Ana imagination love

41. Reason

Apa mungkin di luar sedang gerhana bulan..

Ana kesulitan melepaskan diri dari hongyi.

"Apa begini cara loe berterima kasih sama orang yang udah menolong loe"ana menatap wajah hongyi.

Hongyi masih memegang kedua tangan ana dan menghimpit tubuhnya.
"Yakinkan gue kalau loe bukan fans fanatik gue"

"Gimana caranya?"tanya Ana bingung.

"Bagaimana loe bisa masuk ke apartemen gue?"selidik hongyi.

"Oh itu karena gue.."ana mendadak ragu ingin memberitahu hongyi kebenarannya.
Hongyi bukan linyi yang mudah percaya kalau gue bisa teleport.
Ana memutuskan berbohong.
"Gue tau dari linyi, password pintu loe, loe kirim pesan ke junjie kan minta tolong, junjie sibuk jadi gue yang datang"

Hongyi masih menatap ana curiga.
"Terus kenapa loe tidur di sebelah gue dan kenapa kancing kemeja gue terbuka"

"Tadi gue sempat periksa takut ada luka di perut loe, gue kasih loe obat terus karena gue kelelahan jagain loe, gue jadi ketiduran deh di sebelah loe"Jawab ana.
Separuh ceritanya bohong separuhnya nggak batin ana.
"Sekarang bisa tolong lepaskan pegangan loe" Pinta ana.

Hongyi melepaskan pegangannya pada ana lalu bangkit dari tubuh ana.
"Ok gue percaya"Ucap hongyi.

Ana menghela nafas lega lalu bangun dan duduk di tepi tempat tidur.

Hongyi menyalakan tombol lampu di dinding ketika berbalik badan hongyi melihat ana yang meringis kesakitan memegang pergelangan tangannya yang memerah.

Hongyi terkejut lalu dengan gerak cepat mengambil salep di laci.
Hongyi berlutut di hadapan ana.
"Maaf"Ucap hongyi merasa bersalah.
Hongyi meraih tangan ana dan mengoleskan salepnya perlahan pada pergelangan tangan kanan ana.

"Gue kurang bisa mengontrol emosi dan kekuatan gue"ujar hongyi dengan wajah penuh penyesalan.

Ana tau hongyi tidak bermaksud menyakitinya.
"Tidak apa"

Ana merasakan kekuatannya kembali..
Gerhana telah berakhir.

Ana menyentuh kepala hongyi yang menunduk.
Ana membelainya sambil memejamkan mata mencari tau tentang kedua orangtuanya.
Berbagai kenangan melintas di benak ana.

Hongyi dan linyi yatim piatu..
Kedua orangtuanya meninggal kecelakaan saat keduanya lulus sekolah.
Keduanya kesulitan menjalani kehidupan..
Untung linyi yang jenius mudah mendapatkan beasiswa sementara hongyi harus merelakan cita-citanya menjadi ahli beladiri.
Hongyi cukup beruntung karena sebuah agensi tertarik padanya.
Awalnya hongyi menjadi pemeran pengganti. Hongyi sering terluka.
Namun karena wajahnya yang tampan akhirnya hongyi berhasil menjadi pemeran utama hingga akhirnya bergabung di perusahaan entertainment milik wei long.

Jadi luka goresan di tubuhnya karena pekerjaannya dulu sebagai stuntman batin ana.

Hongyi mendongak karena tetesan air mata mengenai tangannya.
Hongyi melihat ana yang memejamkan mata.

Ana menangis..
Apa sakit sekali batin hongyi tambah menyesal.

Hongyi menggunakan jemari tangan kirinya untuk menghapus air mata di pipi ana.

Ana membuka kedua matanya merasakan sentuhan tangan hongyi di pipinya.

"Apa sakit sekali?"tanya hongyi cemas.

Ana menggeleng sambil tersenyum.
"Tenang saja akan segera sembuh"

Hongyi merona melihat senyum tulus ana.
Ana sama sekali tidak marah.

Keduanya bertatapan.

Deg..
Jantung hongyi berdebar kencang.

Ana merasakan sesuatu dan itu membuatnya gelisah.