8. Bucin

9.5K 707 18
                                    

Sorry kemarin keasikan liburan jadi gak update wkwkkw

***

Caska menyambut paginya dengan ceria. Setelah kemarin dia mengajak Jea pacaran, jawaban Jea membuat Caska semangat bukan main.

"Gak ah."

"Kita bahkan udah satu ranjang dan kamu masih mau ngajak pacaran?"

Rasanya darah Caska mengalir lancar tanpa hambatan. Pasokan oksigennya terasa begitu banyak. Semangat pagi yang meluap-luap tentu saja sampai membuat orang rumah keheranan.

Mana Jea daritadi terus menghindari tatapan Caska yang aneh bukan main. Gimana gak menghindar kalau Caska selalu tersenyum ke arahnya kemudian mengendikan bahunya, seakan menjawab tatapan pertanyaan dari Jea.

"Kamu gak berangkat ke ladang?"

"Nanti, aku mau temenin kamu dulu ke tempet kerja."

Jea segera menggeleng, "Gak perlu, nanti aku ikut berangkat sama ayah. Kamu duluan aja."

Caska menggeleng, "Aku kan harus menjadi suami yang bertanggung jawab. Mau ngerasain juga nganterin kamu kerja."

"Ekhem."

Ayah berdehem setelah lama menjadi nyamuk antara keduanya. Sementara itu Ibu bangkit untuk mengambil lauk yang masih tersisa.

"Bagus Caska, kalau perlu kamu tunggu saja istrimu itu sampai pulang kerja."

Jea berdecak sebal, kemudian menatap ke arah Ayahnya dengan tatapan yang mengisyaratkan sang Ayah agar tidak memprovokasi Caska. Meski Jea tau, Caska tidak mungkin terpengaruh.

"Boleh tuh Yah, Caska setuju."

"Caska," tegur Jea.

Pemuda itu hanya memberikan kekehan kecilnya, kemudian meletakkan lauk di piring Jea. Padahal lauk Jea masih banyak di atas piring.

"Makan yang banyak, biar enak dipeluk."

"Pftt--bwahahaha, ada-ada aja kamu Caska," celetuk Ayah mertuanya.

Pada akhirnya Caska menemani Jea pergi ke tempat kerja. Mana yang bawa motor itu Jea, dan Caska menumpang di belakang.

Jea mau nganterin Caska ke ladang. Tapi Caska nolak, karena dia mau mengantar Jea sampai tempat kerja. Nanti Caska jalan kaki kalau pergi ke ladang, atau pilihan terburuknya Caska minta Haikal buat jemput.

Besok-besok Caska mau minta Haikal mengajarinya naik motor. Soalnya Caska mau menjadi orang yang mengantar jemput Jea setiap saat. Gak enak sebenarnya membiarkan Jea yang jadi depan dan dia jadi penumpang.

"Je," panggil Caska.

"Ada apa?" Tanya Jea yang sudah mau masuk ke dalam.

"Aku sering perhatiin Ayah sama Ibu sebelum Ayah berangkat kerja, Ibu pasti cium tangannya Ayah."

Jea menatap tidak percaya ke arah Caska. Semenjak kapan Caska jadi segenit ini? Walaupun memang itu udah jadi kebiasaan kedua orangtuanya, tapi tetep aja sisi Caska yang baru Jea ketahui ini membuatnya terkejut.

"Yaudah sini," ujar Jea.

Caska mendekat, Jea langsung mengecup pelan punggung tangan Caska. Tanpa Jea ketahui sekarang, Caska malah senyam-senyum tidak jelas.

"Aku masuk dulu ya," pamit Jea kemudian mengucap salam yang langsung dibalas sumringah oleh Caska.

Pada akhirnya Caska jalan kaki ke ladang. Apalagi jaraknya gak terlalu jauh dari tempat Jea bekerja. Inilah yang dinamakan sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.

Suprise! Marriage | ZHONG CHENLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang