24. Mengganjal

6.3K 625 68
                                    

A/N : Kalian lagi pada sibuk ya huhu sedih beut daku😢 btw kalau ada punya fizzo mampir yuk ke ceritaku yang judulnya Biar aku saja yang menikah :") Ceritanya James sama andria update tiap hari terjadwal.
Jangan lupa komen gess

***

Hari ini hari minggu. Jea harus izin pulang ke rumah sang kakak karena Ayah dan Ibu akan datang berkunjung. Bisa gawat kalau sampai Ayah dan Ibu tidak menemukannya di sana.

Jea masih belum bisa mengungkapkan tentang dirinya yang bekerja. Sudah pasti Ayah dan Ibu tidak akan setuju. Oleh karena itu Jea meminta sang Kakak untuk merahasiakan tentang pekerjaan dan juga tentang Caska.

Benar kata Kak Ayu, Jea sudah seharusnya membuat kedua orangtuanya itu mengganggap bahwa sosok Caska sudah tidak ada. Dengan begini mereka bisa sama-sama berada di jalan masing-masing setelah Jea menguatkan hatinya untuk meninggalkan Caska.

"Pagi sekali, mau kemana Jea?" Tanya Merin begitu melihat Jea yang sudah rapi dengan pakaian santainya.

"Aku mau pulang ke rumah kakakku. Hari ini libur, jadi harus dimanfaatkan untuk bertemu dengan keluarga."

"Ah, begitu ya."

"Kalau aku mau pergi ke tempat ibadah, tapi mungkin jalan-jalan sebelum kembali kesini," ucap Merin

"Hati-hati ya Merin, aku pamit."

"Iya Je," balas Merin.

Jea memang pergi pagi sekali. Mungkin pukul enam pagi dia sudah pamit pergi. Kemarin Jea sudah membereskan pekerjaan dengan cepat. Meski tau kamar Caska mungkin akan berantakan lagi, setidaknya dia sudah meletakkan baju-baju yang dilipat itu di lemari Caska.

Ketika keluarga Wijaya itu tengah menikmati sarapan bersama. Caska baru menyadari kalau pelayan yang mengurusnya hari ini tidak terlihat. Biasanya dia akan menyapa Caska dengan gugup lalu kabur setelah Caska menjawab, seakan sengaja menghindar dari Caska.

Caska sebenarnya ingin bertanya, namun dia malu untuk menanyakan dimana keberadaan Jea. Sosok Tuan Muda keluarga Wijaya mencari keberadaan pelayannya. Itu agak ... Aneh kalau sampai Nenek dengar.

"Pak Daris. Jea sudah pergi ya?"

Caska menoleh ketika Neneknya yang lebih dulu membahas tentang Jea. Caska benar-benar merasa aneh, mengapa dia bisa penasaran dan tertarik dengan kehadiran Jea.

Awalnya rasa penasaran itu bermula ketika Nenek sangat mempercayai sosok Jea. Baginya Nenek adalah orang yang sangat berpendirian teguh dengan mata elang yang berhasil mengetahui niat seseorang dan selalu merasa curiga.

Namun ketika melihsi interaksi antara Nenek dan Jea. Rasanya baru kali ini Nenek berbicara dengan santai dan bebas bersama Jea.

Setelah melihat Jea langsung, Caska awalnya biasa saja. Tapi dia selalu merasa kalau Jea itu sengaja menghindarinya. Tidak seperti pelayan yang akan bersama dirinya lebih lama, Jea justru selalu kabur ketika Caska hendak mengajaknya lebih lama untuk mengobrol.

Apa dia sudah berdosa menarik perhatian wanita yang sudah bersuami? Pikirnya.

"Sudah Nyonya. Beliau pergi pagi sekali karena harus membeli sesuatu sebelum pulang."

Nenek tampak khawatir, "Padahal sudah ku suruh dia bersama Aster. Tapi dia menolak," gumamnya.

Caska berdehem, "Tumben sekali Nenek sepeduli itu sama pelayan. Masa Pelayan lebih penting dari Caska?" Ujar Caska dengan bibir mengerucut yang seakan sengaja bertingkah manja di depan neneknya.

"Jea sedang hamil, Nenek khawatir dia kenapa-napa di jalan," balas Nenek seraya menggeleng pelan.

"Meski pelayan, Jea itu orang yang sangat berjasa dan sudah menolong Nenek waktu tersesat. Kalau gak ada dia, Mungkin nenek akan---"

Suprise! Marriage | ZHONG CHENLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang