Pernikahan Impian

379 15 0
                                    

Warning ⚠
Typo masih bertebaran dimana-mana

***

Dareen tengah duduk diatas tempat tidur, pria itu terlihat tengah melamun. Tata yang baru selesai membersihkan wajahnya di kamar mandi merasa bingung dengan pria itu. tidak biasanya Dareen bertingkah seperti ini

Pelan Tata mendekat, duduk di samping pria itu dan mulai bersandar di kepala ranjang

“sedang memikirkan apa?” Dareen nampak terkejut, pria itu dengan spontan menoleh kekiri. Saat tatapannya bertemu dengan Tata, pria itu tersenyum

“aku tidak merasakan kehadiranmu, sejak kapan?” Dareen menarik Tata masuk dalam pelukannya. Tata diam-diam merasa hangat dan sangat terlindungi dengan kebiasaan yang dilakukan Dareen padanya. Wanita itu menyandarkan kepalanya pada dada bidang Dareen lalu ikut memeluk suaminya posesif

“baru saja. Apa ada yang mengganggu pikiranmu?” Dareen kembali tersenyum mendengar pertanyaan Tata

“tidak.. hanya saja, aku memikirkan perkataan kak Bianca”

“oh.. soal party? Kamu mikirin itu?”

“hmm.. pernikahan kita sangat cepat, aku tidak pernah memikirkan kita akan saling menantang seperti ini” Tata mengangkat kepalanya menatap Dareen “aku tidak menyesal, sayang.. aku hanya. Kau tau, ini seperti mimpi bagiku. Aku bahkan belum bertemu kakek dan nenekmu untuk meminta restu”

“aku juga belum bertemu kakek Rey untuk meminta restu, kita seimbang” Dareen mengelus kepala Tata dengan sayang.

“aku serius”

“ok baik. Mari serius” Tata bangkit dari pelukan Dareen mengambil handphone miliknya di atas nakas. Wanita itu terlihat mengutak atik benda pipih itu lebih dulu, lalu menyerahkannya pada Dareen

“ini...”

“itu dikirim saat kamu lagi ngurus penyebrangan kita ke Deefka beberapa hari lalu” Dareen hanya terpaku dengan isi rekaman video yang di putarnya “sama seperti kakek Rey. Nenek dan Kakek ku sepertinya sudah memprediksi hal ini. Aku hanya mengirimkan mereka foto buku nikah kita, tapi bukannya telepon penuh amarah yang ku dapat. Justru mereka memberikan kita doa dan ucapan selamat. Aku bahkan bingung dengan jalan pikiran keduanya” jelas Tata panjang lebar, tak lupa wanita itu menunjukkan senyum menenangkan pada suaminya

Dareen meletakkan Handphone Tata, lalu menarik kembali wanita itu masuk kedalam pelukannya “urusan restu sudah selesai, sekarang pernikahan impian. Kau ingin seperti apa?”

Tata menatap lurus kearah city light yang terpampang nyata melalui jendela kaca besar, lalu tersenyum

“pernikahan impianku, sepeti ini” Dareen mengerutkan keningnya “seperti ini?”

“yah.. seperti ini, menikah tanpa diketahui oleh orang banyak” Tata kembali terdiam, disisi lain Dareen kembali menerka-nerka, alasan lain dibalik perkataan istrinya itu

“setelah memutuskan untuk ikut master chef waktu itu, begitu banyak hal yang aku alami Dareen. dimulai dari cibiran, tentangan, hate, dianggap remeh, tidak ada dukungan sedikitpun. Hanya orang terdekat yang memberikan semangat. Setelah mendapat peringkat pertama disetiap minggunya, orang-orang mulai menunjukkan minat. Mulai membanggakan. Tapi, setelah aku melakukan sedikit saja kesalahan.. mereka akan kembali memberikan caci maki” Dareen mengeratkan pelukannya pada Tata

“sejak awal, tujuanku hanya satu. Membangun restoran di luar negeri, lalu membawa kakek dan nenek ku untuk tinggal disana. Tapi, sepertinya tuhan sangat baik. Aku diberi hasil yang sangat luar biasa. Mendapatkan peringkat kedua, memberikan Fans yang setia. Aku sangat bersyukur akan hal itu”

Dareen menangkap hal lain dari pernyataan istrinya, pria itu memilih untuk menunggu kelanjutan cerita itu. tapi, Tata terlihat enggan

“tapi, kau tau.. ada saja hal yang membuatku mempertanyakan jalan ini...”

“tekanan yang sangat berat?”

“hm..”

“jika kau tidak ingin merayakan pesta pernikahan, aku setuju.. jika kau ingin merahasiakan hubungan kita pun, aku setuju”

“bodoh” Dareen dengan cepat menoleh kearah Tata “seharusnya sebagai kepala keluarga, kau tegas Dareen. katakan padaku, aku harus setuju dengan acaran pernikahan nanti.. tidak boleh melawan.. dan kalimat-kalimat lainnya”

Dareen terkekeh.. “aku bisa tegas sayang, tapi di situasi tertentu. Sekarang, aku sedang menghormati keinginanmu. Walau aku tidak pernah merasakan tekanan yang pernah kau alami, tapi aku pernah melihatnya secara langsung. Aku mulai berkarir di bidang ini dari umur yang bisa di katakan sangat muda. Sudah banyak orang yang aku temui, ada yang bertahan.. ada yang menyerah.. bahkan ada yang sampai bunuh diri. Orang-orang seperti kita, merupakan orang pilihan. Hanya yang Memiliki hati kuat dan otak yang waras saja yang bisa bertahan”

“jadi, apapun keputusanmu saat ini.. aku menghargainya. Lagipula.. diketahui oleh orang terdekat saja, sudah cukup bagiku” lanjut Dareen dengan senyum manisnya. Tata diam-diam bersyukur di cintai oleh pria seperti Dareen. entahlah, feeling waktu itu benar-benar sangat kuat, itulah mengapa dia langsung menarik pria itu ke KUA untuk mendaftarkan pernikahan mereka.

***

Dareen || #6 Loving Her Series ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang