08

4.4K 511 21
                                    

Punggung kursi itu tampak sama bosannya dengan punggung orang yang mendudukinya. Lisa duduk dengan mata memerhatikan beberapa siswa-siswi sekolah dasar yang baru keluar gerbang menyelesaikan ekstrakurikuler.

Bibirnya tertarik ke atas saat matanya bersinggungan dengan mata anak sambungnya, Yumi. Langkahnya agak sedikit tergesa menghampiri Lisa.

"Lama ya, Tante Lisa? Ayo pulang."

Keduanya beriringan menuju mobil yang Lisa parkir. "Pasang seatbelt-nya jangan lupa," ucap Lisa saat melihat Yumi yang terdiam setelah mendudukkan diri. Mobil yang mereka naiki melaju dengan kecepatan sedang.

"kita jemput dulu adikmu, ya. Tadi Rubby merengek ingin ketemu dengan nenek"

"Tak ingin pergi ke mana dulu?" tawar Lisa.

"Nanti saja setelah menjemput Rubby kita beli donat, tante."

Lisa mengiyakan keinginan sang anak. Tangannya terus mengendalikan kemudi mobil miliknya yang akhir-akhir ini ia gunakan untuk mengantar jemput sang anak.

Suara tawa anak kecil terdengar saat Lisa dan juga Yumi memasuki rumah keluarga Kim. Yumi di sampingnya memilih melipir menuju dapur untuk mengambil segelas air putih dari lemari es. Dirinya tetap melanjutkan perjalanannya menuju taman belakang guna menemui Rubby.

"Lisa, akhirnya kau datang nak. Rubby tadi sempat merengek minta diantar menuju sekolah kakaknya, katanya ingin bersama Mommy Lisa."

Wajah mertuanya berubah cerah setelah melihat kedatangan menantu satu-satunya.
Nyonya Kim bahkan bangkit dari tempat duduknya menghampiri Lisa.

"Ah, sepertinya dia sudah lupa dengan keinginannya," tutur nyonya Kim saat mengikuti pandangan Lisa menuju Rubby yang asik bermain dengan gelembung sabun yang ia tiup sendiri.

"Pasti susah mengurusnya bukan, dia aktif sekali berbeda dengan kakaknya. Eomma selalu kewalahan saat menemani Rubby bermain."

"Mereka Anak yang baik Eommonim."

Nyonya Kim tersenyum mendengar penuturan Lisa. Rubby belum pernah merasakan kasih sayang sosok seorang ibu, mungkin itu yang menjadikan dia menempel terus pada Lisa. Yumi sedari dulu pendiam entah mengapa cucunya yang satu itu seperti ragu dengan setiap tindakannya namun sangat penurut.

---*---

Sedari tadi Yumi memerhatikan setiap gerakan yang di lakukan oleh Lisa, Mommy barunya. Ia pikir ibu tiri tak sejahat yang ada di dongeng-dongeng ataupun seperti yang di khawatirkan oleh teman-temannya.

Selama dia mengenal Mommy barunya saat pertama kali sampai sekarang dia tak pernah diperlakukan jahat maupun dibedakan dengan Rubby meskipun dia selalu acuh pada Lisa. Sosok Lisa jauh berbeda dengan Mommy-nya tapi, ia tetap merasa was-was. Matanya ikut bergulir mengikuti tangan Lisa yang meraih beberapa sayuran lalu memasukkannya ke dalam keranjang.

Tubuhnya limbung saat seseorang dari belakang menabraknya dengan keras. Kesadarannya baru kembali saat dia mendengar suara Lisa yang sedikit meninggi kepada seorang pria yang menabraknya tadi.

"Hey, kau tak bisa melihat?! Jangan merasa kau seorang pria dan meremehkan aku yang hanya seorang wanita bersama anak kecil. Kau bisa berjalan dengan benar kan?"

"Hei, anakmu sendiri yang menghalangi jalan!"

"Aku lihat dengan mata kepalaku, anakku berada di pinggir tuan. Kau saja yang berjalan dengan asal."

"Kau-," perkataan pria itu terpotong oleh Lisa.

"APA?"

Tangan Yumi menyentuh Lisa mencoba memberi tahu bahwa ia baik-baik saja. Ia takut nanti pria itu melakukan hal yang tidak-tidak pada Mommy barunya. Rubby yang ada di samping Lisa mencoba untuk memeluk kaki Lisa sepertinya ia takut.

"Sudahlah, awas saja kalau kita bertemu kembali. Ayo anak-anak," ucap Lisa berlalu setelah menendang tulang kering pria itu.

"Hey...."

Yumi terus mengikuti Lisa yang terus berjalan menghiraukan teriakkan pria tadi. "Waaah, Mommy keren." Itu Rubby sepertinya dia sudah tak takut lagi.

Langkahnya ikut terhenti saat Lisa berhenti melangkah. "Yumi, tak ada yang sakit? Coba tante lihat." Lisa meraih tubuh Yumi.

"Tak ada Tante," tutur Yumi saat dirinya tengah diperiksa oleh Lisa.

"Kalau ada yang sakit bilang pada Tante."

Yumi mengangguk, dirinya tak menyangka akan diperlakukan seperti ini. Tak pernah ada yang memperlakukan dia seperti orang yang berharga selain Daddy-nya dan juga keluarga Daddy-nya.

Sesampainya di rumah Lisa memberi tahu bibi Jang untuk mengeluarkan bahan makanan yang ada di dalam bagasi mobil. Dirinya pergi membawa Rubby ke kamar mandi untuk ia mandikan.

Setelah kegiatannya selesai Lisa membuka pintu kamar sebelah, Yumi terlihat sedang menyisir rambut panjangnya.

"Eonni." Yumi menoleh saat Rubby berteriak memanggilnya. Rubby berlari menuju ranjang dengan boneka kelinci di tangannya. Sedangkan Lisa terlihat menghampiri Yumi.

"Tak ingin dikepang hm?" Lisa mengambil alih sisir yang Yumi pegang.

"Boleh, Mommy," ucap Yumi sedikit berbisik di akhir.

Lisa menghentikan tanganya saat mendengar panggilannya dari Yumi yang berubah. Matanya melihat pantulan Yumi di cermin. Ah anak sambungnya ini sepertinya malu dengan apa yang ia katakan.

"Terima kasih." Lisa tersenyum melihat Yumi yang sedikit terkejut mendengar perkataan Lisa.

"Nah, sudah selesai."

"Eonni, sini bermain dengan rabbit." Rubby menggerakkan bonekanya.

Rasanya menghangat saat melihat mereka berdua bermain bersama. Ini mengingatkan dirinya pada sang kakak, ah sepertinya dia merindukannya.

"Tak ingin makan donat?"

Mendengar suara Lisa mereka langsung menoleh lalu mengikuti Lisa ke bawah. Lisa membawa donat pesanan Yumi yang tadi ia beli sesudah pergi ke supermarket ke taman belakang tempat mereka bermain ayunan.

---*---
.
.
.
To be continued

13 Januari 2023

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

13 Januari 2023

Terima kasih atas dukungan dari teman-teman. Semoga suka dengan ceritanya 💕.

Mommy, you're our mother (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang