mau kalau lo ketahuan yang beri hadiah?" Haris tak mau kalah.

"Tapi nggak nama lo juga!!"

"Sorry, gue lupa. Dan nggak nyangka juga paket giftbox yang gue beli dapet bonus surat begitu."

"Gue yang beli, Ris!"

"Tapi pake akun gue pesennya." Haris ikut mengitip ekspresi wajah Syafa yang tak terbaca. Mungkin gadis mini kesukaan Aksa tersebut sedang bingung dan gusar. Parah sih kalau sampai Syafa tersipu malu akan hadiah pemberian 'Aksa' tapi atas nama 'Haris' tersebut.

"Ah.." Aksa menghembuskan nafasnya. Ia menatap nelangsa kearah gadis itu. Menarik rambutnya ke belakang.

Sial!! Sial!! Sial!!

"Jadi gimana? Mau gue lurusin terus bilang sebenarnya itu surat dan hadiah dari lo?" ucap Haris memasukkan tangannya ke saku celana.

Aksa melirik sinis kearah Haris. Tentu cowok yang tingginya kurang secenti dari dirinya ini tahu betul kalau Aksa adalah secret admirer nya Syafa. Menyapa saja dia takut.

Niat awalnya hanya ingin memberikan hadiah ulang tahun kepada gadis itu. Tapi Kebodohan pertama Aksa adalah meminta Haris yang memesan hadianya. Ia tidak tahu bahwa giftbox yang ia niatkan akan membuat Syafa senang dan bingung karena tidak tahu siapa pemberinya tersebut, mendadak menjadi mala petaka saat nama Haris yang tertera di surat dalam giftbox.

"Nggak usah. Biarin aja." ucap Aksa pelan.

Ia berbalik dan menjauh dari sana. Aksa melihat senyuman dari wajah Syafa saat melihat-lihat isi giftbox tersebut. Apakah sebahagia itu mendapat hadiah dari 'Haris'?

Haris yang melihatnya hanya tersenyum sinis. Pengecut! Pikirnya simpel. Haris memang sebelas dua belas dengan Aksa. Itu lah mengapa mereka bisa dekat. Tapi untuk kesalahpahaman ini, jika ia menjadi Aksa tentu ia akan segera berlari kearah Syafa dan berkata bahwa itu pemberian darinya dan bukan dari Haris.

"Baiklah, ini kehendak mu. Jika Syafa tiba-tiba tertarik pada ku. Itu bukan salah ku." Ucapan Haris membuat tangan Aksa mengepal. Ia kemudian melongos pergi. Hatinya masih begitu takut untuk berhadapan dengan Syafa.

***


"Hai, Kak." Syafa menepuk punggung Haris. Senyumnya manis. Namun tak membuat Haris terpesona. Ia lebih tertarik dengan gadis di belakang Syafa. Berwajah datar.

"Thanks ya hadiahnya. Lucu banget."

"Oh.." Haris mengaruk belakang kepalanya. Ingin sekali bilang bahwa itu bukan dari dirinya.

"Aku nggak tau ternyata selama ini kakak yang.. Yah, gitulah." Syafa terlihat manis dan malu. Pipinya merah. Haris jadi tak enak hati.

Haris melirik kearah kanan. Di sana Aksa menatap mereka. Wajahnya datar sedatar papan triplek. Matanya dingin dan tajam. Tangannya mencengkram helm keras. Haris tahu bahwa sahabat sekaligus rivalnya tersebut sedang menahan emosi. Sepertinya akan sangat menyenangkan mempermainkan Aksa. Pria penakut tersebut akan kena akibatnya.

(One Shot) You & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang