Dunia Dareen

260 11 0
                                    

Warning ⚠
Typo bertebaran dimana-mana

***

“Ta.. sayang... bangun...” tidur Tata terusik. Wanita itu dengan penuh paksaan membuka kelopak matanya, menatap kesamping dimana Dareen sudah terlihat rapih dan segar. Sekilas wanita itu menatap kearah jam digital yang berada diatas nakas.

“jam empat?” Dareen hanya mengangguk.

“bangun dan bersiap. Kita akan pergi kesuatu tempat”

Setelah menghabiskan waktu kurang lebih setengah jam, keduanya akhirnya sudah siap dengan pakaian hangat masing-masing. Disisi lain, Dareen terlihat mengenakan tas ransel yang cukup besar. Saat Tata menanyakan isi tas tersebut, Dareen hanya mengatakan jika didalamnya adalah peralatan shoot pria itu.

Tata tidak menanyakan lebih lanjut. Meraih ransel, lalu memastikan lebih dulu tali sepatunya sudah terikat dengan baik.. setelah itu, mulai melangkah mendekati Dareen yang dari sejak tadi sudah sabar menunggunya

“sebetulnya kita akan keamana?”

Dareen menoleh “ke hutan”

“hah? Kau yakin? Ini bahkan masih terlalu pagi”

“justru di situ letak keseruannya, sayang.. ayo”

Setelah menempu perjalanan yang cukup panjang, akhirnya Dareen memutuskan berhenti karena pria itu sudah menemukan spot yang tepat.

Pria itu mulai mengatur tempat, mengeluarkan peralatan yang ada didalam ransel miliknya. Tata hanya menatap takjub dengan kelincahan pria itu dalam membentangkan matras, mengatur kain camo membentuk menyerupai batu besar dengan bantuan beberapa penyangga yang pria itu bawa tentunya, lalu meletakkan jaring menyerupai daun jika dilihar dari jauh tepat diatasnya.

Dan hasilnya benar-benar sangat luar biasa. Jika dia tidak memperhatikan dengan benar, dia pasti akan mengira gundukan ini adalah batu yang sama dengan bebatuan tempat mereka berada sekarang

Setelahnya, pria itu segera merakit kamera dengan lensa yang sangat amat panjang, memasukkannya kedalam kain camo tadi setelah itu mempersilahkan Tata untuk masuk

“tunggu apalagi, ayo masuk”

“kau yakin, di dalam bisa muat?” Dareen mengangguk yakin.

“baiklah”

Saat pertama kali berada didalam, Tata sedikit bingung. Didalam begitu hangat. Ada yang aneh

“aku menggunakan penghangat portable untuk alasnya, ini akan membuatmu sedikit nyaman” Tata tersenyum. Wanita itu menoleh kearah kamera Dareen yang sudah terpasang di sebuah stan.

“sekarang, apa yang akan kita lakukan?”

“menghangatkan tubuh, apalagi”

“berhentilah bercanda” Dareen tertawa. “aku serius sayang, lihat..” pria itu mengeluarkan sebuah termos berukuran medium

Tata diam-diam meringis dengan pikirannya sendiri, dasar mesum!

“kau pasti memikirkan hal lain kan? apa semalam tidak cukup? Kita bisa mengulanginya lagi disini, tapi.. aku takut jika kita benar-benar melakukannya, Benda ini akan roboh dan kesempatan melihat hal luar biasa akan terlewatkan” Tata memutar matanya malas dari pada menanggapi perkataan Dareen, wanita itu lebih memilih mengambil alih termos lalu mulai menyajikan bubur ke beberapa sebuah wadah.

Entah kapan pria itu menyiapkan sarapan mereka

Setelah mengisi tenaga dan membereskan peralatan makan, Dareen yang baru saja entah dari mana mulai menunjukkan ‘hal luar biasa’ yang ia maksud beberapa menit lalu.

Tata menatap penasaran sang suami yang mulai mengutak atik kamera miliknya, setelah mendapatkan yang ia cari pria itu segera menarik Tata mendekat.

“lihat ini”

Tata mendekat kearah kamera, perlahan..

“apa yang.. woaahh...” Dareen ikut tersenyum. “mereka.. sangat.. luar biasa.. ini sangat cantik, Dareen.. bagaimana bisa”

“aaagghhh.. lucu sekali. Mereka memakan semuanya. Lihat pipi tembem itu...”

Dareen lagi-lagi tertawa. Memperingati sang istri untuk tidak berteriak terlalu kencang agar tidak mengagetkan tupai-tupai yang mulai mendatangi umpannya

Yah.. setelah sarapan, Dareen meminta izin keluar untuk menyimpan beberapa umpan untuk para tupai. Tak butuh waktu lama, tupai-tupai itu mulai berdatangan. Sepertinya musim dingin membuat para tupai selalu lapar. Buktinya, mereka dengan cepat melahap umpan miliknya

“Ya Ampun, si gemoy ini baru datang. Aku berharap ia mendaatkan jatah” lagi.. Dareen tersenyum

“kau suka dengan pemandangannya?” Tata mengangguk antusias. Senyum wanita itu benar-benar merekah “syukurlah kau suka”

Pagi itu, keduanya habiskan dengan menikmati pemandangan segerombolan tupai menghabiskan umpan Dareen dengan bahagia

***

“kita akan kemana, setelah ini?” Dareen menatap sekilas kearah jam tangannya. Masih ada waktu

“kita ke Danau, mau?” Tata mengangguk semangat, wanita itu bahkan dengan cepat ikut merapihkan peralatan milik suaminya. Setelah itu, melangkah dengan gembira mengikuti arahan sang suami

“waaahhh....”

Hamparan danau, yang airnya mulai mencair terlihat sangat indah. Beberapa burung terlihat berterbangan diatasnya. Beberapa memilih untuk berenang, bahkan ada yang menyelam untuk menangkap ikan.

Dareen memilih mengatur peralatan kameranya lagi, setelah merasa pas.. ditariknya kembali sang istri.

“pakai ini lebih jelas, sayang”

“ah iya, aku hampir lupa.. geser sedikit” Dareen menggeleng, tapi pria itu tetap menggeser posisinya agar Tata dapat lebih leluasa

“woaaahhhh.. burungnya sangat cantik. Wah.. wah.. wah.. dia mendapatkan ikan. Lihat Dareen, hebat sekali. Apakah ikan itu akan ia berikan pada anak-anaknya?” Tata sesekali menatap kearah Dareen yang hanya mengangkat bahunya tidak memberikan jawaban pasti

“jika penasaran, arahkan kameranya keatas pohon sebelah sana” Tata yang mengerti dengan arahan Dareen segera mengalihkan lensa kamera kearah pepohonan. Wanita itu bahkan tanpa di perintah, mengatur sendiri ketajaman kamera tersebut

Setelah menemukan sarang sang burung, Tata lagi dan lagi memekik senang. Dia tiba-tiba jatuh cinta pada pekerjaan sang suami

Wanita itu menatap sang suami lama, membuat Dareen seidikit bingung dengan tingkah nya

“ada apa?”

“terimakasih” ucap wanita itu tulus. Dareen mengangguk dengan senyum menawan.

***

Comment
Vote

Dareen || #6 Loving Her Series ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang