44. Can not refuse

4 4 0
                                    

Kamar ana.
Malam hari.

"Li kurasa sebaiknya gue bilang ke junjie soal loe"ucap ana.

Li terperanjat.
"Loe yakin?"

"Iya, sampai kapan kita mau sembunyi terus, apalagi gue besok ada syuting terus nanti makan pagi, siang dan malam loe siapa yang ambil"ucap ana.

Kok gue serasa punya hewan peliharaan di kamar kos tapi di sembunyikan karena ibu kos melarang penghuni untuk memelihara.
Aduh pikiran gue ngelantur deh..

Terdengar ketukan di pintu kamar.

"Itu pasti junjie"bisik ana pada li.

Ana membuka pintu separuh.
"Ada apa?"Tanya ana.

"Maaf gue ganggu loe istirahat, ada yang gue ingin bicarakan, boleh gue masuk?"Tanyanya.

Ini kan rumahnya masa gue larang dia masuk..
Ana membuka pintunya dan mempersilahkan junjie masuk.

Betapa terkejutnya junjie melihat ada pria tampan dan imut berada di dalam kamar.
"Dia siapa?"

Li tersenyum pada junjie.
"Hai"Sapa li.

"Ini li, li berasal dari dimensi yang sama dengan gue"Ucap ana.
"Gue tau udah sering menyusahkan loe tapi kalau boleh tolong izinkan li tinggal di rumah loe"Pinta ana menatap junjie.

Ini kesempatan bagus..
Kebetulan gue juga mau minta sesuatu pikir junjie.
"Hai li, gue junjie dan loe boleh tinggal di sini"

"Boleh, benarkah loe izinkan gue tinggal di sini?"Tanya li tampak tidak percaya.

"Ya, apa loe juga punya kemampuan seperti ana?"Tanya junjie ramah.

"Gue bisa teleport dan gue cukup ahli dalam ramuan, kalau loe butuh bantuan meracik obat gue akan senang membantu"Ujar li tersenyum senang.

"Boleh juga" Junjie tersenyum.
"Ana gue juga mau minta tolong, bisa bicara berdua"

"Kalau begitu gue keluar dulu, karena sudah di izinkan gue mau melihat sekitar rumah loe"ucap li nyengir bergegas keluar dari kamar.

"Pantas bibi lim bilang akhir-akhir ini non ana makannya banyak, rupanya ada teman loe yang sembunyi"junjie tertawa pelan.

"Maaf ya"ucap ana.

"Padahal kalau loe bilang dari awal li kan jadi bisa ikut pesta pertunangan kita, setidaknya nyokap gue bisa tambah yakin karena ada salah satu teman loe yang di undang"junjie menatap ana yang masih memakai brokat merah muda.

"Calon istri palsu gue hari ini cantik banget" Junjie tersenyum.
"Gue belum sempat memuji loe kan"

Ana merona.
"Loe juga ganteng tadi pakai jas selain pakaian dokter"Puji ana.
Sekarang junjie sudah berganti pakaian.

"By the way, gue mau minta tolong.. Salah satu pasien gue.."Junjie ragu meminta tolong pada ana.

Ana membaca pikirannya karena penasaran.
Junjie ingin gue membantu menyembuhkan salah satu pasiennya.
"Gue akan bantu, ayo"ajak ana.

"Hah, gue kan belum cerita"Ucap junjie bingung.

"Gue kan bisa baca pikiran loe"Ujar ana.

"Loe bisa baca pikiran gue"Ulang junjie.
Waduh selama ini dia bisa baca pikiran gue..
Apa aja yang udah gue pikirkan tentang ana batin junjie panik.

"Gue nggak selalu baca pikiran loe, kalau lagi penasaran aja"Ujar ana tersenyum menyentuh tangan junjie.
"Ayo kita temui pasien loe, kita teleport aja ya biar cepat"

Junjie menggenggam tangan ana, keduanya berpindah tempat.





Tempat karaoke.

Ana imagination loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang