99. Secret revealed

2 1 0
                                    

Pagi hari

"Linyi bangun..Q harus sekolah dan PR Q yang semalam kan belum selesai"Ana yang baru beres mandi membelai rambut linyi untuk membangunkannya.

Linyi mengerjapkan matanya beberapa kali lalu menatap ana.
"Loe udah mandi?"

"Udah"Ucap ana.

"Yaaaah"Linyi berwajah kecewa.

"Kenapa?"Tanya ana bingung namun langsung merona setelah membaca pikiran suaminya yang ingin mandi bareng.
"Nanti sore aja kalau mau bareng"Ujar ana tersenyum.

Linyi langsung semangat bangun.
"Bener ya janji!"

Ana mengangguk.

"Ana, loe lihat celana gue nggak?"Linyi celingukan mencari celananya.

Ana berjongkok mengambil celana dari sisi bawah meja tempat tidur.
"Lain kali jangan di lempar sembarangan"
Ana tertawa teringat semalam, linyi begitu semangat.

Linyi nyengir sambil memakai celananya dari balik selimut yang menutupi tubuh telanjangnya.

"Gue buat sarapan dulu ya, loe cepetan mandi nanti keburu lijun datang"

"Siap istri tersayang"jawab linyi.

Ana tertawa pelan lalu berteleport ke dapur.



Dua hari kemudian.
Kamar Q malam hari.

"Itu suara mobil dio"Ana mendorong pelan linyi yang sedang memeluknya agar tubuhnya menjauh.

"Kenapa mereka harus pulang sih"gerutu linyi.

"Ini kan memang rumah mereka"ucap ana mengambil pakaian yang berserakan di lantai dan cepat-cepat mengenakannya.
"Linyi cepat pakai bajumu!"

Linyi dengan enggan keluar dari balik selimut dan mengambil pakaiannya yang tergeletak di lantai.

Ana mengecup pipi linyi.
"Selamat tidur"
Ana lalu berteleport ke kamarnya.

Linyi mendengus.
Gue harus melakukan sesuatu..
Gue nggak mau kalau harus diam-diam dan sembunyi-sembunyi jika ingin bersama ana.



Pagi hari.
Ruang makan.

"Mom, dad, aku sudah menikah dengan anzel"ucap linyi memberanikan diri memperlihatkan cincin di jari manisnya.

Naomi tercengang dan dio yang sedang makan tersedak.

Ana memberikan segelas air pada dio yang langsung meneguk airnya.

"Apa?"Dio memandang putranya dan ana bergantian.

"Apa itu benar?"naomi menatap ana.

Kenapa linyi mendadak memberitahu keduanya sih batin ana.
"Iya"jawab ana.

"Kalian!"Naomi hendak marah namun dio menyentuh punggung tangannya.
Amarahnya tertahan.
"Apa kalian sudah tidur bersama?"

"Iya"Jawab linyi.

Naomi menghela nafas berat.
"Mom tidak keberatan kalian berhubungan, hanya saja kamu kan masih sekolah Q"

"Yang di katakan pria itu benar-benar terjadi"gumam dio.

"Pria.. Siapa?"Tanya naomi.

"Dulu saat kecil seorang pria dari dimensi lain mengunjungiku di rumah sakit, dia bilang kelak aku tidak boleh melarang putraku menikah, karena aku berhutang nyawa pada wanita yang akan di nikahi oleh putraku, pria itu bernama.."

"Leonel"tebak ana.

"Ya, benar"Dio terkesima.
"Jadi yang menyelamatkan nyawaku saat itu.."

Ana mengangguk teringat pernah menyelamatkan dio atas permintaan junjie.
Jika saat itu gue nggak menolong dio, maka Q tidak akan pernah lahir dan linyi mungkin tidak akan berada di hadapan gue saat ini pikir ana.
Semuanya terhubung..
Apa leonel telah memprediksi kalau hal ini akan terjadi..

Ana imagination loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang