Firdan & Yasmeen [2]

3.8K 368 21
                                    

4 tahun berlalu.

Suara pintu terbuka membuat seseorang yang duduk disofa langsung berdiri. Gadis itu memandangi wajah kakaknya yang hari ini lembur lagi. Sama seperti kemarin-kemarin.

Sudah pukul 10 malam. Dan Yasmeen dengan wajah lesunya masuk sambil menghela nafas mendapati sang adik menunggu dirinya pulang.

"Tumben nggak tidur duluan." seru Yasmeen sambil menyeruput es mineral yang adiknya sodorkan.

"Ee.. Nggak. Kayaknya kakak capek. Istirahat aja." Lili tak banyak komentar lagi. Tak tega ia menganggu kakaknya yang baru pulang untuk membahas hal penting itu.

Yasmeen yang melihat raut wajah adiknya sedikit bingung. Sudah lama memang dia tidak ngobrol dengan adiknya. Ia sibuk sekali akhir-akhir ini.

Dulu, putusnya hubungan Yasmeen dan Firdan bertepatan dengan tamatnya sekolah asrama Lili. Alhasil walau seatap pun, mereka sibuk masing-masing. Yasmeen dengan pekerjaannya yang super gila apalagi semenjak resign dari kantor Firdan dan Lili dengan kuliah dan ambisinya untuk selesai 3,5 tahun.

Lili tak banyak berkomentar, dia dan sang kakak jarang berjumpa saat ia masih sekolah menengah, kurang lebih 6 tahun. Semenjak ibu mereka meninggal.

Mereka pun akhirnya kembali ke kamar masing-masing.

Yasmeen dikamarnya memandangi foto mereka berempat bersama sang ibu dan ayah waktu Lili masih kecil.

Diusapnya wajah pria cinta pertamanya tersebut. Seseorang yang sangat memanjakan Yasmeen dan Lili. Apapun yang mereka minta, apapun yang mereka rengek kan, selalu ayahnya turuti. Mengendongnya, menciumnya, berenang bersama, mengajarinya bersepeda, membelinya buku-buku, mengajaknya jalan-jalan, memilih sepatu dan tas-tas lucu, selalu datang saat acara sekolah. Yasmeen dan Lili adalah dua anak gadis yang manja pada pria itu. Ayah mereka.

Yasmeen terduduk bersandarkan tepian kasur. Sekarang usianya 32 tahun. Tapi dari lubuk hatinya terdalam, ia masih anak-anak yang haus akan kasih sayang seorang ayah.

Kesalahannya dulu yang tak bisa diterima oleh Firdan, dimana ia otomatis berubah menjadi manja, haus perhatian, cemburuan, suka merengek, minta ini itu. Sebenarnya adalah jiwa kecil Yasmeen dahulu. Ia berubah karena merasa ada sosok laki-laki yang mencintainya.

Dan sang ibu. Satu-satunya alasan Yasmeen berubah menjadi gadis yang independent. Semenjak ayah meninggal, Yasmeen bersikeras bekerja untuk menghidupkan mereka bertiga diusianya yang masih 20 tahun. Karena semenjak itu ekonomi mereka sedikit goyah. Beruntung masih ada tabungan dan kenalan ayah Yasmeen banyak. Tak sulit bagi Yasmeen untuk mendapatkan pekerjaan bagus seusai kuliah. Hingga bertemuan dengan bos firma tempat ia bekerja, Firdan Bagaskara Dwitama.

Yasmeen ingat satu pesan ibu.

"Jaga adik mu. Lindungi dia."

Gadis itu berdiri. Ia segera menganti pakaian kantornya dengan piyama dan mendatangi kamar sang adik. Agak canggung memang. Tapi ia pun tak mungkin hidup begini terus dengan adiknya.

"Udah tidur?"

"Eh? Belum kak."

Yasmeen meminta izin untuk masuk dan duduk di kasur Lili. Adik kecilnya sudah dewasa, desain kamarnya tampak menunjukkan kepribadian Lili yang anggun, lembut dan sensitif juga naif.

"Kamu mau ngasi tau apa?"

"Ha?"

Lili linglung. Kakaknya seperti tahu isi hatinya.

"Ada yang mau disampaikan kan?"

"Besok saja kau kakak sudah nggak capek."

"Udah nggak capek kok, sekarang aja."

(One Shot) You & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang