34

2.8K 349 15
                                    

Pasti karena perkataannya sang ibu jarang terlihat akhir-akhir ini, meskipun dirinya mengatakan hal itu untuk membantu melindungi ibunya. Benar perkataannya pasti melukai perasaan sang ibu, tapi Ayahnya selalu mengatakan bahwa ibunya tengah ada urusan bukan karena dirinya. Semua berkat kejadian waktu itu, Tante jahat bahkan dirinya dan sang ayah.

Memang setiap pagi ataupun malam saat waktunya makan malam, makanan selalu sudah tersedia bahkan ketika dia pulang pakaian serta rumah selalu sudah bersih dan rapi, siapa lagi pelakunya jika bukan sang ibu. Dirinya tahu betul rasa masakan ibunya meskipun baru beberapa bulan dirinya tinggal bersama dengannya, tak mungkin bibi Jang sebab rasa masakan mereka berbeda.

Rubby adiknya selalu dibawa ke kantor oleh ayahnya, ketika adiknya merengek sang ayah selalu mempunyai alasan yang dapat membujuk adiknya itu. Ia harus merasakan kembali ke titik semula saat ia diantar jemput oleh sang ayah ataupun sekretaris ayahnya.

Selama perjalanan pulang Yumi melamun, pikirannya mengawang jauh. Dia berjalan dengan lesu setelah sampai di rumah diantar oleh Joshua, dirinya memilih membolos tak mengikuti les yang selalu dia lakukan seperti biasanya sepulang sekolah. Ayahnya pasti mengerti dirinya, tapi jika dia dimarahi mungkin ia hanya akan pasrah.

Dirinya menarik handle pintu rumahnya setelah membuka kunci pada pintu. Kakinya berhenti saat akan menuju kamarnya. Ia mematung ketika melihat kehadiran ibunya yang tengah berada di area dapur. Jantungnya serasa berhenti berdetak.

Ia segera berlari menuju tempat Lisa berada, memeluk tubuh sang ibu dengan erat. Lisa yang fokus dengan apa yang ia lakukan terkejut atas kedatangan Yumi dan pelukan yang anaknya berikan dengan erat pada tubuhnya.

"Mommy, Yumi kira Yumi enggak bisa ketemu sama Mommy Lisa lagi ... Yumi minta maaf, maafin Yumi, Mom."

Lisa terlihat tak bergeming di posisinya, tangannya dengan ragu terangkat mengelus surai anaknya yang terus mengulang kata maaf.

Kepalanya Yumi mendongak ke atas saat merasakan usapan di kepalanya. Dia dapat dengan jelas melihat wajah orang yang sangat dia rindukan akhir-akhir ini.

"Mommy sakit?" Lisa menatap anaknya dengan kedua matanya yang berkedip beberapa kali. Dia bingung kenapa sang anak bisa tahu bahwa dirinya tengah sakit kepala bahkan badanya mudah lelah beberapa hari ini.

"Kata Daddy, Mommy banyak urusan jadi, jarang ada di rumah. Mommy enggak mau ngomong sama Yumi ya? Yumi minta maaf udah jadi anak nakal, Yumi minta maaf udah acuh sama Mommy bahkan bentak Mommy Lisa." Ucapnya saat melihat ibunya tak berbicara sepatah katapun.

"Mommy pasti benci sama Yumi sama Daddy, Yumi enggak mau Mommy Lisa pergi. Jangan tinggalin Yumi sama Rubby kalaupun Mommy mau pergi bawa Yumi sama adik."

"Yumi...Yumi... Minta maaf, Yumi akan jadi anak baik..." Suara Yumi makin terdengar serak dengan mata yang berair.

"Sayang," ucap Lisa setelah lama berdiam diri tangannya menghapus bulir air mata yang berjatuhan cukup deras di pipi anaknya.

"Yumi harus jagain Daddy Taehyung selama Mommy enggak ada."

"Enggak ... enggak mau, Yumi mau sama Mommy."

"Dengerin Mommy ya, Daddy Taehyung butuh Yumi jadi kamu harus jagain Daddy jangan sampai Daddy Taehyung sakit. Kamu mau jadi anak baik?" Yumi mengangguk.

"Dengerin perkataan Mommy, ya."

"Tapi--"

"Mommy tahu Yumi anak penurut, maafin Mommy ya, belum bisa jadi ibu yang baik buat kamu sama adik."

Mommy, you're our mother (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang