Family Story 25

8K 666 92
                                    

Jeno bertekad untuk memperbaiki dirinya agar Lucas tak marah lagi, dimulai dari dia yang sekarang membiasakan diri memanggil Lucas Hyung kecuali jika ada anaknya Jeno tetap memanggil Daddy. Menurut Jeno memanggil Lucas dengan Hyung itu bentuk dari Jeno menghormati Lucas sebagai kepala keluarga. Jeno kan mengikuti marga Lucas, jadi sudah pasti Lucas kepala keluarga nya.

"Lucas Hyung, besok aku ikut ya ke rumah sakit. Siangnya abis dari rumah sakit aku mau belanja sama Mae, pake uang ku kok dan janji gak akan boros. Hyung mau ikut gak?"

"Gak bisa ikut, Lo aja"Lucas menjawab dengan malas, dia tidak suka dengan perubahan Jeno yang satu ini. Mereka terlihat semakin canggung menurut Lucas.

Hanya tersenyum yang bisa Jeno lakukan saat mendengar jawaban Lucas. Sebenarnya Jeno juga gak suka manggil Lucas dengan embel-embel Hyung karena Jeno merasa lebih nyaman dan terbiasa memanggil Daddy pada Lucas, tapi Jeno yakin dia akan terbiasa.

Mereka berdua sedang berada di kamar, belum berencana turun ke lantai satu untuk makan siang bersama. Karena beberapa penghuni rumah masih ada di luar, makan siang hari ini disiapkan oleh pelayan jadi Jeno dilarang membantu oleh Lisa.

"Dad eh maksudnya Hyung gak mau turun?"tanya Jeno.

"Sana kalau mau ke bawah duluan"

"Gak, bareng aja kita"Jeno diam beberapa saat, lalu buru-buru turun dari kasur "Gak jadi bareng deh, aku duluan aja"kata Jeno sambil keluar kamar.

Perubahan Jeno yang lain, terlalu penurut. Dia mirip seperti anjing peliharaan yang pintar dan penurut. Imut sih dimata Lucas, tapi menurutnya Jeno terlalu memaksakan diri.

"Lucas, kamu apain menantu Baba hah"Kai datang menghampiri Lucas yang baru keluar dari kamar, berniat menyusul Jeno.

"Apa sih, dateng-dateng marah gak jelas. Baba udah tua, kurang-kurangin marah-marah"

"Kurang ajar, sikap kurang ajar kamu ini nanti bisa ditiru cucu Baba. Logan yang imut itu gak boleh kurang ajar kayak kamu"Kai menjewer telinga Lucas.

"Bercanda, Lucas tadi bercanda. Lepas Baba, sakit loh. Nanti aku aduin ke Mae ya"

"Apa ini ribut-ribut, berisik tau gak"Lisa datang sambil membawa Logan.

"Cucu Opa masih ganteng aja, padahal dari tadi di luar kena panas matahari"kata Kai pada Logan, lalu mengambil Logan dari gendongan istrinya.

"Lebay, anak aku meskipun keluar juga turun dari mobil langsung masuk ke ruang ber AC"

"Anak kamu tuh kurang ajar, tetep ngeselin"adu Kai pada Lisa.

"Lah, Baba yang dateng terus marah-marah gak jelas ke Lucas"Lucas mencoba membela diri.

"Sudahlah, kalian ini kapan akurnya"Lisa mulai lelah.

"Aku tadi liat Jeno murung banget, duduk sendirian di meja makan. Kasian aku liatnya, gimana aku gak maran coba ke anak kamu"kata Kai yang berhasil mengeluarkan tanduk Lisa. Terbukti sekarang Lisa memukul badan besar anaknya dengan tas yang berisi barang-barang Logan.

"Mae kenapa Luc dipukul"Lucas mencoba menghindar.

"Oma ndak boleh pukul-pukul Dydy Gan, sedih Dydy nya Gan nanti. Papa juga sedih, Gan juga sedih Hiks Papa Gan mau Papa"Logan menangis melihat Daddy nya di pukul.

"Logan, sayang kenapa nangis"Jeno berlari menaiki anak tangga saat mendengar tangisan Logan. Dia juga langsung bingung saat melihat mertua dan suaminya berkumpul di depan kamar.

"Papa Hiks Oma nya nakal, Dydy nya Gan di pukul-pukul"Logan memeluk erat Jeno.

"Maafin Oma ya, tadi itu pukulan sayang kok. Daddy Logan gak kesakitan"Lisa melupakan keberadaan cucunya, saking kesalnya dia pada Lucas.

Cerita Keluarga {LuNo}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang