10. Normal atau Sesar

8.5K 726 36
                                    

Sepi bangetttsss guysss ...
Pdahal aku mengangkat isu keluarga negeri konoha tercinta🫶😭 yuk komen yuk, sad aku. Lemes gak lihat komen kalian misuh✋🏻👉🏼👉🏼😭
Kalian suka cerita ini kan ya?😭
Oiyaa inget cerita di Fizzo itu tayang setiap SABTU DAN MINGGU bukan tiap hari wkwkw

***

Masalah gelang emas itu akhirnya usai tatkala Prita yang langsung konfirmasi, kalau dia yang teledor dengan meletakkan gelang itu di atas meja. Meski masalah berakhir, tetap saja rasanya menyebalkan mengetahui keluarga kalian tetap di cap jelek.

"Aku gak pengen kaya dulu, karena hidup sederhana kaya gini aja udah bikin kita bahagia ka."

"Tapi sekarang? Aku malah pengen jadi kaya aja, supaya bisa bikin keluarga Bu'dhe ku itu gak macam-macam lagi, dan bikin Nenek berpihak sama keluarga aku."

Jea curhat karena dia gelisah akan sikap keluarga Bu'dhenya. Dia pikir seiring berjalannya waktu, saat Jea sudah dewasa. Masalah seperti ini sudah tidak terjadi lagi, tapi ternyata Jea salah besar.

Sudah hampir setahun mereka menikah. Benar-benar takdir yang tidak terduga. Awalnya keciduk di kosan, mereka malah merasa nyaman satu sama lain.

Deeptalk sebelum tidur adalah hal yang sudah biasa di lakukan oleh Jea dan Caska. Paling-paling juga masalah keluarga yang tiada habisnya.

Lebih tepatnya keluarga Ayahnya. Yang benar-benar toxic dan selalu membanding-bandingkan penerusnya. Selalu merasa bahwa kehidupannya lebih baik dan merendahkan yang dibawah.

Jea juga bercerita kalau awalnya mereka itu keluarga kekurangan. Ibu sama Ayah direstui pernikahannya saat Ayah jadi PNS dan itu terjadi saat aku kelas 2 SMP. Semuanya berubah dari sana.

Awalnya keluarga mereka tipe keluarga, yang kalau ada acara kumpul pasti jadi tukang bersih-bersih. Dengan alasan mereka kurang berada dan tidak bisa menyumbang apapun.

Jahat bukan?

Tapi itu kenyataannya. Meski udah bisa kasi Nenek amplop, tetep aja dijadiin ajang buat ngebandingin anak-anak mereka ke keluarganya Jea.

Memang kalau terdengar, cerita Jea ini adalah cerita biasa dan lumrah terjadi. Tapi tidak bisakah Jea keluar sebentar dan merasa muak?

Caska menarik Jea ke dalam pelukannya, "cup, cup, Jea jangan marah-marah terus. Nanti Jea cepet tua. Caska gak mau Jea lebih cepet tua dari Caska."

Jea yang kini membalas pelukan Caska, menoleh ke arah Caska dan memberikan tatapan tajam ke arah pria itu.

Sudah jadi pria ya kawan-kawan. "kalau aku tua, kamu mau ninggalin aku?"

Caska panik!

"Salah bicara, aku salah bicara Jea. Maafin ya."

"Ck, selalu begitu. Pasti minta maaf duluan sebelum memulai kesalahan."

"Je, gimana kalau Caska cari kerja tambahan? Selain jaga ladang dan kasi makan hewan, sepertinya masih kurang buat jadi kaya," ucap Caska yang kini mengelus surai rambut Jea.

"Gak perlu capek-capek, kalau kata Ayah. Nikmati aja hidup sama orang-orang tercinta kita. Kan gaji aku lumayan cukup buat kita makan sehari-hari, kalau Gaji Caska, mungkin aku pake buat tabungan masa depan."

Caska mengulum senyum. Dia selalu bahagia berada di samping Jea. Seandainya Caska tidak bertemu Jea, entah apa yang akan terjadi padanya.

"Besok, aku mau pergi jenguk Prita. Bareng sama Ayah. Ibu gak bisa ikut, karena dia masih mau menenangkan diri."

"Aku boleh ikut?" Mata Caska terlihat berbinar.

Jea menggeleng, "Jangan deh, nanti kamu terkena virus sakit hati kalau ketemu mereka."

Suprise! Marriage | ZHONG CHENLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang