Jih-yo keluar dari kendaraan beroda empat itu, matanya tertuju pada goresan yang ada di mobil barunya yang ia dapatkan dua bulan lalu dari Kim Mingyu, kekasihnya. Kakinya menendang kesal mobil yang ada di sampingnya, bibirnya menggerutu mengucapkan kata-kata makian.
Dia mengambil tas kecil berwarna hitam yang ada di dalam mobil setelahnya mengeluarkan ponsel. Jarinya bergulir membuka sesuatu pada ponselnya, lalu ia bersandar pada bagian belakang mobil. Kekesalannya mereda saat mendengar suara dari ponsel miliknya.
ponsel yang ada di tangannya tengah terhubung dengan alat penyadap suara yang berbasis sinyal GSM di beberapa tempat yang dia pasang di rumah seorang Kim Taehyung. Salah satunya di ruang tengah dan juga kamar dari pemilik rumah itu.
Beberapa percakapan terdengar jelas, Jih-yo tersenyum mendengar suara yang saling meninggi dengan nada tak biasa. Sebentar lagi kemenangan pasti menjadi milik dirinya.
Senyumnya makin melebar saat suara tamparan keras dan teriakan Lisa bersahutan, namun sesaat kemudian ia kesal kembali ketika tautan ponselnya terputus dengan alat penyadap setelah sebelumnya dia mendengar suara vas yang pecah.
"Sial!" ucap Jih-yo
"Harusnya dia menyimpan benda itu lebih aman lagi."
"Baiklah tak apa. Yang terpenting kau Lalisa akan segera merasakan penderitaan yang seharusnya kau alami dari dulu."
---*---
Pupil mata Lisa mengecil saat melihat Taehyung menampar keras pipinya sendiri. Ia tak menyangka sang suami akan menampar dirinya alih-alih menampar dia.
Taehyung marah pada dirinya sendiri. Ia kecewa meskipun semua yang dia lakukan dengan maksud tertentu.
"Kenapa?" ucap Lisa lirih sebelum dia tersentak dengan suara pecah dari vas bunga.
Taehyung dengan cepat membanting vas bunga mencoba membuat kegaduhan lalu menginjak benda kecil yang terjatuh di antara pecahan vas bunga. Tangannya langsung memegang tangan milik sang istri, Taehyung membawa Lisa menuju kamar tamu yang tak pernah terpakai di lantai bawah. Menghindari kemungkinan alat penyadap lainnya dalam kamar milik mereka ataupun ruangan lainnya.
"Oppa, lepaskan!" ujar Lisa saat mencapai batasnya, pergelangan tangannya sakit akibat pegangan suaminya. Ia bingung dengan semua ini.
"Apa semua ini, Oppa? Benda yang tadi itu apa?" Lisa mundur beberapa langkah menjauhi presensi Taehyung setelah melepaskan tangannya secara paksa, pipinya masih basah dengan sisa air mata.
"Maaf."
"Aku butuh penjelasan bukan kata maaf," Lisa menatap suaminya ketika sudah berada di dekat pintu.
"Duduk dulu," ajak Taehyung pada Lisa.
"Katakan sekarang, Oppa! Selagi aku bicara baik-baik."
Taehyung menatap Lisa dalam diam, ia tengah menimbang-nimbang apa yang akan dia sampaikan pada sang istri.
"Lisa, tunggu." Ucapnya menahan pergerakan Lisa yang berusaha membuka pintu dengan tergesa. Tangan kanannya menghentikan pergerakan tangan sang istri yang ada di handle pintu dari belakang sedangkan tangan kirinya menahan pinggang Lisa agar istrinya tak bisa pergi.
"Lepas!" Lisa berusaha melepaskan diri dari Taehyung.
"Jangan pergi," tangan Taehyung yang ada di pinggang Lisa mengerat.
Dia mencoba memutar tubuh Lisa menghadap padanya. Kini kedua tangan Taehyung beralih menangkup pipi Lisa setelah sebelumnya menghapus sisa air mata di pipi sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy, you're our mother (end)
RomancePernikahan yang ia impikan bersama sang kekasih hancur! Semuanya tak berjalan sesuai harapan seorang Choi Lalisa. Kepergian sang kekasih tak pernah ia duga, hingga dirinya harus menerima kenyataan bahwa ia akan melanjutkan pernikahan dengan seseoran...