Jeno memasuki sebuah cafe yang tak jauh dari perusahaan suaminya, dia mendorong stroller bayi yang berisi Logan sedang tertidur dengan nyenyak.
"Kita tunggu Daddy disini"ucap Jeno yang duduk di salah satu kursi setelah memesan secangkir kopi.Tak lama setelah Jeno duduk dan mengeluarkan iPad nya, seorang pelayan wanita datang dengan nampan berisi segelas kopi yang Jeno pesan. Tapi yang membuat Jeno kebingungan adalah pelayanan tersebut juga memberikan kertas kecil berisi nomor-nomor yang Jeno yakini adalah nomor telepon.
"Maaf Tuan, saya hanya menyampaikan pesan dari seorang wanita yang duduk disebelah sana. Katanya dia ingin berkenalan dengan Tuan"ucap pelayan tersebut sebelum pergi.
Jeno melihat ke arah meja yang ditunjuk pelayanan tadi, "Orang aneh"gumam Jeno saat melihat wanita yang duduk di meja tak jauh darinya melambaikan tangannya.
"Mending kerja, daripada ngeladenin dia"Jeno langsung fokus pada IPad nya dan sesekali mengecek Logan.
"Permisi, boleh aku bergabung"
"Ya Tuhan, dia ini mau apa"batin Jeno yang merasa terganggu dengan Wanita aneh yang memberikan nomor ponselnya dan sekarang duduk di hadapan nya.
"Masih banyak meja kosong, jadi silahkan pindah dan lagi kita tidak saling mengenal"Jeno mencoba mengusir secara halus.
"Kalau begitu ayo berkenalan"
"Tidak tertarik"Jeno berusaha mengabaikan wanita itu.
"Benarkah, tapi kau tidak membuang kertas yang berisi nomor ponselku"
"Terlalu malas berjalan ke tempat sampah, jadi saya berencana membuang nya nanti setelah keluar dan melewati tempat sampah"Jeno masih fokus pada pekerjaan nya.
"Kasar sekali, tapi aku suka"
"Wanita gila"gumam Jeno.
Rengekan Logan terdengar, membuat Jeno buru-buru mengambil Logan dari Strollernya. "Papa disini"Jeno mencoba menghentikan rengekan anak nya dengan cara mengelus punggung Logan agar tidak mengganggu pengunjung cafe yang lain.
"Dia anakmu? Kau sudah punya istri atau sudah bercerai?"
"Ya lebih tepatnya saya sudah punya_
"Dia sudah punya suami, jadi ada perlu apa anda dengan suami dan anak saya"
"Mr. Wong, lama tidak bertemu"
"Memangnya kita pernah bertemu?"bingung Lucas.
"Saya stefani, sekretaris salah satu rekan kerja anda"Stefani berdiri, menyapa Lucas dengan sopan.
"Oh"ucap Lucas meskipun sebenarnya dia masih tidak ingat.
"Kalau begitu saya permisi"
"Tunggu, ini tolong di buang"Jeno memberikan kertas yang Stefani berikan tadi. Dengan muka memerah yang entah menahan marah atau malu, Stefani mengambil kertas tersebut lalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Keluarga {LuNo}
Random--- Termasuk Sequel Cerita Daddy and Mommy --- . . . bxb 🔞