4. Seputih Salju

10.6K 839 21
                                    

A/N : jangan lupa tinggalkan jejak dan follow akunnya yaa🥰

***

"Mulutnya Bu'dhemu itu ya? Kenapa gak bisa dilakban sekali aja. Ngurusin hidup orang terus, Ibu pengen ngomong tapi takutnya dia tersinggung. Pengen bahas utang sawahnya yang lima puluh juta belum dia kembalikan," ujar Ibu dengan marah.

Sepulang dari arisan kemarin Ibu memang mengomel terus. Sudah biasa juga sih ibu seperti ini, apalagi ada Kak Ayu yang jadi tukang ngomporin, sementara Ayah menyuruh Ibu untuk bersabar.

Meski gak tau dengan pasti, yang jelas Caska hanya bisa mengamati dan entah kenapa ikut kesal juga. Kalau soal membandingkan keluarga ini dengan keluarga ibu-ibu yang ditemuinya kemarin, Caska tau akan hal itu.

"Sudah bu, itu kan sudah berlalu. Kaya gak tau aja mulutnya si Laksmi bagaimana?"

"Justru itu yah, Ibu gak habis pikir karena sekarang sasarannya Jea. Putri bungsu kita, kemarin juga Ayu kena sentil karena lama hamil, sekarang?" Ibu geleng-geleng.

Daripada marah-marah lagi, Ayah mengajak Ibu untuk masuk ke dalam rumah menenangkan diri. Soalnya kalau makin marah-marah, banyak rahasia yang terbongkar.

Meninggalkan Kak Ayu, Riris yang lagi tidur tanpa terusik apapun, Caska dan juga Jea. Mengingat hari ini Kak Ayu menginap, karena sang suami ada tugas ke luar kota dengan atasannya.

"Je, kemarin kakak lihat kamu sama bayu ngobrol serius di dapur. Kamu bicara apa sama dia?"

"Bayu?" Caska membeo.

"Iya ka, Bayu itu mantan---"

"Aku gak pernah pacaran sama Bayu kak."

"Tapi kamu dulu suka kan sama dia? Kalau gak sepupuan mungkin aja ... Eh, Maaf Caska bukan maksud buat ngomporin. Supaya kamu tau aja, jangan kasi istrimu ini berduaan sama lelaki bernama Bayu, nanti Jeanya diambil."

Wajah Caska berubah masam, namun dia hanya diam tanpa mau berkata apapun. Meski Jea sudah berapa kali Klarifikasi kalau dia gak ada hubungan sama Bayu.

"Bayu itu udah punya istri Je, kamu juga punya suami. Fokus aja sama Caska."

"Tanpa kakak kasi tau, aku juga bakal ngelakuin hal itu."

"Itu apa?" Kak Ayu malah berubah ambigu.

Caska mendadak bangkit dari tempatnya. Hal itu membuat Jea bertanya-tanya meski dia gak langsung menyusul Caska karena masih ingin mengobrol dengan kakaknya.

"Caska marah tuh kayanya. Awas besok pagi gak bisa jalan," ujar Kak Ayu ambigu yang seakan-akan terlah berhasil mengompori Caska.

"Kak!"

"Nanti Riris aku bangunin."

"Kalau Riris bangun gara-gara kamu, ya aku suruh Riris tidur sama kalian. Mau gak?" Balas Kakaknya mengancam.

"Ck, gak asik Kak Ayu mah."

Kak Ayu terkekeh-kekeh, "lagian kan wajar kalau suami istri begitu. Kakak cuma gak mau kamu itu kena gunjingan lagi gara-gara lama hamil kaya waktu kakak."

"Sebenarnya ucapan orang gak penting, tapi kita masih mikirin ucapan orang. Kadang nasehat itu harus dikatakan beribu kali baru kita bisa mengerti," tambahnya.

"Sok bijak."

Jea sebenarnya mengerti perasaan kakaknya. Karena Jea tau, saat Jea masih kuliah, Kakaknya sering datang untuk sekedar berkeluh kesah masalah momongan. Beruntung gak lama setelahnya Kak Ayu hamil.

"Kamu ini, dikasi tau juga."

"Sana kamu masuk aja susul suami kamu. Nenenin supaya tenang."

"Kak," tegur Jea.

Suprise! Marriage | ZHONG CHENLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang