38. Caska Makin Nackal

9.2K 634 20
                                    

Kalau menurut Caska ini pengalaman pertama dia pergi memancing di kolam khusus yang sudah terisi banyak ikan. Awalnya mereka hendak memancing di sungai, namun melihat volume air yang terlalu besar dan deras, Bapak memutuskan untuk mengajak Caska memancing di tempat biasa.

Sungai sedang mengamuk, kalau kata Bapak, terkadang kita harus mempercayai takhayul sebagai bentuk penjagaan diri agar tidak terkena bala. Contohnya air sungai yang mereka lihat mengalir deras tersebut. Bapak juga menambahkan kalau terkadang sungai yang deras sedang meraung meminta tumbal. Meskipun dalam hati Bapak hanya bercanda, tidak disangka raut wajah Caska akan seserius itu.

Mereka berdua duduk berdampingan menggunakan kursi kecil sembari menunggu umpan ditangkap oleh mangsa. Meski saling diam-diaman, namun Caska tidak merasa canggung, wong bapak malah bersandar sembari menghisap rokok di tangannya.

"Rokok ka?" Tawar bapak.

Caska menggeleng, "Caska gak ngerokok pak."

"Bagus lah, ibumu itu kalau lihat bapak merokok pasti langsung digunting rokoknya."

Caska Terkekeh, "Demi kesehatan pak."

"Wah, kamu sama aja sama ibu."

Mereka kembali terdiam, namun untuk mengatasi keheningan diantara mereka berdua, Caska mencoba untuk bertanya pada Bapak tentang alasan yang mungkin dipikirkan oleh Bapak sehingga mau mempercayai putrinya menikah dengan Caska.

Bapak yang mendengar pertanyaan Caska tertawa kecil, "Baru sekarang penasaran?"

"Iya."

"Hm ... Dulu kamu sama Jea itu kepergok di kostannya Jea, warga salah paham dan ngira kalian berdua kumpul kebo. Jadi untuk menghindari fitnah, kalian berdua dinikahkan."

Caska diam-diam mencerna ucapan Bapak, karena dia sendiri baru tau kalau alasan kenapa Jea dan dirinya di masa lalu bisa menikah, karena tuduhan kumpul kebo.

"Bapak tau, kalau kamu sama Jea gak pacaran. Kan kamu sendiri yang cerita dengan jujur tentang apa yang sebenarnya terjadi sama kamu waktu itu. Bapak terkesan dengan kejujuran kamu, dan merasa kalau Bapak titip Jea ke kamu, mungkin perasaan Bapak akan lebih tenang," tambahnya kemudian menghisap lagi rokok yang setengah habis itu.

"Terus kamu menghilang pas cari kerja, kami semua bingung dan sampai nyari ke kantor polisi, sayangnya kami gak punya informasi lengkap tentang identitas kamu."

Wajar sih, Caska aja diculik, sampai sekarangpun dia masih mencari keberadaan penculik tersebut karena dia ingin mengetahui kebenaran dibalik serangan penculikan yang membuatnya terjebak pada status ini sekarang.

"Oh ya, kamu sama Jea masih nikah siri. Kalau bisa kamu resmikan secara hukum, karena Bapak gak mau Jea gak dapat haknya sebagai istri kamu," jelas Bapak yang mendapat respon anggukan dari Caska.

Tiba-tiba Bapak memekik, "Walah!"

"Caska bantu bapak! Kita dapat mangsa besar ini," ujar Bapak.

Mereka benar-benar mendapatkan ikan yang paling besar. Meski hanya ikan tawar nila, namun ikan tawarnya dalam ukuran jumbo. Bahkan pemilik kolampun merasa bapak dan Caska beruntung bisa mendapatkan ikan tersebut.

"Ayo pulang, biar nanti Ibu sama Jea yang masak."

Pikiran Caska sudah melanglang buana dengan anggapan, Nenek mungkin saja sudah sampai di rumah Jea. Dia tidak khawatir tentang nenek, tapi dia khawatir tentang Jea.

Semalam Caska tau kalau Jea masih merasa takut dan ragu Nenek akan marah besar padanya, mengingat Jea memang sengaja membohongi nenek dan menghindari fakta tentang Jea yang sebenarnya istri Caska.

Suprise! Marriage | ZHONG CHENLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang