26. Perasaan mendalam

6.1K 616 30
                                    

Yukk yang punya fizzo mampir ke cerita yang judulnya penerus rahasia. Wkwkw sama yang suka ZB1 bisa mampir ke cerita baruku judulnya Sweet Liar, yang main Kim Taerae wkwkw. Sama JANGAN LUPA FOLLOW AKUN INI🤘

***

"Kamu sudah mau kembali?"

Jea mengangguk singkat sebagai jawaban. Lagipula dia kesini karena perintah dari Nenek, membawakan bekal untuk Caska. Mau berlama-lama juga tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

Caska tau gak sih! Kalau sekarang Jea benar-benar merindukannya. Namun semua angan-angan tentang Caska seakan pupus karena Jea sadar letak posisinya sekarang. Caska dan Jea bak langit dan bumi, sulit untuk bertemu kecuali dunia memang benar-benar berakhir.

"I-iya Tuan, saya harus kembali."

Caska terdiam dengan ekspresi yang tidak dapat diartikan. Karena sekarang dia merasa bimbang harus membiarkan Jea pergi atau tidak?

Hatinya enggan, namun untuk menahan Jea di sini Caska akui dia tidak punya alasan. Logikanya seakan jalan ketika menyadari bahwa Caska harus bangkit dari kenyataan. Jea sudah menikah, lalu kenapa Caska harus berpikir untuk mengejar Jea?

Caska hanya bisa pasrah membiarkan Jea pamitan kepadanya dengan senyum yang membuat hati Caska terasa aneh. Entah kenapa dia merasa kalau sekarang, Caska benar-benar ingin Jea berada disini.

Caska hendak fokus kembali kepada pekerjaanya. Namun belum lama Jea keluar, wanita itu masuk lagi dengan tatapan tidak enak hati. Mengetahui Jea kembali ke ruangan membuat Caska bangkit dengan cepat dari ruangannya. Wajahnya masih datar seperti semula, namun hatinya merasa sedikit senang.

"Maaf Tuan, sa-saya tunggu disini dulu gak apa-apa?" Tanya Jea ragu.

"Ada apa?"

"Katanya Lift sedang dalam perbaikan. Mau turun tangga, saya gak sanggup," balas Jea dengan terus menunduk.

Caska menahan untuk tidak tersenyum, "Tidak masalah. Atau kalau perlu, kamu tunggu saya selesai bekerja, kita pulang sama-sama."

Jea bimbang karena sekarang Caska menawarinya untuk pulang bersama. Melihat raut wajah Jea yang berubah kikuk, membuat Caska jadi bingung sendiri. Apa tadi dia sudah salah bicara?

Pada akhirnya Jea duduk di sofa sembari menanti waktu yang entah kenapa terasa cepat sekali berlalu. Diam-diam Jea melirik ke arah Caska yang saat ini menatap tumpukan dokumen di hadapannya. Tangan Caska dengan gesit menari membubuhkan tanda tangan diatas salah satu kertas.

Kapan Jea bisa berlari ke arah Caska dan memeluk prianya. Tidak tahukah Caska kalau saat ini Jea merindukannya? Tidak tahukah Caska kalau selama ini Jea menyesal karena telah membiarkan Caska pergi untuk mencari kerja?

Waktu benar-benar berjalan begitu cepat. Saat sekretaris Caska masuk untuk memberitahu jadwal besok dan mengambil beberapa dokumen penting yang sudah disetujui.

"Ssssttt."

Pria itu berjalan dengan perlahan ketika dia menyadari ada seorang wanita yang kini duduk dengan mata terpejam dan bersandar pada sofa. Pria yang tak lain adalah Julian, sekretaris kepercayaan Caska, tampak terkejut menyadari bahwa wanita yang tertidur itu sedang hamil.

Tidak! Tunggu? Sejak kapan Tuan muda ini berhubungan dengan wanita? Bahkan saat dia kembali menjadi penerus sah perusahaan ini. Tidak sekalipun Julian mendengar kabar bahwa Tuan Mudanya menjalin hubungan dengan wanita.

"Saya ingin memberitahu anda kalau besok, kami harus mengirim utusan pergi ke Australia."

"Hm, kamu bisa mengutus salah satu dari divisi dua. Saya mengetahui bahwa orang-orang disana cukup bisa diandalkan." Caska membalasnya setengah berbisik, sesekali dia melirik Jea setelah berkata seperti itu. Seakan takut Jea bisa terbangun karena suaranya.

Suprise! Marriage | ZHONG CHENLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang