44. Jea ngidam, Caska naik pitam

10.4K 658 132
                                    


Sengaja update malem soalnya pembahasan dibawah ini agak Mature wkwkw
Sangat tidak ramah jika update siang😂
Padahal aku selesai ketik pagi tadi eheheh maklum lagi gak puasa. Btw kalian juga jangan lupa mampir ke cerita "Menikahi Adik Boss!" Di Fizzo ya, ceritanya setipe sama ini tapi lebih kompleks wkwk

***

Jalanan kota saat itu terlihat lebih senggang ketika rona Langit berubah warna menjadi jingga terang. Caska terlihat khawatir sepanjang perjalanan. Dia mendapatkan kabar kalau Jea ingin sekali makan rujak Thailand yang sedang viral.

Awalnya Caska memaklumi keinginan Jea. Karena dia tau kalau istrinya itu sedang mengidam. Namun tidak lama setelah keinginannya terpenuhi, Jea langsung dilarikan ke rumah sakit akibat keram perut yang dia rasakan.

Beruntung disana ada Nenek yang tidak pergi keluar rumah. Sehingga Jea cepat ditangani, namun tetap saja perasaan cemas dan gelisah yang dirasakan oleh Caska, berada pada taraf puncak, dimana dia menggebu-gebu akan hal tersebut.

Sesampainya di ruangan Jea, Caska langsung duduk di kursi kosong yang memang berada di samping Jea. Wanita ifu tampak melirik takut ke arah Caska, karena tatapannya yang tajam begitu duduk disampingnya.

"Nenek mana?"

"Kamar mandi."

"Kok bisa sampe masuk rumah sakit sih bun?"

Jea menunduk, tangannya sedikit gemetar. Dia benar-benar sudah menduga kalau Caska kemungkinan besar mengamuk setelah mengetahui penyebabnya.

"Mules biasa kok, terus keram. Mungkin dedeknya kepedesan," balas Jea yang kini menyengir, berusaha untuk menenangkan atmosfer sekitar yang mendadak panas.

Caska menghela nafas jengah, "Kan tadi udah diingetin, kalau mau makan rujak boleh. Asal jangan pedes-pedes, kenapa ngeyel banget sih bun, kalau udah begini yang kena bukan cuma kamu doang lho, tapi anak kita!" Suara cempreng Caska masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. Meski begitu Jea hanya mengangguk menuruti ucapan suaminya.

Salah Jea juga yang makan rujak Thailand dengan lever hard maximal. Lupa kalau dia lagi hamil, dan gak inget dia bawa buntelan itu kemana-mana.

Ceklek!

"Udah datang kamu ka," sapa Nenek yang kini duduk di sofa mewah ruangan inap VIP tersebut.

"Iya nek, tadi kok Jea dibiarin makan yang pedes ya? Padahal Nenek bisa larang, kalau dia nakal jewer aja kupingnya." Nenek terkekeh mendengar ucapan Caska yang kini berkacak pinggang setelah berdiri mengambilkan minum untuk Jea.

Jea mengerucutkan bibirnya sebal, "Itu tuh gak sengaja sebenarnya, iya kan nek."

Nenek menggeleng, "Maaf ya jea, nenek kali ini berpihak sama Caska. Tadi Nenek udah ingatin lho, gak usah makan pedes. Untuk dedeknya gak kenapa-napa," ucap Nenek.

Jea menunduk, "Iya Nek, ini salah Jea memang." Mau nangis tapi malu. Gak tau deh, rasanya kaya terintimidasi tapi memang apa yang menjadi alasan Jea di intimidasi dapat dibenarkan.

"Kalau dikasi nasehat itu dengerin, jangan iya-iya aja." Caska tidak tau kalau Jea yang menunduk ini sedang menahan tangisannya.

"Iya aku salah," ucap Jea yang suaranya mulai gemetar.

Nenek menahan senyum, "Ka, kamu kan udah disini, nenek mau balik duluan ya. Nanti malam Nenek datang lagi temenin nginep. Soalnya hari ini Oma Ira mau datang berkunjung sebentar." Wanita tua baya itu bangkit.

"Hati-hati oma," cicit Jea yang gak mau ketahuan kalau lagi nahan nangis.

"Iya, ka. Itu istri kamu mau nangis lho. Udahan dimarahnya." Caska membulatkan matanya kemudian memperhatikan Jea dengan seksama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Suprise! Marriage | ZHONG CHENLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang