71. Divination

6 3 0
                                    

Kamar si kembar.

Anli membuka jendela kamarnya dan terkejut melihat ana duduk di ranjang sementara wily duduk di sebelahnya dengan kepala menunduk.

Ups gawat batin anli.
Mommy pasti marah karena kami keluar tanpa minta izin.

Ana menghela nafas sebelum bertanya pada anli.
"Apa jin sudah mau makan?"

"Udah"Jawab anli.

"Bagus, lain kali bilang kalau mau keluar rumah, sekarang kalian istirahat, jangan lupa sikat gigi sebelum tidur!"Perintah ana lalu keluar kamar.

"Baik mom"jawab anli dan wily bareng.

Loh mommy nggak marah batin anli.

"Kenapa kamu menunduk tadi, aku pikir kamu di marahin mom"Ucap anli.

Wily menggeleng.
"Nggak kok, aku menunduk karena merasa bersalah tapi mom nggak bilang apa-apa sampai kamu datang"

Anli tersenyum.
Mommy memang pengertian dan baik hati, aku beruntung masih punya mommy dan daddy.
Senyum anli lenyap teringat jin yang kini yatim piatu.




Apartemen hongyi dan linyi.

Linyi tak selera makan, linyi mengaduk ramennya beberapa kali.

Harusnya tadi gue masuk ke vilanya namun entah kenapa linyi takut kalau dirinya adalah penyebab keluarga itu menghilang lima tahun yang lalu.
Kalau benar ini karena gue, gue takut mereka akan pindah rumah lagi karena kemunculan gue yang tiba-tiba.

"Loe kenapa?"tanya hongyi yang sudah menghabiskan ramennya.

"Gue melihat anli"Ucap linyi.

Hongyi terbelalak.
"Hah apa?"

"Setidaknya gue yakin gadis kecil yang gue lihat tadi adalah anli"Linyi menatap hongyi.
"Menurut loe apa gue penyebab wei long dan keluarganya pindah tiba-tiba lima tahun yang lalu?"

"Oh.. Gue nggak tau"Hongyi gugup padahal batinnya menjawab ya pastinya karena ingin menghindari loe.

Linyi menyipitkan matanya memandang hongyi.
Sebenarnya selama ini gue curiga hongyi mengetahui sesuatu yang gue nggak tau.
Firasat gue sebagai detective nggak pernah meleset pikir linyi.
Tapi percuma mendesak paksa seseorang untuk mengungkapkan apa yang tidak mau ia katakan.
Hongyi bukan penjahat yang biasa gue interogasi..
Gue bisa melakukan segala hal agar penjahat mengaku tapi kalau hongyi kan tidak mungkin gue paksa pakai cara kasar.

Hongyi beranjak dari duduknya sambil menguap.
"Huaaa gue lelah abis syuting seharian, gue mau tidur"

Cara kuno untuk menghindar batin linyi berhenti mengaduk dan meletakan garpu di mangkuk ramennya.




Tengah malam.

Jin menaiki rumah pohon dan mengetuk jendela kamar anli.

Anli yang baru akan terlelap jadi terbangun lagi.

"Jin, kenapa kamu ke sini bukannya bobo?"tanya anli membuka jendela kamarnya agar jin bisa masuk.

"Paman tadi menelepon dan bilang kalau besok pagi kami akan langsung berangkat ke bandara naik pesawat dan kami akan mulai tinggal di rumahnya"cerita jin sedih.
"Nanti aku nggak bisa ketemu kamu, wily dan mommy ana lagi"Jin terisak.

"Tenang aja masih bisa kok, nanti aku bilang sama mommy agar bisa menemui kamu, kalau sekolah libur"ucap anli.

"Janji?"Tanya jin menjulurkan jari kelingkingnya.

Anli menautkannya.
"Aku janji"




Pagi hari.

Ana memperhatikan wei long yang mengepak pakaian dan memasukkan ke dalam koper.
"Mau pergi lagi"Ujar ana cemberut.

Ana imagination loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang