2. Pemuda yang Ramah

14.7K 1K 31
                                    

A/N : Happy Reading! Jangan lupa follow dann komen yaa😘

***

"Rencananya kamu mau kerja?"

"Iya Bu, aku udah coba nanyain Mas Danu. Siapa tau di kelurahan ada lowongan untuk jadi tenaga administrasi."

"Kamu baru menikah lho, gak tanya suami kamu dulu?"

Jea refleks menoleh ke arah Caska yang hanya diam sembari menikmati hidangan sarapan yang sudah disuguhkan. Mungkin ini terasa sangat baru bagi Caska, sehingga dia menikmati tanpa mendengar apa yang sedang mereka bicarakan.

Ayah juga terlihat biasa-biasa saja, karena memang dikejar waktu untuk masuk sekolah tepat waktu. Mengingat ini sudah masuk waktu pengisian raport siswa. Ayah Jea adalah seorang Guru PNS. Dulu Jea disuruh masuk keguruan, tapi Jea nolak, soalnya gak percaya diri buat tampil di depan banyak siswa.

"Ridho suami, ridho Tuhan. Jangan sampai lupa."

"Iya bu," jawab Jea patuh.

Aslinya dia bingung sendiri, bagaimana cara dia mengajak Caska bicara kalau pemuda itu saja terlihat pendiam dan Jea masih merasa asing dengan kehadiran Caska.

Sempat ingin Jea serahin aja ke kantor polisi, siapa tau dengan kesana Caska bisa kembali ke keluarganya. Meski Jea ragu, apakah Caska ini punya keluarga atau sebatang kara.

Selesai sarapan, Ibu pamit ke pasar, ikut dengan Ayah sekalian Ayah mau ke sekolah. Meninggalkan Jea dan Caska yang kini duduk di dalam keheningan.

"Caska."

Pemuda itu menoleh, "Aku mau kerja, kamu gak masalah kalau aku kerja?"

Caska tampak berpikir keras, Jea sudah harap-harap cemas Caska tidak memberikannya izin. Apalagi raut wajah Caska seakan menyiratkan kalau sekarang dia sedang marah dan kesal. Atau ini hanya perasaan Jea saja?

"Kalau kamu tidak membolehkan, bagaimana nanti kita makan dan melengkapi kebutuhan sehari-hari. Kamu tau kan, kita saja sama-sama tidak punya pekerjaan?"

Caska masih pada ekspresinya tadi, kemudian bersuara dengan pelan, "apa itu kerja?"

"Hah?"

"Kerja ... Kamu gak tau?"

Caska menggeleng, "ah, sebenarnya aku ...."

Dimata Jea kelakuan Caska sekarang mencurigakan. Karena pemuda itu terlihat ragu dan juga bingung. Seakan ada yang ingin dia sampaikan kepada Jea.

"Bicara aja, aku gak ngapa-ngapain kamu kok setelahnya."

"Ka-kalau aku bilang, aku cuma ingat namaku dan nama ayahku aja ... Kamu bakalan percaya?"

"Hah?"

"Maksudnya?"

"Aku gak paham Caska, coba jelasin pakai bahasa manusia."

"Memangnya tadi aku pake bahasa apa?"

Jea terkekeh setelahnya, "iyalah! Aku gak percaya, masa sih?"

Saat ini Caska terlihat jujur. Manik matanya seakan sedang berkilau dan bergemilang. Seakan-akan sedang meyakinkan Jea tentang apa yang terjadi sebenarnya.

"Kalau begitu coba jelasin ke aku sekarang, kenapa waktu itu kamu ada di kosan aku?"

Caska mencoba mengingatnya, dia berada di ruangan kosong dengan posisi tangan dan kaki di ikat, kemudian ada orang yang selalu menyebut nama dan juga nama ayahnya, kepalanya sakit saat itu namun dia berusaha untuk melepaskan diri.

Caska juga ingat dia memukul beberapa penjaga yang ada di sana, sampai akhirnya bisa lolos dan nyasar ke lingkungan tempatnya bisa berakhir dengan Jea sekarang.

Suprise! Marriage | ZHONG CHENLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang