62. Will you marry me

6 3 0
                                    

Ana mengecup bibir linyi yang berbaring di sebelahnya.

Linyi terbangun.
"Gue bahagia sekali, gue ingin setiap gue bangun tidur loe selalu ada di sebelah gue"Ucap linyi mencium kening ana.
"Maukah loe menikah sama gue?"Tanya linyi.

Ana terpana.

"Ah persiapan gue buruk buat melamar loe, maaf gue bahkan nggak punya cincin"ucap linyi.
"Semua terjadi terlalu mendadak"

"Gue mau"jawab ana.

Kali ini linyi yang terpana.

"Kita menikah saja dengan cara dimensi dunia naga, kita ucapkan sumpah dan janji kita, loe bersedia?"Tanya ana.

"Ya bagaimana caranya?"Tanya linyi antusias.

"Aku mencintaimu linyi, aku milikmu selalu dan selamanya"ucap ana bersungguh-sungguh dan menautkan tangannya pada linyi.

"Aku cinta kamu ana, aku milikmu selalu dan selamanya"linyi mengulang kalimat yang di katakan ana.

Cincin perak kini muncul dan melingkari jari manis tangan ana dan linyi.

"Wah hebat sekali"linyi terpesona.
"Apa ini artinya kita sudah menikah?"

"Iya suamiku"jawab Ana tersenyum.

Linyi mencium ana lalu menarik selimut menutupi kepala mereka.

"Loe mau apa?"Tanya ana tertawa.

"Bulan madu bersama istriku"jawab linyi.





Satu jam sebelumnya.
Apartemen

Hongyi terbangun, kepalanya terasa pusing sekali.

Di mana linyi, apa dia sudah berangkat kerja.

Hongyi mengambil segelas air di dapur dan meneguk airnya hingga habis.

Aneh biasanya linyi selalu membuat sarapan.
Apa semalam linyi tidak pulang.

Mungkin ada kasus..

Hongyi menatap punggung tangannya yang kemarin di obati oleh linyi.

Kalau saja ana ada di sini..
Dia pasti sudah menyembuhkannya.

Ana..
Gue kangen sama loe..
Kenapa gue bisa membuat kesalahan fatal..
Bagaimana bisa gue malah tidur dengan wanita lain dan gue sama sekali nggak ingat apapun.

Hongyi melemparkan gelas yang di pegangnya mengenai lemari hingga pecah dan serpihannya berterbangan ke segala arah.

Gue nggak bisa hidup tanpa loe..
Gue harus menemui ana.

Hongyi mengambil kunci mobil dan berlari keluar apartemen.




Asrama.
Kamar ana.

"Gue malas berangkat kerja"Keluh linyi.
"Gue maunya sama loe aja"Linyi memeluk ana dari belakang.
Linyi menaruh dahinya di kepala ana.

Ana sedang mencuci piring bekas sarapan mereka.
"Linyi pakai kemeja loe, nanti masuk angin"

"Kan ada istri linyi yang bisa menyembuhkan" Linyi mencium pipi ana.

"Sekarang udah jam 7 nanti loe telat"Ana mengingatkan.

"Nanti sepulang kerja gue akan menemui loe lagi"Ucap linyi.
"Terus kita temui hongyi dan bilang kalau kita kini bersama"

"Bagaimana kalau hongyi marah dan.."Ana tidak bisa membayangkan reaksi hongyi.

"Loe hapus ingatannya saja"Usul linyi.

Ana terbelalak.
Ana berbalik badan.

"Gue jahat ya karena meminta hal ini dari loe"ucap linyi berwajah murung.
"Ini karena gue aja sulit buat melupakan loe.. Gue yakin hongyi juga akan sulit move on dari loe"

Ana imagination loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang