Jeno melihat Lucas yang sibuk membaca tumpukan dokumen yang berada di atas meja kerjanya. Sekarang Jeno sedang berada di perusahaan Lucas, entah kenapa dia ingin sekali menghabiskan waktu di perusahaan suaminya.
“Sayang”
“Hm”Jeno menyahuti panggilan Lucas, matanya masih fokus melihat Lucas yang sekarang juga melihatnya.
“Kamu mau minta sesuatu? Atau aku ada salah?”
Dahi Jeno mengerut, bingung dengan maksud pertanyaan Lucas. “Apa maksudnya? Kenapa tiba-tiba nanya kayak gitu?”
Lucas terkekeh, dia tidak bermaksud membuat Jenonya kebingungan. Tapi melihat Jeno yang sedari tadi menatapnya, berada di perusahaan nya. Menghabiskan waktu seakan-akan dia bukanlah orang sibuk, itu membuat Lucas was-was.
“Hari ini hari kerja, aku yakin kerjaan kamu banyak. Kenapa malah leha-leha disini kayak pengangguran. Kamu buat aku bingung, makanya aku nanya kayak gitu. Takut nya kamu memang mau sesuatu tapi bingung gimana ngomong nya, atau aku ada salah dan kamu males ngomong nya makanya dari kemarin nempel ke aku”
Perkataan Lucas membuat Jeno memberengut, “Apa salahnya nempel sama suami sendiri”
“Gak salah, kalau weekend sih gak masalah. Tapi ini hari kerja. Kamu yakin mau numpuk kerjaan mu”
“Kalau weekend kan gak bisa berdua”gumam Jeno.
Setelah mendengar gumaman Jeno, Lucas paham apa yang terjadi pada Jeno. Dia menggigit bibirnya, berusaha menahan diri agar tidak memeluk Jeno karena Lucas sekarang sangat gemas pada Jenonya. Tapi Lucas ingin tetap terlihat bingung, agar Jeno mengungkapkan apa yang dia rasakan dengan jelas.
“Ngomong apa sih sayang, suaramu kecil banget”Lucas beranjak dari duduknya, melepaskan kacamata baca yang sedari tadi dia pakai. Namun hal tersebut memunculkan protes dari Jeno. “Kacamata nya jangan dilepas”ucap Jeno.
“Pegel mataku, gak enak terlalu lama pake kacamata”kata Lucas, namun kembali memakai kacamatanya. Lalu berjalan menghampiri Jeno yang meringkuk di sofa.
Jeno merentangkan tangannya saat Lucas mulai dekat dengannya, “Peluk, aku kangen”pinta Jeno.
“Kenapa gak dari kemarin bilang kalau kangen hm? Gengsi mu itu lebih parah dari Mark”Lucas memeluk lalu menggendong Jeno, dia membawa Jeno ke sofa single yang tak jauh dari meja kerjanya. Lucas duduk di sofa tersebut sambil menyamakan posisi Jeno yang duduk menyamping di pangkuan nya.
“kenapa aku jadi duduk kek gini, enakan kayak koala”
“Kaki kamu nanti sakit karena kelamaan nekuk, kalau kayak gini kaki kamu bisa dilurusin sesekali kalau pegel”Lucas mengelus pinggang Jeno agar suaminya itu tidak banyak protes.
Lucas mengulurkan tangan nya untuk mengambil berkas yang ada di mejanya, dia mulai bekerja kembali dengan Jeno dipelukan nya.
“Kamu itu ganteng ternyata”ucap Jeno, dia melihat wajah Lucas yang sangat dekat dengan wajahnya.
“Baru sadar kalau punya suami ganteng”Lucas menoleh lalu mengecup bibir Jeno.
“Tapi masih gantengan aku”
“Iya sayang”Lucas menanggapi perkataan Jeno sebelum kembali fokus pada berkasnya.
“Daddy”
“Iya”Lucas menyaut tapi fokusnya masih tetap pada berkas.
“Seumur hidup itu lama, dan perjalanan cinta kita itu aneh. Rasanya mustahil buat bertahan seumur hidup sama kamu, awalnya aku pikir begitu. Tapi pernikahan kita udah 5 Tahun, umur pernikahan yang satu tahun lebih muda dari umur anak kita. Setelah ngejalanin 5 Tahun bareng kamu, aku rasa kita bisa bertahan sampai waktu kita habis di dunia ini”Jeno mengelus pipi Lucas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Keluarga {LuNo}
Random--- Termasuk Sequel Cerita Daddy and Mommy --- . . . bxb 🔞