70. Must

6 3 0
                                    

Sore hari.

Li yang baru selesai syuting teleport menemui ana.

Ana sedang duduk di taman halaman vilanya.

"Si kembar mana?"Tanya li.

"Masih tidur"Jawab ana.

"Wei long?"tanya li lagi.

"Biasalah sibuk"Ucap ana.

"Loe sengaja pindah ke sini untuk menghindari linyi ya"Ujar li.
"Apa gue boleh tau alasannya, asal loe tau tadi linyi telepon gue nanya loe pindah ke mana"

"Iya, gue sengaja dan loe jangan kasih tau gue ada di mana ya"Perintah ana.

"Apa hongyi tau loe pindah?"li mendongak ke langit.
Mendung batin li.

"Hongyi tau gue pindah tapi nggak tau alamat vila ini"Ucap ana.

Li mengangguk mengerti.

"Udah lama gue pengen menanyakan sesuatu tapi selalu lupa"ana menatap li.
"Kristal bulan milik loe membuat tubuh pemiliknya selalu murni ya?"

Li nyengir.
"Kenapa memang?"Tanya balik li.

"Loe sampai sekarang terlihat seperti masih perjaka padahal kan.."ana tidak melanjutkan perkataannya.

Li tertawa.
"Kristal gue memang membuat tubuh gue selalu terlihat murni walau gue berkali-kali menikah dan punya banyak anak"

"Pantas saja waktu itu darah loe bisa melepaskan tali yang mengikat darren"Ujar ana teringat dimensi yang ia masuki sebelumnya.

"Ana, apa gue boleh memberikan kristal bintang pada anli?"Tanya li.

Ana terkejut.
"Kenapa?"

"Melihat anak loe yang kembar membuat gue teringat fi, gue tau fi jahat, kejam tapi fi juga pernah baik dan lembut sebelum obsesi dan gairah menguasai dirinya"Li memberikan kristal bintang milik fi pada ana.

"Kurasa anli tidak membutuhkannya.."Tolak ana.
"Tapi kalau loe ingin anli memilikinya gue nggak keberatan, loe bisa memberikannya sendiri pada anli"

"Sebenarnya gue nggak ingin anak gue tau kalau gue berasal dari dimensi lain dan memiliki kemampuan"ungkap ana.
"Gue yakin loe tau anli itu anak siapa karena itu gue menghargai niat baik loe ingin memberikan kristalnya pada anli untuk melindungi anli, tapi bukan gue..harus loe sendiri yang memberikan kristalnya pada anli"

Li tersenyum menutupi perasaan bersalahnya.
Ya ana gue tau siapa ayah anli yang sebenarnya batin li.

Kenapa li terlihat sedih pikir ana memperhatikan li yang menunduk.
Apa li lagi ada masalah..
Li selama ini selalu ada buat gue saat wei long sibuk bekerja walau lelah karena selesai syuting li selalu mampir untuk menemui gue pikir ana.
Ana ingin membaca pikiran li namun sulit bagi ana sekarang melampaui kemampuan kristal milik li.

"Apa loe lagi ada masalah?"Tanya ana.

Li terkejut.
"Ah tidak, gue cuma lelah syuting"jawab li.

"Loe nggak harus selalu kemari li, loe harusnya istirahat"Ujar ana.

Li tersenyum.
"Melihat loe dan anli membuat rasa lelah gue hilang"ucap li pelan.

Ana tersenyum.
"Masa sih"

Li tiba-tiba berwajah serius.
"Ana gue boleh minta satu hal nggak?"

"Ya, kalau gue bisa..loe lagi ada masalah?"Tanya ana.

Li menggeleng.
"Jika suatu saat gue melakukan hal yang menyakiti perasaan loe, gue mohon agar loe memaafkan gue"Ucap li menatap ana.

"Kenapa loe bilang begitu?"Ana bingung dan semakin bertambah penasaran.

Ana imagination loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang