Kembara adalah pria tertampan dipesta penyambutannya kali ini. Tentu semua orang memandangi dengan tatapan takjub. Ia adalah pria dengan pendapatan tertinggi karena usaha kerasnya. Meningkatkan drajat keluarga semakin meroket ke angsaka.
"Terimakasih atas penyambutannya yang luar biasa. Saya mohon kerja sama kepada kalian semua karena mulai saat ini, saya akan bekerja di negeri tercinta ini. Oh.. Ya, saya juga akan memperkenalkan kepada kalian tunangan saya yang tercinta. Sherillyn."
Riuh tepuk tangan mengema dilangit-langit istananya. Bara tampak tersenyum ramah. Ia memeluk pinggang ramping Sherillyn mesra. Banyak orang memandangi mereka dengan tatapan memuja. Sangat serasi. Luar biasa.
Tak terkecuali satu orang.
Alleandra.
Gadis dengan rambut panjang yang ia ikat tersebut ikut tersenyum dan bertepuk tangan. Ia senang. Walau hatinya sedikit merasakan sesak.
Pesta berjalan dengan baik. Bara sesekali berbincang dengan klien atau teman ayahnya. Hingga sampailah ia di hadapan gadis dengan mata sayu tersebut. Menatap sinis dan tak lupa senyum miringnya yang epik. Sangat tampan.
"Sayang, bisa kau tinggalkan aku sebentar? Terimakasih." ucap Bara pada Sherillyn. Setelah mengecup kening gadis anggun itu.
Sherillyn mengangguk. Mengenali Alle. Tapi kenyataan bahwa Bara pernah menjalin kasih dengan Alle sedikit mengusik Sherillyn. Tatapan tajam itu diterima Alle dengan risih.
"Selamat, Pak." ucap Alle sambil menyodorkan tangan kearah Bara. Tapi pria tersebut mendengus sekaligus terkekeh meremehkan. Alle menarik kembali tangannya.
"Aku tidak perlu ucapan mu." Bara berkata dingin. Rasa marah dan kecewanya membekas di dalam hati. Gara-gara gadis di hadapannya inilah, Bara mendapatkan rasa kecewa teramat dalam dihidupnya. Kecewa ditinggalkan.
"Maaf kalau begitu. Tapi saya selaku karyawan diperusahaan RDK mewakili semua pekerja untuk berterimakasih karena telah menyelamatkan kami dari PHK besar-besaran. Walau sekarang kami adalah pekerja anda, kami akan tetap profesional dalam menjalankan pekerjaan kami."
Alle berkata dan tersenyum tipis. Tak dapat ia sebutkan betapa gusarnya ia sekarang dihadapan Bara. Pria yang telah menyelamatkan ribuan pekerja dan buruh diperusahaan tempatnya mencari uang. Karena Bara lah yang membeli semua saham RDK. Karena itu pula Pria yang sempat tinggal lama di Jerman ini memilih menetap kembali ke negeri kelahirannya.
"Aku lakukan itu bukan karena mu."
"Saya mengerti." Alle diam setelahnya. Menunduk demi menghindari tatapan tajam Bara yang terasa membakar. Ada tatapan benci di sana untuknya.
"Ingin rasanya aku mengusirmu dari apapun itu milikku. Tapi tenang, tidak akan aku lakukan, karena ada hal yang ingin aku tunjukkan pada mu." tatapan penuh dendam itu begitu membara. Seperti belati tajam yang menghunus Alleandra. Gadis ini mengerti sekali mengapa Bara begitu benci padanya.
"Terimakasih sudah bersikap profesional dan tidak melibatkan permasalahan pribadi antara anda dan saya di masa lalu." Alle mati-matian menahan desakan sakit didadanya. Merambat ke mata yang membuat rasanya begitu pedih.
"Saya akan terima apapun yang anda lakukan. Asalkan jangan karyawan lainnya." ucapan Alle membuat Bara tertawa walau pelan. Menyukai bentuk ketidakberdayaan gadis itu di hadapannya.
"Menyesal ha?" Bara memasukkan tangannya ke kantong celana. Tersenyum sinis.
Alleandra mengeleng pelan. Ia ikut tersenyum walau mata khasnya yang sayu menyatakan bahwa ia bersedih.
"Apa yang anda capai saat ini adalah karena usaha anda. Saya tidak menyesali apapun itu bentuknya."
Setelahnya, Alle memilih untuk pergi dari hadapan Bara. Memilih untuk menjauh karena hatinya begitu rapuh jika semakin lama berhadapan dengan lelaki itu. Pria yang ia tinggalkan begitu saja di saat Bara sedang memerlukan dukungannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(One Shot) You & I
RomanceBerisi cerita random singkat tentang cinta Oneshot / cerpen Langsung baca aja