28

3.4K 378 20
                                    

BRAKKKK

PYAARRR

Suara barang-barang berjatuhan begitu terdengar nyaring, beberapa ada yang pecah sebab terlempar keras. Jih-yo menggigit bibirnya dengan kuat ia melempar kembali semua barang yang ada dekatnya, sebagian mengenai deks lamp di atas meja kecil dekat tempat tidur yang membuat lampu tersebut jatuh ke lantai.

Setelah datang ke apartemen kecilnya jih-yo melampiaskan kekesalannya atas apa yang dia lihat tadi. Matanya memerah akibat menahan amarah sepanjang perjalanan pulang, jika dirinya tak salah lihat Lisa tengah berpelukan dengan seorang pria yang tak sengaja ia temui saat berada di daerah Gangwon-do.

Tapi bisa jadi pria yang dia lihat merupakan kekasih baru Lisa alias selingkuhannya bukan suaminya yaitu kakak dari Mingyu. Benar, dirinya harus memastikan terlebih dahulu sebelum mengambil kesimpulan sendiri. Tangannya dengan cepat mencari ponselnya. Setelah mendapatkan apa yang ia cari, jarinya langsung mengirim pesan pada seseorang.

"Haissh!"

"sampah sialan!" Jih-yo melempar ponselnya saat Mingyu tak kunjung membalas pesan yang dia kirim.

Matanya berputar, mencoba mencari alternatif lain yang dapat dia lakukan. Di tengah kegiatannya itu ponsel yang tadi dia lempar menyala dan dengan tergesa dirinya mengambil kembali ponselnya lalu segera melihat balasan dari sang kekasih.

"Sial!" Gerutu Jih-yo, dia melempar ponsel untuk kedua kalinya dengan lebih keras dari pada sebelumnya. Ternyata langkahnya salah dalam mengambil jalan. Harusnya waktu itu dia benar-benar menyuruh orang untuk membunuh wanita sialan itu.

Jih-yo tak akan membiarkan Lisa yang merupakan anak dari Seorang Choi Woohyun bahagia meskipun hanya sedikit. Dirinya tak akan melupakan bagaimana seorang Choi Woohyun menyakiti ibunya bahkan tak mempertanggung jawabkan anak yang tengah ibunya kandung saat itu. Sampai akhirnya dia harus kehilangan sang ibu yang merupakan satu-satunya keluarga yang dia miliki.

Ibunya meninggal ketika berjuang untuk melahirkan darah daging dari Choi Woohyun brengsek itu. Untungnya anak yang dilahirkan oleh sang ibu meninggal beberapa hari setelah lahir ke dunia sebab memiliki kelainan pada jantungnya.

Jih-yo mencengkram erat rambut pendeknya, dirinya harus berhasil membuat anak seorang Choi Woohyun menderita bagaimanapun caranya. Agar ibunya tenang di sana tanpa mengkhawatirkan apapun. Jika bisa pria brengsek itu dan juga istrinya ikut menderita.

---*---

Dua bulan berlalu setelah hari di mana Taehyung menceritakan sepenggal cerita tentang dirinya yang belum selasai Lisa ketahui. Hari di mana menurut Lisa menyenangkan dan juga berat untuknya di saat bersamaan. Namun setelah hari itu dirinya merasa kehidupan pernikahan yang dirinya jalani dengan sang suami terasa berbeda meskipun sebelumnya dan sekarang perlakuan Taehyung selalu sama terhadap dirinya.

Tak ada yang berubah dari kesehariannya. Ia setiap hari akan disibukkan dengan mengurus rumah dan juga keluarganya. Seperti halnya saat ini dirinya tengah berada di dapur untuk membuat sarapan pagi dengan Taehyung yang memeluk dirinya dari belakang, ia tak tahu apa yang terjadi tapi dirinya merasa Taehyung akhir-akhir ini selalu menempel padanya.

"DADDY!"

Taehyung menoleh pada sumber suara, kegiatannya mencumbu tenguk sang istri harus terhenti karena suara nyaring dari Yumi, anak pertamanya. Yumi berada di dekat meja makan dengan tangan mengandeng Rubby yang ada di sampingnya, anaknya mencoba memberi peringatan kepada sang ayah untuk tak melakukan hal seperti itu di depan dirinya.

Taehyung hanya bisa menuruti kemauan anaknya, tapi dirinya masih tetap diposisi yang sama seperti sebelumnya, memeluk Lisa.

Yumi yang melihat respon dari sang ayah hanya memutarkan bola matanya malas. Ia kembali berjalan menuju meja lalu mendudukkan sang adik di salah satu kursi. Rubby menghiraukan semua orang memilih bermain dengan hamster peliharaannya yang baru kemarin Daddynya belikan saat pergi jalan-jalan.

"Daddy mending duduk di sini, kasian Mommy Lisa risih sama, Daddy," ucap Yumi setelah terdiam mengamati orang tuanya.

Taehyung mengalah memilih menghampiri anak-anaknya yang ada di meja. Tapi matanya tak lepas dari presensi seorang Lisa.

"Daddy, Daddy. Lulu ke sana tolong ambilin," ujar Rubby menunjuk hamster peliharaannya yang ada di dekat sang ayah. Yumi menghela napas ketika melihat sang ayah menghiraukan Rubby, ia beranjak membantu adiknya mengambil hamster.

"Makasih, kak."

"Iya. Lain kali jangan nyuruh, Daddy."

"Kenapa?" tanya Rubby heran dengan ucapan kakaknya.

"Daddy-nya sibuk sama Mommy. Mommy lagian kasih apa sih sama Daddy sampai bisa jadi aneh gitu?" celetuk Yumi menyindir sang ayah.

Taehyung malah menatap mereka menghiraukan perkataan sang anak memilih untuk diam. Dirinya malas untuk banyak bicara apalagi Yumi, anaknya selalu cerewet jika mengenai Lisa.

Lisa yang menghampiri mereka hanya bisa tersenyum kaku, bingung dengan jawaban yang harus ia ucapkan pada anaknya. Sebab dirinya pun tak tahu kenapa taehyung bersikap seperti itu pada dirinya akhir-akhir ini.

"Sudah ya ... ini masih pagi. Lebih baik kita mulai sarapannya." Lisa dengan semangat menambahkan lauk-pauk ke atas mangkuk anak-anaknya serta suaminya. Bibirnya tersenyum ketika melihat mereka memakan masakan yang ia buat.

---*---

Seungcheol menatap malas wanita yang ada di depannya, dirinya tengah memerhatikan Jih-yo yang sedang membaca lirik lagu yang dirinya buat.

Sudah dua bulan terakhir ia mengawasi Jih-yo dari dekat meskipun dia harus berpura-pura menjadi pria yang begitu memuja seorang Jih-yo. Dirinya tak bisa lepas pengawasan sebab dalam dua bulan terakhir ini, Jih-yo selalu mencoba melancarkan aksinya untuk menyakiti adik tersayangnya.

Jelas ia tak akan tinggal diam jika Jih-yo nekat melakukan suatu hal. Ia berusaha menjaga Lisa meskipun dirinya harus bersama dengan perempuan yang menyakiti adiknya bahkan dirinya harus merelakan uang dalam jumlah besar karena Jih-yo selalu meminta macam-macam hal.

Dia tak peduli dirinya dijadikan selingkuhan oleh wanita ini. Mengingat bahwa Jih-yo yang merupakan orang ketiga dalam hubungan adiknya bersama Mingyu hingga akhirnya dia berhasil merebut Mingyu dari tangan adiknya dan menjalin hubungan sampai sekarang.

Jih-yo tengah duduk dengan beberapa lembar kertas di tangannya. Dia menoleh pada Seungcheol lalu tersenyum saat pandangan mereka bertemu. Dirinya muak jika harus bersama dia mengingat nama selingkuhannya ini memiliki marga yang sama dengan wanita dan pria yang ia benci.

Tapi dirinya harus tetap bersamanya agar dapat terus memanfaatkan pria ini. Bagaimana tidak ATM berjalannya bertambah menjadi dua orang. Tak masalah dirinya gagal waktu itu mendapatkan manajernya yang penting dirinya mendapatkan penggantinya. Bahkan pria ini bisa dijadikan batu loncatan untuk karirnya sama seperti Mingyu.

"Oppa, benar ini lagu yang kau buat untukku?"

"Iya, apapun akan aku lakukan asal kamu bahagia," ucap Seungcheol berusaha berakting.

"Terima kasih," Jih-yo tersenyum di akhir ucapannya.

Seungcheol memberikan senyuman terbaiknya untuk merespons Jih-yo. Tangannya terangkat mengelus surai wanita itu agar aktingnya terlihat natural. Sebisa mungkin dirinya harus bersabar meskipun terpaksa menjalaninya.

---*---
.
.
.

To be continued

30 Januari 2023

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

30 Januari 2023

Terima kasih atas dukungan teman-teman. Semoga suka dengan ceritanya 💕.

Mommy, you're our mother (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang