17. Waktu yang terlewat

6.1K 653 38
                                    

A/N : Udah pada mulai sibuk gak nih? Oh iya aku terbuka untuk sarannya ya. Pasti aku keep dan revisi dikemudian hari, meski gak tau kaffan :)
Kalau ada yang punya karyakarsa bisa yuk follow followan. Aku ada rencana masukin cerita baru di sana, soalnya di karyakarsa itu bisa nerbitin cerita sesuai waktunya 😭✋🏻 jadi enak aja di pake, Aku suka sebenarnya update terjadwal, cuma karena di wattpad gak ada fitur update terjadwal kaya di fizzo maupun karyakarsa, makanya aku suka lalai
Note: ceritany belum ada, cuma bagi yang punya kk bisa follow👍 Kalian bisa cek di laman profilku ya, disana ada linknya.
Siapkan hati kalian ya karena Caska Dan Jea🤭🤭🤭

***

Perlahan-lahan semua kembali normal. Usia kandungan Jea menginjak bulan kelima. Dia bisa merasakan gerakan kecil dari dalam perutnya kemudian memberikan sensasi menggelitik yang tidak bisa Jea jabarkan secara rinci.

Jea memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya. Tabungannya cukup untuk sementara, apalagi ada Ayah, Ibu beserta kakaknya yang selama ini mendukung Jea untuk bangkit setelah Caska menghilang tanpa jejak.

Sejak awal Jea sadar, kemungkinan Caska untuk pergi meninggalkannya begitu besar. Dia dan Caska saja bertemu karena ketidaksengajaan. Salahkan hati Jea yang terlalu ceroboh dan cepat luluh dengan Caska.

"Besok Kak Ayu sama Mas Derry jadi pergi?" Tanya Jea.

Berita tentang Mas Derry yang naik jabatan membuat keluarga mereka cukup bersyukur. Katanya juga Mas Derry dan Kak Ayu kemungkinan besar pindah ke kota. Karena pekerjaan Mas Derry mengharuskan mereka tinggal di sana.

Dalam waktu satu bulan mereka dengan cekatan mencari hunian sementara berupa rumah kontrak. Karena mau cari rumah untuk permanen, mereka belum ada biaya untuk itu.

"Iya karena lusa Mas Derry harus mulai masuk kerja seperti biasa. Kamu mau ikut Kakak gak, menginap beberapa hari untuk refreshing?" Tawar Kak Ayu.

"Kita ke sana pakai Mobil Ayah, nanti Ayah jemput kamu pulang."

"Soalnya kakak kurang kenal daerah Kota. Kalau kamu kan sudah pernah kuliah disana. Pasti bisa ngajak kakak cari keperluan dan belanja di sana," tambahnya yang ingin Jea ikut ke kota.

Jea mungkin akan memikirkannya setelah melihat situasi dan kondisi. Dia sendiri belum tau apakah rawan bepergian disaat hamil begini.

Walaupun malamnya Ayah dan Ibu mengizinkan Jea ikut pergi bersama dengan sang Kakak karena ingin melihat Jea liburan dan tidak murung lagi.

"Memangnya orang hamil boleh pergi jauh ya bu?" Tanya Jea penasaran. Dia masih ragu untuk pergi mengingat ada nyawa lain yang harus dia jaga.

"Boleh kok, jarak yang ditempuh ke kota gak sejauh pergi keluar pulau. Pasti aman kok, asal kamu jangan lupa makan dan istirahat, sama hindari melakukan aktivitas yang memberatkan."

Pada akhirnya Jea luluh dan kini bersiap untuk pergi ke kota. Mereka juga pergi diantar Ayah, karena memang hanya Ayah yang punya mobil. Jangan lupakan beberapa barang yang diangkut dengan mobil lain, mengikuti mereka dari belakang.

"Ayah jemput lagi Minggu depan ya Je. Kamu temenin aja Kakakmu dan keponakanmu di sana."

"Iya yah," jawab Jea.

Mas Derry sudah lebih dulu berangkat untuk menyiapkan tempatnya. Ayah dengar dari Kak Ayu juga, Mas Derry akan lebih sibuk dari biasanya. Jadi Kak Ayu takut ditinggal sendiri sebelum terbiasa beradaptasi di lingkungannya nanti.

Jalan perkotaan memang selalu ramai. Mereka disapa kemacetan di sepanjang jalan, padahal mereka berangkat cukup pagi tadi.

Sejauh mata Jea memandang, yang bisa Jea lihat hanya gedung-gedung dan pertokoan. Dia jadi ingat saat-saat dia kuliah dulu.

Suprise! Marriage | ZHONG CHENLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang