"kerja bagus." Ucap Seungcheol seraya menepuk pundak temannya.
"Kau tak perlu meragukan diriku, Hyeong." Ucap Jimin berbangga diri.
"Itu adikmu, ya?"
"Kenapa memangnya?" Jimin menghiraukan perkataan dari temannya itu, dia berjalan mendekat pada Lisa.
"Jimin, kau bisa memanggilku Oppa jika tak keberatan. kau cantik sekali dilihat secara langsung seperti ini," seru Jimin memperkenalkan diri dengan mengedipkan sebelah matanya, tak lupa memuji adik temannya.
Plak
"Sakit, Hyeong." Jimin mengelus kepala miliknya yang terkena pukul Seungcheol.
"Kau tak tahu diri, Jim. Menggoda seseorang yang sudah memiliki pasangan."
"Memangnya salah memuji adikmu."
"Ehem."
Taehyung berdeham menginterupsi perkataan Jimin. Matanya menatap malas Jimin yang tersenyum dan menggaruk belakang kepalanya yang mungkin tak gatal.
Lisa yang memerhatikan hanya bisa tersenyum. Dirinya tengah merasakan mual, mungkin penyakit asam lambungnya kambuh.
"Kau di sini, Tae? Tak pergi bekerja?"
"Apa itu urusanmu?"
"Hey, jangan ketus begitu kawan. Tenang saja, kau tak perlu khawatir dia direbut olehku. Wanita masih banyak diluar jadi, tak mungkin aku merebut milik teman sendiri." Jimin merangkul pundak Taehyung membawa pria itu menuju ruangan lain.
"Kau tak apa, Lisa?" Tanya Seungcheol melihat adiknya meringis.
"Aku baik-baik saja, Oppa. Hanya mual, asam lambungku naik sepertinya."
"Tanganmu kenapa?"
"Ouh, ini memar akibat benturan saat keluar dari mobil waktu itu."
"Taehyung, mengetahuinya?"
"Tentu saja. Tapi, aku hanya memberi tahunya bahwa memar ini sebab tak sengaja terbentur oleh sesuatu."
"Syukurlah, jika dia tahu sebab rencana itu, habis sudah diriku. Kau ingatkan dia hanya tahu bahwa aku yang membereskan semuanya."
"Ya, kau tenang saja, Oppa."
"Ouh ya, manajer Jih-yo sudah kuberi tahu tadi. Jadi, dia tak akan melakukan apapun. Kalau staff lain sepertinya mereka tak perlu diberi tahu, mereka sudah memakan umpan yang kita buat."
"Apa yang kau khawatirkan sekarang?"
"Benar Appa tak akan marah jika saham perusahaannya anjlok akibat berita ini?"
"Kau bicara apa? Appa sudah kakak hubungi dari awal. Dia juga membantu kita, tenang saja." Seungcheol membawa adiknya dalam pelukan mencoba memberi ketenangan pada sang adik.
---*---
Tiupan angin kecil menyentuh kulit seorang wanita yang terduduk disalah satu kursi. Wanita yang sudah masuk usia kepala lima itu tak lepas memerhatikan cucu perempuannya, Yumi. Dirinya menyadari bahwa cucunya telah banyak berubah dari terakhir mereka bertemu.
Anak serta cucunya pasti sudah melalui hal yang berat. Beberapa waktu lalu dirinya telah berbincang dengan bibi Jang. Dirinya merasa bersalah ketika mendengar cerita dari asisten rumah tangganya itu, meskipun dia harus memaksa bibi Jang terlebih dahulu menceritakan semuanya.
Bahkan Jang Eunhi diancam untuk merahasiakan semua oleh mendiang menantunya. Anak sulungnya pun hanya memendam semuanya sendirian.
Perasaannya jauh lebih buruk daripada sebelumnya saat mengetahui Mingyu meninggalkan Lisa dengan wanita lain.
![](https://img.wattpad.com/cover/331059297-288-k813069.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy, you're our mother (end)
RomansaPernikahan yang ia impikan bersama sang kekasih hancur! Semuanya tak berjalan sesuai harapan seorang Choi Lalisa. Kepergian sang kekasih tak pernah ia duga, hingga dirinya harus menerima kenyataan bahwa ia akan melanjutkan pernikahan dengan seseoran...