93. Found out

2 1 0
                                    

Kamar Q

Ah.. Lagi.. Jangan berhenti.. Ah..
Ah.. Linyi.

"Anzel"panggil Q.

Anzel membuka kedua matanya dan melihat Q menatap ke arahnya.
"Ah maaf Q, gue ketiduran ya"

"Nggak apa-apa, tugasnya udah selesai gue ketik, terima kasih ya loe udah bantu gue, istirahat aja loe pasti lelah"ucap Q tersenyum.

Anzel yang duduk di karpet dan tadi ketiduran bangkit berdiri.
"Gue ke kamar ya, selamat malam"

"Malam"Ucap Q.

Anzel berjalan ke kamarnya.
Ah kenapa gue mimpi begitu ya..

Ah..
Jantung anzel berdebar kencang teringat kembali mimpinya.

Linyi mungkin tadi sore heran melihat para penjahat yang tiba-tiba muncul di dalam mobil van tepat di depan kantor polisi pikir anzel nyengir.

Anzel menguap..
Lanjut tidur ah.





Apartemen.
Kamar linyi.

Linyi yang tertidur mendadak terbangun.

Kenapa gue mimpiin dia..
Anzel..
Ah udaranya panas sekali..
Linyi menyingkap selimut dari tubuhnya dan terkejut.

Sepertinya..
Ada orang..
Linyi menyalakan lampu di samping tempat tidur.
Hah..
Anzel.

Anzel terbaring tidur di sebelahnya.

Apa gue masih mimpi ya..
Masa iya anzel ada di tempat tidur gue.

Linyi menatap wajah cantik di hadapannya.

Linyi menelan ludah.
Dirinya bergairah.

Sudah 34 tahun berlalu..
Ini pertama kalinya gue merasa bergairah kembali.

Masa gue terpikat sama dia sih.
Ah masa bodoh..cuma mimpi ini pikir linyi.

Linyi menyibak rambut yang menutupi pipi anzel lalu membelai pipi anzel.

Ah lembut sekali..
Mimpi yang indah batin linyi.
Ini seperti dejavu..
Yang gue lihat anzel tapi..
Kenapa..
Lagi-lagi gue malah teringat ana.

Anzel yang merasakan sentuhan membuka kedua matanya.
Ah linyi..
Gue mimpiin dia lagi batin anzel.

Keduanya berpandangan.
Anzel menjulurkan tangannya menyentuh pipi lalu bibir linyi dengan jemarinya.

Jantung linyi berdebar kencang.
Linyi mendekatkan wajahnya lalu mengecup bibir anzel.

Ah..
Gue sekarang malah ingin bercinta dengannya pikir linyi yang berpindah kini berada di atas tubuh anzel.

Anzel membaca pikiran linyi.
Ini bukan mimpi batin anzel tersadar.
Pasti gue terlalu memikirkannya hingga tanpa sadar gue teleport menemuinya saat tidur.

Tapi sepertinya linyi belum menyadari kalau ini bukan mimpi.

Linyi mencium anzel lagi, melumat bibirnya dengan penuh gairah.
Tangan linyi bergerak ke dalam kaus yang di pakai anzel.
Kulitnya lembut sekali batin linyi menyentuh perut anzel.
Tangan linyi bergerak ke atas.

Ah..
Gue kan nggak pernah pakai bra kalau tidur batin anzel.
Anzel menahan desahannya saat tangan linyi menyentuh dan meremas pelan payudaranya.

Ah kalau terus-terusan begini gue mana tahan batin anzel.
Anzel menghentikan waktu mengubah posisi tubuh linyi yang mematung jadi berbaring ke samping lalu berteleport.

Waktu kembali normal.
Linyi mengerjapkan kedua matanya.
Ah sial gue terbangun dari mimpi pikir linyi.




Kamar anzel.

Ana imagination loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang