1. Bersama orang Asing

16.2K 1.1K 36
                                    

A/N : Jangan bosen ya sama cerita di lapak ini yang temanya itu-itu aja. Soalnya selama aku suka, jadi gak masalah. Mungkin kalau ada saran untuk penulisan bisa komen orang dm 😄
Happy Reading🥰 jangan lupa follow gesss

***

Di sepanjang perjalanan. Baik Jea, pemuda yang telah resmi menjadi suaminya itu, serta kedua orangtuanya, masih terdiam dengan pikiran masing-masing. Bagaimana Jea bisa diciduk, itu adalah hal yang masih menjadi misteri.

Sekarang dia sudah berubah status, dari lajang menjadi istri orang. Dan lagi, apa yang akan dia katakan kepada keluarga besarnya mengenai hal ini?

Membayangkannya saja sudah tidak sanggup. Sejenak Jea melirik ke arah pemuda yang sedaritadi juga ikut diam. Bawaannya kesal sekali ketika melihat pemuda itu duduk dengan tenang sementara hati Jea sedang tidak baik-baik saja.

"Ayah akan bilang ke Nenek serta keluarga, kalau kalian berdua sudah menikah secara agama di sana. Setelah itu, bilang saja kalau kalian tidak ada biaya untuk membuat acara resepsi."

"Iya, yah."

Jea menjawab pasrah. Gak butuh waktu lama mereka untuk sampai, karena jaraknya hanya memakan satu jam perjalanan.

Beruntungnya rumah keluarga Jea berada tidak terlalu dekat dengan rumah keluarganya yang lain, meski masih satu kawasan. Setidaknya mereka sadar dengan siapa yang Jea bawa saat ini.

"Selamat datang."

"Lho, siapa yang kalian bawa?"

Jea menatap malas kakak perempuannya yang datang menyambut Jea bersama dengan keponakannya. Meski rindu dengan mereka, tetap saja kakaknya itu menyebalkan.

"Dia suami adikmu."

Pemuda yang tadi menyembunyikan wajahnya dengan tudung hoodie, akhirnya membuka hoodie tersebut dan tersenyum ramah kepada sang Kakak.

"Masya Allah, kasep pisan!"

"Dapet dimana kamu Je?"

"Kak Ayu mau aku banting?"

"Jangan banting Mama onjee!"

Putri kecil kakaknya langsung berlari dan memeluk kaki ibunda tercintanya. Maklum, masih bocil. Apalagi panggilan keponakannya kepada Jea adalah Onje, alias Onty Jea.

"Mamanya gak jadi dibanting Onje, soalnya Riris cantik sama imut."

Bocil itu melipat kedua tangannya di depan dada kemudian memasang muka jengkel, yang malah membuat Jea menahan untuk tidak tertawa.

Jea gak sadar kalau pemuda yang tadi berdiri di sampingnya, sudah langsung masuk ke dalam kamar Jea, yang memang letaknya di sebelah dapur. Kenapa pemuda itu bisa tau? Jelas karena Ibunya yang memberitahu Jea.

"Suami kamu pendiam juga ya je."

Iyalah orang Jea aja baru tau namanya tadi pagi. Jea berujar dalam hatinya, jujur saja semua terasa masih seperti mimpi. Namun kalau dia membongkar kalau dia saja baru kenal dengan pemuda yang menjadi suaminya itu, bukankah nyawa pemuda itu dalam bahaya?

"I-iya mbak, soalnya dia introvert," balas Jea.

"Barang-barangnya ditata nanti aja, kamu istirahat dulu. Nanti Ibu bangunkan pas azan zuhur."

Jea mengangguk, baru saja kakinya hendak melangkah pergi, sang ibu menahan tangan Jea kemudian memberikannya kalung dengan permata berbentuk bintang.

"Ini, jangan lupa sama mas kawinmu."

"Iya bu."

Jea kemudian masuk ke dalam kamar. Begitu dia masuk, Jea bisa melihat Caska sudah terlelap diatas ranjangnya. Sekarang biarkan Jea berpikir, dimana dia harus tidur?

Suprise! Marriage | ZHONG CHENLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang