Salah Paham

263 11 0
                                    

“aku dengar dari Mommy, pameranmu akan segera dibuka” Dareen mengangguk.

Pria itu beserta para kakaknya tengah duduk di ruang tamu, Villa Edwin. Menikmati teh hangat dan beberapa kudapan setelah makan malam. Bercerita tentang apa saja yang mereka alami seharian ini. Walau dalam bersaudara merka semua laki-laki, tapi mereka berpendapat dengan melakukan hal ini setiap sekali dalam seminggu akan menambah erat persaudaraan mereka.

“iya.. beberapa hari lagi”

“oh ayolah, aku tau bukan itu yang menjadi alasan kita ada disini, lebih cepat” Dareen hanya tersenyum, membuat tingkat penasaran mereka meningkat. “lihatlah senyum menyebalkan itu, lo kira bisa menaklukan Tata dengan mudah” perkataan penuh sarkas Amanda hanya dibalas tawa menggelegar Dareen, yang lain hanya saling pandang

“gue sudah menyiapkan hadiah yang akan membuatnya terharu, saking bahagianya.. Gue yakin dia akan berlari pada gue dan pada saat itu, gue akan melamarnya..”

“lalu dia akan mengatakan, ‘Ya.. aku bersedia, Dareen’ begitu? Mimpi!” timpal Amanda untuk kesekian kalinya

“tskk.. sudahlah. Siapkan saja gaun serta tuxedo kalian, karena sepertinya aku akan menikah lebih dulu dari pasangan itu” tunjuk nya pada Edward dan Amanda yang memutar matanya malas

“teruslah bermimpi, karena setelah bangun nanti.. Lo akan merasakan sakitnya” Edward mengelus tangan kanan kekasihnya, Amanda menoleh mendapati tatapan agar dia berhenti. Bagaimana pun, Dareen masih keluarganya. Tentunya dia harus mendukung pria itu, demi kebahagian adik tersayang mereka.

“hadiah apa yang akan kau berikan?” Dareen kembali tersenyum dan mengatakan agar mereka semua menunggu.

“Kak Ed, dan kalian semua.. akan mengetahuinya beberapa hari lagi”

“baik, sepertinya adik kita ini tidak ingin membagi sedikit rahasianya pada kita” Ken

“padahal kita bisa membantu memberikan saran loh, kamu nggak butuh?” Dareen menggeleng semangat dengan pernyataan Edwin
“aku jadi penasaran” Arash

“bukan hanya kau, kita semua sangat penasaran” timpal Edward

***

Beberapa hari berlalu, kehebohan tentang cincin dan hubungan antara Tata dan Daren masih menjadi perbincangan. Walau tidak seramai saat pertama kali foto mereka di upload.

Siang itu, Tata dan beberapa pekerjanya tengah sibuk di dapur resto untuk menyiapkan pesanan pelanggan. Hari itu sangat ramai, beberapa orang bahkan ada yang merekam kegiatan mereka selama memasak.

Sebetulnya itu tidak lah aneh, karena mereka sering mendapatakan perilaku semacam ini. Yang menjadi masalah adalah hampir semua pengunjung siang itu melakukan hal yang sama, live? Flog? Seperti itulah

Bianca bahkan dari sejak tadi memperingatkan bawahannya untuk fokus memasak saja, alih-alih mengurus keanehan tersebut.

Setelah menyajikan pesanan terakhir, pelanggan yang tiba lebih awal tidak langsung pergi. Mereka tetap stay didalam resto. Tata memerintahkan bawahannya untuk merapikan peralatan masak, karena mereka sudah menyajikan semua pesanan.

“gue bakal mati berdiri kalau nggak segera tau, alasan dari kelakuan pelanggan kita hari ini” bisik Bianca, Tata sekilas sang sahabat. Sebetulnya dia pun bingung dan cukup penasaran dengan tingkah mereka

“aku rasa ini mungkin alasan keanehan hari ini” ucap Adrian yang menyodorkan handphone kearah dua sekawan sekaligus bosnya sendiri

“oh my..” pekik Bianca, dia lebih dulu sadar dan langsung mengambil alih benda pipih milik pria itu “Dareen benar-benar.. luar biasa..” Tata menarik paksa handphone dari tangan Bianca. Dan ekspresinya tak jauh berbeda dari sahabatnya.

Dareen || #6 Loving Her Series ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang