"Kau tidak berbohong padaku kan?"
Jih-yo memandang ke bawah melihat sekeliling pemandangan dari balkon apartemen lantai sebelas tempat tinggal kekasihnya, Mingyu. Tangan kanannya memegang ponsel yang sedang terhubung dengan seseorang.
"Hm. itu hanya uang muka tenang saja, selama kau tak mempermainkan diriku"
"O, Kau yakin?" Tanya Jih-yo pada lawan bicaranya, sudut bibirnya tertarik ke atas saat mendengar jawaban dari seberang panggilan.
Asap rokok mengepul keluar dari mulutnya, setelah ia menghisap rokok yang ada di tangan kiri. "Kerja bagus, hubungi aku jika ada kabar terbaru."
Panggilan terputus saat Mingyu datang menghampiri dirinya memeluk tubuh Jih-yo dari belakang. "Siapa?" Tanya Mingyu dengan tangan yang menyentuh setiap inci tubuh sang kekasih, bibirnya mengecup area tengkuk leher Jih-yo.
Jih-yo menghisap kembali rokoknya sebelum menjawab pertanyaan dari Mingyu. "Manajer," bohongnya singkat.
Mingyu membalikkan tubuh Jih-yo. "Tak ingin melakukan hal gila denganku di sana?"
Jih-yo menaikkan sebelah alisnya, tak mengerti. "Di sana," ucap Mingyu sekali lagi dengan menambah gerakan pada matanya menunjuk ke arah ranjang.
Jih-yo terkekeh saat mengerti maksud dari ucapan sang kekasih. Dia mengalungkan tangannya pada leher Mingyu setelah membuang rokok di tangannya.
"Kalau begitu gendong aku ke sana, Oppa."
---*---
Lisa terduduk di tempat tidur, setelah dia terbangun dari tidurnya. Hari masih terlihat gelap saat dirinya terbangun, tidurnya tak begitu nyenyak. Dia gelisah akan sesuatu yang belum pasti terjadi, tapi ini menyangkut keluarga yang dia bangun dengan Taehyung yang masih seumur jagung.
Ucapan Jih-yo terus terngiang di dalam benaknya, dia menoleh saat merasakan pergerakan dari samping. Taehyung menggeliat dalam tidurnya, matanya yang tertutup terlihat sedikit terbuka saat merasakan gerakan tangannya yang mengelus surai sang suami.
"Kenapa tak tidur?" Tanya Taehyung dengan suara serak khas bangun tidurnya.
"Hanya tak mengantuk, Oppa."
Taehyung mendekatkan tubuhnya pada Lisa lalu memeluk pinggang sang istri dari samping. Dirinya memerhatikan raut wajah Lisa yang berbeda setelah pulang dari luar tadi.
"Hari Sabtu nanti kau mau ikut bertemu Dokter Song? Katanya dia ingin bertemu dengan dirimu, Lisa," ucap Taehyung memecahkan suasana hening di antara keduanya.
"Boleh, Oppa."
"Nanti konseling terakhirku bersama beliau, jadwal diubah jadi malam agar kita makan malam bersama."
"..."
"Kenapa, hem?" ucap Taehyung dengan tangan memainkan rambut Lisa yang terurai.
"Apanya yang kenapa, Oppa?"
Taehyung bangun dari posisi tidurnya lalu duduk di samping sang istri. Kedua tangannya terangkat menyentuh pipi Lisa mencubitnya pelan.
"Jangan dicubit, Oppa." Bibir Lisa mengerucut tangannya mencoba menjauhkan tangan Taehyung dari pipinya, namun Taehyung justru menarik wajahnya mendekat pada wajah sang suami. Jarak antara dirinya dan Taehyung hanya tersisa beberapa inci untuk bibir mereka saling bersentuhan, Lisa bisa merasakan hembusan napas seorang Taehyung di atas kulit wajahnya.
Jantungnya semakin berdetak cepat dengan posisi seperti ini, dirinya tetap saja tak terbiasa dengan wajah sang suami. Sementara Taehyung memerhatikan wajah sang istri yang semakin mengerutkan keningnya entah sedang memikirkan apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy, you're our mother (end)
RomancePernikahan yang ia impikan bersama sang kekasih hancur! Semuanya tak berjalan sesuai harapan seorang Choi Lalisa. Kepergian sang kekasih tak pernah ia duga, hingga dirinya harus menerima kenyataan bahwa ia akan melanjutkan pernikahan dengan seseoran...