14

4.1K 456 19
                                    

"Nunggu lama ya?" Ucap Taehyung pada Lisa. Tadi ia melihat Lisa sudah berada dihalaman depan gedung jadi, ia pikir Lisa sudah menunggu lama.

"Enggak lama kok." Lisa menjawab seadanya seraya tersenyum.

"Daddy, gendong."

"Kenapa? Biasanya enggak manja gini. Setiap kali sukanya sama Mommy Lisa kalo mau Daddy gendong."

"Enggak tahu, pengen sama Daddy pokoknya."

"Jangan cemberut dong, sayang." Tutur Taehyung saat melihat anaknya cemberut.

Lisa tersenyum melihat interaksi anak dan ayah itu. Lisa jadi berpikir apa ia pernah bertingkah seperti ini pada ayahnya waktu kecil.

Lisa masuk ke dalam mobil setelah Taehyung membukakan pintu mobil untuk dirinya. Sedangkan Taehyung harus mengendong Rubby yang masih tak ingin lepas darinya. Terpaksa mereka menunggu Rubby tidur meskipun cukup memakan waktu. Dan memindahkan Rubby ke kursi belakang tempat biasanya Rubby tertidur di mobil.

Taehyung kembali melajukan mobilnya untuk menjemput Yumi. Dirinya menoleh pada Lisa yang tengah fokus pada ponselnya.

"Kenapa?" Tanya Taehyung saat melihat ekspresi wajah Lisa yang terlihat tak baik-baik saja. Yang ditanya hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan mulut tertutup rapat.

"Apa pesan seperti waktu itu lagi?" Tidak ada suara maupun pergerakan lainnya dari Lisa.

"Benar ya. Kenapa tak bilang padaku? Kita sudah bisa dikatakan dekat bukan? atau hanya diriku saja yang menganggap seperti itu?"

"Ah, tidak bukan begitu. Aku hanya tak ingin memberatkan dirimu, Oppa."

"Lisa dengar, aku ingin jujur sesuatu hal padamu."

Lisa menoleh pada Taehyung yang sedang menyetir, penampilannya sungguh berbeda dengan tadi pagi. Lengan kemejanya dia gulung bahkan kancing bagian atas dia buka.

"Mungkin aku sudah memiliki perasaan padamu, Lisa. Terbilang cukup cepat namun bukannya ini sudah terbilang lama untuk kita tinggal bersama."

"Lisa, kita pernah bertemu sebelumnya bukan? Ah ingatanku samar-samar tentang waktu itu. Tapi, anehnya ingatan tentang Irene semakin jelas."

"Oppa bukannya kita bertemu pertama kali saat acara keluarga ketika aku menemani adikmu."

"Ah, kau tidak tahu ya kalau kita pernah bertemu di kafe. Waktu itu kau bersama temanmu, jenny. Kalau aku tidak salah ingat."

"Benarkah?"

"Kau tidak melihatku waktu itu jadi, wajar jika aku yang mengingatnya."

"Tapi, Oppa tentang pengakuan dirimu barusan a—."

"Tunggu, aku tak butuh jawaban. Aku berbicara begitu agar kau tak meragukan diriku lagi. Jadi, jangan sungkan padaku, Lisa. Tolong percaya padaku lalu bantu aku untuk menyembuhkan penyakit ini. Dokter bilang keadaan ku akhir-akhir ini membaik mungkin karena kau." Ucap Taehyung memotong perkataan Lisa.

"Aku dengan senang hati membantu dirimu, Oppa. Terima kasih karena kau sudah berbuat banyak untukku."

"Seharusnya aku yang berterima kasih." Taehyung tersenyum lalu salah satu tangannya yang tak memegang kemudi menggapai salah satu tangan Lisa untuk ia kecup.

Lisa menoleh keluar kaca mobil guna menyembunyikan pipi bersemunya. Lalu dengan cepat menarik kembali tangannya yang dipegang Taehyung.

"Kenapa?"

"Oppa punya trauma, takut nanti Kambuh."

Taehyung terkekeh mendengar jawaban Lisa. "Lalu kenapa aku selalu memegang tanganmu jika itu akan menyakiti diriku sendiri hm? Aku ingin membiasakan diri, maaf tak pernah bilang bahwa dokter menyarankan aku untuk mencoba kontak fisik denganmu, sebagai terapi."

"Kenapa harus aku?"

"Kau aneh Lisa." Lisa langsung menoleh kembali pada Taehyung saat mendengar penuturannya.

"Jangan marah. Maksudku kau sekarang itu istriku bukan orang lain. lalu setelah berbicara pada dokter bahwa aku baik-baik saja jika berada di dekat dirimu. Dokter langsung menyarankan terapi tadi."

"Tapi, jangan salah paham. aku tidak berniat memanfaatkan dirimu, Lisa. Aku selalu tulus padamu."

"Tak apa Oppa. Kita memang suami-istri jadi, kau berhak atas diriku."

Sekolah dasar tempat Yumi bersekolah sudah terlihat di depan. Lisa memilih keluar dan meminta Taehyung menunggunya di mobil. Ia menghampiri Yumi yang tengah duduk disalah satu kursi ditemani seorang wanita dewasa berkacamata mungkin dia guru Yumi.

"Selamat siang" sapa Lisa ramah pada wanita itu.

"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" Tanya wanita yang ada disamping Yumi.

"Ah, saya ingin menjemput Yumi pulang."

"Kalau boleh tahu anda ada hubungan apa dengan anak didik saya, Yumi?"

"Dia ibu saya ssaem." Yumi menyela obrolan mereka.

"Anda ibu Yumi, maafkan saya."

"Tak masalah seonsaengnim." Tutur Lisa memaklumi.

"Kalau begitu saya akan mempercayakan Yumi pada Anda. Tadi Yumi tak enak badan tapi, ia tetap memaksakan diri untuk tetap mengikuti kelas."

"Terima kasih telah memperhatikan Yumi. Kalo begitu kami pamit pulang." Lisa membawa Yumi kedalam mobil lalu memilih menemaninya di kursi belakang.

"Oppa, Yumi katanya sakit. Tak apakan aku menemaninya dibelakang." Taehyung menoleh kebelakang. Netranya melihat Yumi yang pucat sedang dipeluk Lisa di kursi belakang disampingnya Rubby masih tertidur pulas tanpa terganggu oleh suara apapun.

"Tak apa. Apa mau pergi ke dokter?"

"Boleh, kalau begitu lebih baik kita bawa ke dokter saja, Oppa."

---*---
.
.
.

To be continued

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

17 Januari 2023

Terima kasih atas dukungan teman-teman.
Semoga suka dengan ceritanya 💕.

Mommy, you're our mother (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang