Cincin Tunangan?

268 13 0
                                    

Baru saja kemarin mereka terlihat akur, hari ini Tata kembali harus menambah stok kesabaran. Bagaimana tidak, hari ini wanita itu kembali di tag oleh banyak akun di semua sosial media miliknya.

"selamat pagi calon istri masa depan Dareen!!" teriakan Bianca sesaat setelah membuka pintu dan masuk restoran. Tata yang sedang memberikan arahan pada beberapa co-chef, memutar matanya malas.

"berhentilah bercanda"
Bianca kembali tertawa, wanita itu baru saja berbelanja bahan masakan untuk menu hari ini.

"bersyukur Dareen memerintahkan pengaman untuk berjaga beberapa meter dari resto ini, kalau tidak aku tidak tau nasib kita. Banyak sekali orang yang ditahan tepat diujung jalan" tunjuk wanita itu pada ujung jalan dimana ada beberapa pria berpakaian hitam tengah berdiri dan memberhentikan beberapa orang.

"prince Dareen benar-benar kaya, dia bahkan bisa menyewa jasa pengaman yang cukup terkenal di kota ini" jelas salah satu co-chef yang tengah membersihkan meja, beberapa orang bahkan mengangguk menyetujui

Bianca menggeleng "tidak. Dia tidak perlu menyewa, dia punya saham di perusahaan yang bergerak di bidang jasa itu"

"benarkah? Prince kita ternyata sangat kaya" timpal lainnya

"tentu saja, dia bahkan memiliki ca... Mmmmhh" Tata langsung membekap mulut sahabatnya sebelum membeberkan semua rahasia yang pernah dikatakan oleh Amanda

"diamlah, kau cerewet sekali" Bianca mengerut, dengan paksa melepaskan bekapan tangan Tata dari mulutnya. Memberi sahabatnya tatapan bahwa dia benar-benar akan berhenti berbicara.

“sudah, segera bersiap. Sebentar lagi kita akan buka” mendengar perkataan kepala Chef serta atasan tempat mereka bekerja, mereka kembali melanjutkan kegiatan masing-masing.

***

Setelah mengantarkan pelanggan terakhir, restoran ditutup. Bianca langsung merenggangkan tangannya, tersenyum kearah seluruh pekerja. “kalian semua sudah bekerja keras”

“Chef juga sudah bekerja keras” Bianca hanya tersenyum dan memerintahkan mereka untuk berberes karena resto akan segera tutup. Setelah bawahan mereka sibuk, Bianca menoleh kearah wanita yang sejak tadi sibuk didekaatnya

“gue nggak tau, lo nggak sadar karena terlalu sibuk atau apa” Tata mengerut keningnya bingung. Dia mengira Bianca tidak sedang mengajaknya bicara, tapi saat menoleh.. pandangan mereka bertemu

“apa maksudmu?” Bianca terkekeh, menyeruput teh hangat yang baru saja dia seduh. “jangan bermain teka teki denganku, cepat katakan maksudmu” jelas Tata tak sabaran

“itu,, yang gue maksud. Benda yang tengah melingkari jari manis lo” Tata dengan cepat memperhatikan jari-jari tangannya.

“apa-apaan... siapa yang...”

“lo benar-benar nggak sadar yah?” Tata menggeleng cepat. Wanita itu sibuk meraih cincin yang entah dari mana dan sejak kapan berada di tangannya. Dia benar-benar tak sadar akan keberadaan benda tersebut

“bahkan beberapa pekerja sudah penasaran dari pagi, dan terus saja menanyakannya pada gue. Lo.. benar-benar yah..”

“cincinnya tidak mau terlepaaaass” Bianca hanya tertawa melihat sahabatnya berusaha keras untuk melepaskan cincin tersebut

“OMG.. chef.. chef.. liat apa yang terjadi” keduanya menoleh, menemukan salah satu pekerja berlari kearah mereka tak lupa menyodorkan handphone miliknya. Pekerja lain yang mereasa penasaran, ikut merapat “buka akun sosial media kalian, dan lihat yang tengah dilakukan prince Dareen

Tata dan Bianca memilih menarik handphone pekerjanya, Bianca lebih dulu syok.. meraih pergelangan tangan Tata tempat bertenggernya cincin yang baru saja mereka bahas

“well.. Gue mulai mengetahui asal cincin di jari manis lo teman, katakan.. kapan lamaran itu terjadi, semalam.. oh..oh.. aku yakin, pasti tadi malam mengingat Dareen nginap dirumah lo” penjelasan Bianca kembali membuat pekerja lainnya heboh.

Bianca terus menggeser dan memperhatikan foto-foto di akun Dareen, dari Foto kamar Tata yang dia yakini 100% kamar wanita tersebut karena dia sendiri sudah sering kerumahnya. Foto kedua menampilkan tangan sahabatnya dan tangan Dareen yang mengenakan seri cincin couple, sedangkan foto ketiga adalah foto punggung sang sahabat yang entah tengah berada di dapur rumah siapa. Mungkin dapur apartemen Dareen? pikirnya.

Sedangkan Tata, segera meninggalkan kerumunan itu. Hendak ke ruang loker untuk mengambil handphonenya. Tidak lagi menghiraukan Bianca dan para karyawannya yang tak henti-henti berteriak karena foto yang di upload oleh prince mereka

“pria itu” desis Tata, mengambil handphone dan segera menghubungi Dareen

“apa yang kau lakukan?” Tata tak perlu beramah tama, setelah panggilan tersambung. Dia langsung menanyai pria itu

baru saja tiba didepan rumah. Sedang memarkirkan mobil. Aku baru saja tiba di...”

“bukan itu yang ku maksud Dareen. Maksudku adalah kau mengupload foto aneh lagi, apa maksudmu hah?” Dareen tertawa. Terdengar dengan jelas, pria itu baru saja keluar dari mobilnya

makan malam akan diadakan di kediaman tuan Edwin, yang lain tengah bersiap. Apakah Tuan muda akan mandi lebih dulu, atau langsung ke Villa tuan Edwin?”

“katakan pada para kakakku, aku harus mandi dan mengirim beberapa file lebih dulu.”

“baik tuan”

“maaf,, apa yang kau katakan tadi? Soal foto? Aku sengaja, bagaimanapun walau aku menanggapmu sebagai kakakku, perasaanku tidak bisa kubohongi kalau aku tertarik padamu, apakah ini cinta?” jelas Dareen yang diakhiri kekehan pria itu, Tata hanya tersenyum mengejek.

“hapus foto itu, sebelum aku benar-benar marah padamu”

plipp

panggilan berakhir. Tata memilih tak ingin ambil pusing, karena dia sudah meminta pria itu untuk menghapus foto yang sudah dia upload.

Sedang disisi lain, Dareen tidak menghiraukan ancaman Tata. Dia dengan santai masuk kedalam ruang kerjanya, mengirim file terakhir sebelum pameran dimulai.

***

Dareen memasuki Villa kakak sepupunya –Edward- dengan riang. Tapi, baru saja memasuki ruang tengah, dia sudah disambut dengan lemparan bantal sofa. Pria itu tak siap

“what the ....”

“dilarang mengumpat” ucap pria tinggi yang duduk tepat disamping Amanda. Dareen langsung sadar, siapa yang telah melempar bantal tadi ke wajahnya. Siapa lagi kalau bukan wanita tunangan Edward sekaligus sahabat wanitanya.

“kak Ed terus saja membelanya. Aku yakin, beberapa hari kedepan kepala tunanganmu itu akan membesar seperti balon yang diisi helium” Amanda hanya memberi tatapan mengejek, sedangkan tunangannya –Edward- memberikan tatapan agar pria itu diam

“lo pantas mendapatkan itu, karena lo nggak memiliki muka. Mengaku bertunangan? Tidak tau malu” Dareen hendak membalas, tapi berhasil dihentikan oleh Edwin –kembaran Edward- untuk berhenti karena dia sudah sangat kelaparan menunggu adik terkecil mereka datang

“kak Artha mana?” tanya Dareen karena tidak menemukan keberadaan kakak sepupu dokternya

“aku disini” sahut pria yang baru saja masuk dari arah kolam renang villa tersebut

“dari tadi itu memang hanya lo yang di tunggu”

“ohhh”

***

Dareen || #6 Loving Her Series ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang