Family Story 42

2K 178 5
                                    

“Senang tidak jalan-jalan dengan Daddy?”Jeno menahan senyumnya karena melihat Logan yang nampak malu-malu. 

“Logan harus sarapan sekarang agar tidak telat ke sekolah”

“Pertanyaan Papa masih belum Logan jawab, padahal Papa menunggu kalian menceritakan bagaimana perjalanan kemarin. Tadi malam kan belum sempat bercerita” Jeno menuangkan susu pada mangkok di hadapan Logan yang sudah berisi sereal. 

“Tidak terlalu buruk, banyak ikan yang baru pertama kali Logan lihat. Lagipula Papa kan sudah melihat banyak foto dan video Logan bersama Daddy disana”

“Itu artinya Logan senang jalan-jalan dengan Daddy”Lucas berucap sambil berjalan ke arah Jeno untuk mencium pipi Jeno. 

“hm”gumam Logan yang membuat Jeno tertawa, lucu sekali melihat Logan dengan sifat gengsinya. 

“Sifat gengsimu itu harus sedikit dikurangi, jangan seperti Papa. Jika kau senang bilang saja, untuk apa malu. Daddy akui setiap orang yang menghabiskan waktu dengan Daddy pasti akan senang”

Logan dan Jeno menatap jengah pada Lucas yang kepercayaan dirinya sedang naik, “Jika Daddy menanggapinya dengan sepercaya diri itu, Logan akan sangat malas mengakui kalau Logan senang”

“Itu benar, yang harus dikurangi itu kepercayaan Daddy yang setinggi langit ke tujuh”Jeno membenarkan perkataan Logan. 

“Logan tau tidak, kepercayaan diri yang kata Papa mu setinggi langit, adalah salah satu penyebab Daddy bisa menikahi anak bungsu kesayangan keluarga Jung. Jadi kepercayaan diri ini harus dipertahankan agar Papa terus menjadi milik Daddy”

“Siapa yang akan mengambil Papa?”tanya Logan. 

“Banyak”Jawab Lucas dengan singkat lalu mulai memakan makanan yang disiapkan Jeno untuknya. 

“Papa jangan tinggal kan Logan dan Daddy, kita tak bisa hidup tanpa Papa”

Mendengar perkataan Logan membuat Jeno menghela napas, kenapa pembicaraan mereka jadi kemana-mana. “Jangan bersikap dramatis, Papa akan meninggalkan kalian jika Papa mati”

“Itu lebih baik dan terdengar realistis”kata Lucas. 

“Benar, Logan dan Daddy juga akan meninggalkan Papa ketika kita mati”

“Kalau begitu sudahi pembicaraan ini, makanlah tanpa berbicara”perintah Jeno, setelah itu hening. Mereka fokus untuk menghabiskan sarapan merek. 

Setelah sarapan, Logan dan Lucas bersiap untuk berangkat. Jeno dirumah karena dia kurang enak badan, jadi dia memutuskan untuk tidak bekerja. 

“Papa sendirian dirumah, kenapa tidak minta temani Daddy saja. Papa kan sakit”Logan memakai tas sekolah nya sambil menatap khawatir pada Papanya. 

“Papa hanya kelelahan karena kemarin dibawa kemana-mana oleh teman Papa, jadi jangan terlalu khawatir”

“Jangan lupa minum vitamin”ucap Lucas. 

“Semangat ya kalian, Papa akan bermalas-malasan disini”perkataan Jeno membuat Lucas dan Logan mendengus lalu bergegas masuk ke dalam mobil. 

Mobil Lucas sudah mulai tidak terlihat oleh Jeno, namun tak lama setelah mobil suaminya menjauh ada mobil lain yang masuk ke pekarangan rumah yang membuat Jeno bingung. 

“Eric?”gumam Jeno saat melihat temannya keluar dari mobil. 

“Jeno rumah lo susah banget dicari”Eric menghampiri Jeno membiarkan mobil yang ditumpanginya pergi. 

“Gue pikir lo gak akan datang sepagi ini, ayo masuk”ajak Jeno. 

“Males gue di hotel, kalau sendirian tuh gak enak”Eric mengikuti Jeno, lalu duduk dengan nyaman di Sofa. “Rumah seluas ini kamar cuman ada 3 Jen?”tanya Eric. 

Cerita Keluarga {LuNo}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang