15

4.1K 466 11
                                    

Lisa merasakan panas di tengkuk leher Yumi merambat ke tangannya. Yumi berusaha menghindar dari tangan Lisa sebab merasa tak nyaman. Tadi Dokter mengatakan bahwa Yumi mengalami radang tenggorokan.

Sekarang, ia bisa melihat dengan jelas ketika menyingkap selimut yang Yumi gunakan kalau tubuh anaknya basah oleh keringat. Menyadari hal itu, Lisa segera membawa air hangat beserta handuk kecil untuk mengelap keringat sekalian membersihkan tubuh Yumi.

Dipakaikannya baju yang tak terlalu tebal maupun terlalu tipis. Lalu kembali mengompres dahi sang anak mengunakan handuk kecil dan membenarkan selimut yang dipakai Yumi. Yumi hanya bisa melihat gerak-gerik Lisa yang terus hilir mudik di dalam kamarnya.

Kepalanya terlalu pusing untuk memikirkan sesuatu hal, ia bahkan merasa badannya terbakar sesuatu. Tenggorokannya terasa sakit dari pada sebelumnya. Matanya kembali terpejam ketika melihat Lisa berlalu keluar kamarnya.

Setelah keluar dari kamar Yumi, Lisa memilih pergi ke dapur untuk membuat Dakjuk atau bubur ayam. Di ruang keluarga terlihat Rubby dan juga Taehyung tengah bermain bersama.

Tadi setelah tertidur pulas dalam waktu yang lama Rubby menyeret Taehyung untuk bermain ketika tahu bahwa sang kakak tak bisa diajak bermain bersama.

Tangannya mulai memotong bahan yang akan ia gunakan sebagai pelengkap bubur. Lalu mencuci beras yang akan ia gunakan sebagai bahan dasarnya. Setelah semuanya selesai ia segera membawa bubur dan segelas air putih menuju kamar Yumi.

Langkah Lisa mendekat menuju ranjang lalu menyimpan mangkuk dan juga gelas di atas lemari kecil disamping tempat tidur. Tanganya mencoba menepuk kecil Yumi guna membangunkan sang anak. Mulutnya terus memanggil nama dari pemilik kamar yang dia datangi.

"Mommy," ucap Yumi sedikit berbisik.

"Makan dulu ya," tutur Lisa seraya membenarkan posisi Yumi menjadi duduk.

"Tenggorokan Yumi sakit, Mom," Yumi memelas.

"Dipaksain ya. Soalnya Yumi harus makan biar bisa minum obat, meskipun sedikit." Yumi hanya bisa mengangguk saat mendengar penuturan Lisa.

Lisa mengulurkan tanganya untuk memberi suapan pada Yumi Setelah memastikan bahwa buburnya tak terlalu panas.

Yumi menggelengkan kepalanya ketika suapan ke enam yang Lisa berikan, Lisa mencoba membujuk, namun Yumi tetap enggan. Setelahnya Lisa mengalah dan memberikan beberapa obat pada Yumi serta air yang ia bawa tadi.

"Tidur lagi ya. Mommy tinggal dulu nanti ke sini lagi," ucap Lisa setelah membenarkan kembali posisi Yumi untuk berbaring.

---*---

Terdengar langkah kaki kecil tengah berlari menghampiri Lisa, Saat Lisa menyimpan mangkuk bekas makan Yumi di dapur.

"Mommy, abis dari kamar Yumi Eonni?"

"Iya, sayang."

"Kita makan malam dulu ya. Kamu juga butuh makan, Lisa." Taehyung menghampiri mereka yang ada di area dapur. Lalu menarik kursi yang ada di ruang makan untuk Lisa dan Rubby duduki.

"Yumi Eonni masih sakit, Mommy?" Tanya Rubby setelah memasukan makanan pada mulutnya.

"Iya. kakaknya masih sakit, sayang."

"Jadi, Rubby enggak boleh ganggu kak Yumi dulu. Mainnya sama Daddy aja ya," ucap Taehyung menambahkan.

"Nanti bacain ceritanya sama Daddy dulu, Mommy Lisanya capek harus jaga kak yumi."

"Eung. Tapi, Daddy harus bacain cerita yang banyaaaaaaaak." Taehyung mengusap Surai anak bungsunya seraya tersenyum. Meskipun merasa khawatir takut Rubby merengek tapi, untungnya sang anak mengerti situasi.

"Sudah selesai?" Tanya Taehyung saat melihat Lisa yang sudah berdiri dari posisi duduknya.

"Iya Oppa, Takutnya Yumi butuh sesuatu. Enggak apa-apa kan Mommy tinggal, Rubby?"

"Iya, Mommy."

"Anak pintar, Mommy tinggal dulu ya." Setelah mengatakan kalimat itu Lisa menghilang dibalik pintu kamar Yumi. Sekarang tinggal Taehyung dan juga Rubby di ruang makan.

"Bisa makannya?"

"Eung."

---*---

Disamping tempat tidur Lisa terlihat menduduki kursi yang biasa Yumi pakai untuk belajar sesekali ia bergerak membenarkan ataupun mengganti handuk kecil yang ia gunakan untuk mengompres Yumi.

Air mata Yumi mulai meluncur satu-satu. Kenangan yang pernah ia alami selama ini bermunculan dalam mimpinya, kepalanya sakit. Potongan-potongan ingatan yang membuatnya paham rasanya diacuhkan oleh orang yang ia sayangi dulu bermuculan. Isakan Yumi semakin keras dan memilukan.

Lisa yang terkejut dengan isakan Yumi segera menghentikan aktivitasnya. Tadi, Yumi masih tertidur pulas sebelum dirinya mengganti handuk kecil untuk mengompres dahi Yumi kembali.

"Sayang, jangan nangis. Nanti kepalanya makin pusing," ucap Lisa seraya menghampiri Yumi. Ia mendudukkan dirinya di samping anaknya lalu menghapus air mata yang ada di pipi Yumi.

"Kenapa hmm?"

"Mommy, hiks...hiks...."

"Udah ya, nanti tambah pusing."

"Peluk...hiks..."

Lisa langsung memberikan pelukannya pada Yumi. Tangannya mengusap sayang surai anaknya. Lalu menghapus kembali air mata yang berjatuhan. Yumi membalas pelukan Lisa menenggelamkan wajahnya di dalam pelukan sang ibu.

"Mommy, enggak boleh pergi...hiks."

"Yumi sayang sama Mommy Lisa...hiks, cukup Mommy Lisa...hiks...yang jadi ibu buat Yumi sama Rubby," ucap Yumi disela tangisnya.

"Mommy disini, enggak akan kemana-mana, sayang. Enggak boleh bilang gitu, Mommy Irene tetep ibu yang ngelahirin kamu."

"Tapi, aku sama Rubby maunya cuma mommy Lisa. Mommy, enggak tahukan mommy Irene gimana...hiks. Pokoknya Mommy Lisa satu-satunya ibu buat aku sama adek...hiks..."

Mulut Lisa tertutup rapat, bingung harus merespon apa ucapan Yumi barusan. Tangisan Yumi terlalu memilukan untuk ia dengar. Tangannya hanya bisa mengelus sayang surai anaknya. Ia mengira Yumi tadi bermimpi buruk.

"Mommy, Yumi sayang...Mommy Lisa."

Setelahnya hanya gumaman kecil keluar dari mulut Yumi. Dia kembali terlelap sehabis menangis dan mengucapkan kalimat yang menurut Lisa tak pernah ia bayangkan. Lisa kembali membenarkan posisi Yumi berbaring agar lebih nyaman. Dirinya masih disamping Yumi dengan mata menatap lekat anak sambungnya ini. Tangannya terus menepuk kecil guna memberi ketenangan.

---*---
.
.
.

To be continued

18 Januari 2023

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

18 Januari 2023

Terima kasih atas dukungan teman-teman.
Semoga suka dengan ceritanya 💕.

Mommy, you're our mother (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang