Semua Tau

230 10 0
                                    

Warning ⚠
Typo bertebaran dimana-mana

***

Malam menjelang, setelah membersihkan diri di kamar masing-masing ke enam penghuni lantai dua Villa itu segera keluar dan mengisi ruang tamu satu demi satu.

Amanda yang keluar pertama kali, segera menghampiri Tata yang tengah memperhatikan setiap sudut dapur lantai dua Villa itu. Tak jauh dari mereka, Joe dan Edward tengah berbincang di ruang tamu, sedangkan Bianca sibuk melakukan Selfie di balkon luas milik Dareen tentu dengan pemandangan bintang. Malam itu cuaca cerah, angin pun tidak terlalu kencang

“lo lagi ngapain, Ta?” Tata menoleh, tampak ekspresi bingung menghiasi wajahnya “aku seperti nggak asing sama dapur ini” Amanda diam-diam tersenyum

“masa sih.. yakin lo? Dejavu kali” Tata menggeleng, wanita itu yakin dia sedang tidak mengalami yang namanya dejavu seperti perkataan Amanda

“ada apa ini?” kedua wanita itu menoleh kearah Bianca yang tengah berjalan mendekati mereka. Tampaknya wanita itu sudah memiliki cukup stok foto selfie untuk ia upload ke sosial media

“ini, si Tata.. lagi dejavu”

“aku nggak dejavu, aku hanya seperti sangat mengenal dapur ini, nggak asing gitu”

“lo sering ke villa Dareen?” timpal Bianca “nggak gitu, Bi..”

“terus?”

“aku hanya seperti tidak asing dengan dapur ini, bahkan beberapa posisi peletakan barang-barang nya seperti...”

“seperti dapur impian kamu?” ketiga wanita itu menoleh ke arah Edward yang juga tengah menatap ketiganya

“bagaiamana...”

“aku tau? Tentu saja aku tau. Karena Dareen sendiri yang menjelaskan pada Ken saat adiku itu berencana membuat dapur di lantai dua ini” Tata terdiam, sedangkan Amanda dan Bianca sudah berjalan kearah Edward untuk meminta penjelasan lebih lanjut.

“maksud kamu, gimana? Ceritanya jangan setengah-setengah dong” cecar Amanda tak sabaran.

“sabar sayang, ini udah mau dijelasin” Edward kembali menatap Tata yang masih berada di Dapur “aku masih ingat, waktu itu saat acara kumpul bersama di Villa Ken, Dareen datang dengan semangat. Adik kecil kami itu membawa sebuah foto hasil screnshoot gambar desain dapur. Desain yang pernah kau tunjukkan saat melakukan live di sosial media, tepat beberapa hari setelah syuting mister x

“kau mungkin lupa, tapi percayalah.. waktu itu Ken harus bekerja ekstra untuk memulihkan gambar yang memiliki kualitas sangat buruk hanya untuk membangun dapur impian wanita yang di sayangi oleh adik kami”

Tata mengalihkan tatapannya keseluruh penjuru ruangan dan tatapan wanita itu terhenti pada dinding yang membuatnya sangat penasaran sejak dari dia naik ke lantai dua.

“wah.. bagus dong. Gue bisa bayangin bagaiaman romantis kedua pasangan ini nanti, masak bersama.. wah.. ayolah, kapan nih kalian nikah” jelas Bianca

“iya nih.. si Dareen lama banget gerakannya. Lamar doang padahal” timpal Amanda kesal

“melamar nggak se gampang itu Man, butuh waktu dan moment yang tepat.. mungkin Dareen sedang nyiapin sesuatu sekarang, mengingat dia sudah menghilang lumayan lama” timpal Joe

“masa iya?”

“mungkin ajah dong..”

“kok gue jadi deg deg an yah, atau jangan-jangan Dareen lagi nyiapin kembang api yang bakal muncul diatas sana?” tunjuk Bianca pada langit dengan semangat “lamarannya pasti bakal fantastis”

“siapa yang lamar siapa? Joe, lo mau lamar kak Bianca? Kapan?” pertanyaan beruntun yang berasal dari tangga berhasil mengalihkan mereka semua, Tata yang lebih dulu menemukan sosok tinggi menjulang pemilik Villa ini

“kok lo nggak minta tolong gue untuk nyiapin lamaran sih Joe. Lo tau juga lamaran itu kak?” tanya Dareen saat pria itu sudah berdiri didekatnya untuk mengambil minuman. Tata kebetulan tengah berdiri di sisi lain kulkas

Tata tidak menjawab

“bukan lamaran gue, Dareen.. kita itu lagi bicarain lamaran lo sama Tata” Dareen yang tengah menegung air mineral mengerutkan kening mendengar penjelasan Bianca

“gue? Bakal lamar Kak Renata?” pria itu menatap sekilas pada Tata, sebelum tersenyum sekilas, senyum yang terlihat menyebalkan di mata wanita itu “nggak bakal sih kak”

“apa!!!”

“kompak banget yah” Dareen kembali terkekeh mendengar kekompakan keempat penghuni sofa itu “gue udah bilang sama kakak gue ini kemarin, kalau gue bakal ngilangin perasaan gue. Karena bagaimanapun gue berusaha, gue nggak bisa memaksa hati seseorang untuk ikut membalas perasaan gue” jelas Dareen sambil menaatap teduh pada botol minuman di tangannya.

“dan lo setuju Ta? Serius?” Tata memilih tidak menjawab pertanyaan Amanda. Sedangkan kedua sahabatnya itu langsung diam dengan pikiran masing-masing. Suasana langsung hening seketika

“udahlah, menurut gue itu yang terbaik. Lagi pula, gue udah anggap Renata sebagai Kakak gue . jadi posisi dia sama dengan kalian berdua, kak.. tenang ajah, hubungan kita nggak bakal terganggu kok”

“tapi.. tapi.. gue kan maunya, kalian bisa..”

“udah sayang, keputusan ada di tangan mereka. Kita tidak memiliki hak untuk ikut campur” jelas Edward

“kakak gue terbaik” seru Dareen pada Edward “BTW, gue naik tadi hanya untuk mengingatkan kalau acara berbeque kita sudah siap di bawah, ayo.. waktunya mengisi perut keroncongan para tamuku” Amanda yang melihat ekspresi bahagia Dareen kembali terdiam. Kalau saja Edward tidak menariknya untuk berdiri, wanita itu pasti akan tetap di tempatnya. Bianca pun tak jauh berbeda.

Dareen menoleh pada Tata yang tengah melamun. Pria itu melambaikan tangan tepat didepan wajahnya “kak.. nggak mau makan? Nggak lapar apa?” Tata mengerjab, wanit itu menoleh pada Dareen yang masih setia tersenyum.

“a-aku.. itu..”

“kebawah yuk, kita makan” Dareen berbicara dengan lembut, membuat sisi hati wanita itu kembali terasa aneh.

***

Udah tanggal 24 ajah..
Baru tau kalau bulan ini tanggalnya nggak sampai 30

Sepertinya end bakal di undur sampai bulan depan
Huhu..

It's oke.. Aku tetap semangat kok
Demi cerita Dareen dan Keenan yang tengah menunggu untuk di up

Jangan lupa vote yah guys
Sayang kalian banyak-banyak

Dareen || #6 Loving Her Series ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang