11

4.4K 455 10
                                    

Suara deru mesin mobil tak kalah berisiknya dengan ocehan Rubby yang sedari tadi antusias dengan sesi jalan-jalannya kali ini. Bahkan Yumi yang menemani adiknya di halaman depan terus mengeluh pada sang ayah.

"Dad, Yumi pusing sama adek," adu Yumi pada Taehyung yang baru saja keluar dari rumah.

"Kenapa? bagus kan adik kamu seneng gitu."

"Tapi, ini udah di luar batas aku."

"Enggak boleh gitu, masa kakak gitu sama adiknya."

"Ih, ngomong sama Daddy sama aja. Mommy mana lagi?" tutur Yumi kesal dengan tanggapan dari Taehyung.

"Jangan cemberut gitu dong kak, jelek tahu."

"Apa sih, Yumi cantik gini dibilang jelek."

"Rubby sini sama Daddy, kakaknya lagi jelek jadi Rubby enggak boleh dekat-dekat." Yumi mendelik ke arah Taehyung tak terima dengan perkataan ayahnya.

Rubby yang mendengar penuturan Taehyung langsung menoleh pada Yumi " Daddy, kak Yumi cantik kok," ucap Rubby dengan langkah kaki menghampiri Taehyung.

"Nah, Rubby memang pintar." Yumi memainkan gemas pipi Rubby yang ada di gendongan Taehyung.

"Is, sakit Eonni. Enggak jadi cantik, bener kata Daddy Yumi Eonni jelek." Tangan Yumi terlepas dari pipi Rubby lalu kembali duduk di kursi yang tadi sempat ia duduki.

"Geli Daddy." Menghiraukan suara anak bungsunya Taehyung terus meniup tengkuk leher Rubby, Taehyung gemas dengan reaksi anaknya yang satu ini.

"Mommy, mau sama Mommy." Tangannya Rubby terangkat ke arah Lisa yang baru saja datang.

"Menunggu lama ya?" Ucap Lisa setelah Rubby ada di gendongannya.

"Tidak kok." 

"Daddy Taehyung bohong Mom, katanya dia kesel nunggu lama."

"Heh, itu kamu yang kesel bukan Daddy." Taehyung menoleh pada Yumi saat ia berbicara. Yumi acuh tak mendengarkan ayahnya, ia membuka pintu mobil belakang lalu mencoba duduk tenang di dalam mobil.

Lisa mengusap pundak Taehyung mencoba memberi tahu bahwa sang suami harus bersabar, ia tahu pasti Taehyung tak terima dirinya di acuhkan oleh anaknya. Setelahnya Lisa mengikuti Yumi untuk masuk ke dalam mobil.

Taehyung memang harus ekstra sabar terhadap anak-anaknya. Tak ingin ambil pusing dirinya bergegas menuju mobil, tangannya mulai menggerakkan kemudi mobil yang mereka tumpangi.

Perjalanan mereka dipenuhi obrolan kecil, bahkan nyanyian dari Rubby menjadi pengantar perjalanan menuju tempat tujuan keluarga kecil itu.

---*---

Deburan ombak yang menyentuh bebatuan terdengar menenangkan, tiupan angin kecil menemani mereka yang tengah berada di salah satu pantai di daerah Gangneung, Provinsi Gangwon-do.

Yumi dan Rubby sedari tadi disibukkan dengan kegiatan mereka membuat istana pasir dibantu oleh Lisa.

Sudah lama rasanya tidak bermain bersama di pantai bersama orang-orang yang ia sayangi. Mungkin sudah belasan tahun yang lalu terakhir kali Lisa serta keluarganya pergi ke pantai. Bahkan ia hampir lupa dengan apa yang ia lakukan waktu itu bermasa keluarganya.

Dengan dirinya memasuki keluarga kecil Taehyung, ia tak pernah menyangka akan menyenangkan seperti ini. Padahal ia khawatir dan banyak gelisah diawal pernikahannya dengan Taehyung. Sekarang ia tahu kenapa Taehyung bersikap demikian di pertemuan sebelum-sebelumnya.

Sesosok Taehyung dimata Lisa itu cukup sangat sempurna untuk seseorang seperti dirinya. Masih banyak yang ingin ia lakukan bersama mereka bahkan berbagi cerita tentang hal-hal menyenangkan atau kesulitan yang pernah di hadapi satu sama lain bersama seperti tempo malam hari.

"Mommy." Panggilan Rubby pada Lisa membuat ia tersadar dari lamunannya.

"Daddy mana sih? beli minumnya lama."

"Sabar ya sayang. Lanjut main sama kak Yumi dulu, Mommy susul dulu Daddy Taehyung-nya."

"Mommy titip Rubby sebentar ya, Yumi."

"Iya, Mom."

Disisi lain Taehyung yang tengah berjalan menuju tempat istri dan anak-anaknya berada, tertabrak oleh pejalan kaki lain.

"Maaf tuan, saya tidak sengaja."

Taehyung yang mendengar suara wanita yang menabraknya langsung menegang, tubuhnya kaku. "Ah tak apa," jawab Taehyung seadanya menutupi keanehan tubuhnya sebab trauma yang ia derita.

"Perlu saya ganti untuk minumannya?" Tanya wanita itu dengan tangan yang menyentuh bagian atas lengan Taehyung. Tanpa diduga Taehyung menghempaskan tangan yang menyentuh pada lengannya, itu reaksi alami dari tubuhnya.

"Joesonghamnida." Wanita itu meminta maaf kepada Taehyung atas tindakannya.

"Apa perlu diganti?" Tanya sang wanita mengulangi pertanyaannya.

"Tidak usah," jawab Taehyung saat bangkit dari posisi jongkoknya setelah mengambil sampah dari minuman yang tumpah. Pupil matanya sedikit gemetar dari sebelumnya. Dirinya langsung berlalu meninggalkan wanita yang menatap dirinya.

Taehyung kembali menuju cafe tempat ia membeli minuman langkahnya agak tak menentu, tangannya langsung mengambil ponsel yang ada di kantung celananya sesaat setelah ia memesan beberapa minuman kembali.

Tut

Tut

Sambungan telepon masih belum terjawab oleh si penerima. "Jo, kenapa tak bicara padaku!" ucap Taehyung saat panggilannya terhubung.

"Kim Sajang-nim, tolong tenang."

"Sudah aku bilang jangan bicara formal apalagi ini hari libur!"

"Ah maaf, kalo begitu ada apa kau menelponku Taehyung?"

"Kenapa tak laporan padaku?"

"Mengenai?"

"Kenapa dalam keadaan genting kau menjadi bodoh."

"Hey, aku tak bodoh Taehyung!"

"Sudahlah, ini mengenai mereka."

"Ouh, tentang kepulangan adikmu dengan wanita itu ya? Aku sudah mengirimimu pesan tadi malam."

"Kenapa tak bilang?"

"Eh, kukira kau sudah melihat pesanku Taehyung."

"Ah tak berguna."

Panggilan diakhiri sepihak oleh Taehyung. Joshua yang ada di seberang panggilan hanya bisa mengelus dada bersabar dengan tingkah teman sekaligus bosnya itu. 

---*---
.
.
.

To be continued

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

15 Januari 2023

Terima kasih atas dukungan teman-teman. Semoga suka dengan ceritanya 💕.

Mommy, you're our mother (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang