Mengikis Jarak (2)

384 12 0
                                    

Sore itu, baru saja Tata turun dari mobil Bianca dan berpamitan dengan wanita itu, kembali terkejut dengan keberadaan Dareen yang berdiri menjulang di samping Lift dibawah tempat parkir apartemennya.

Dia menghindari pintu utama gedung apartemen karena khawatir bertemu dengan fans fanatik pria itu, ternyata.. Dia bertemu langsung pria pembuat onar yang membuat hidupnya akhir akhir ini seperti artis dadakan. Terus di pantau oleh fans pria tersebut.

Dia tidak tau, sudah sebanyak apa foto aibnya tersebar di internet karena malas meladeni mereka. Hanya Bianca yang setia terus mencaci maki orang-orang tersebut, melupakan fakta bahwa dia pernah mengatakan jika tidak ingin orang lain tahu bahwa mereka bersahabat.

"Dareen.. Apa yang kau lakukan disini?" Dareen masih setia menatap kedua mata wanita tersebut, dalam hati pria itu merutuki ekspresi datar Tata yang tidak bisa sedikitpun dia baca.

"aku menagih janji" Tata mengerutkan kening, janji apa? Pikirnya

"oh ayolah.. Jangan katakan kau lupa."

"sepertinya.. Aku benar-benar melupakan janji yang kau maksud"

"ck.. Kita bahas di unit mu saja, ayo.."

"tunggu" Dareen kembali berbalik, menatap kebawah. Yah.. Tinggi mereka lumayan jauh, membuat Tata harus menoleh keatas untuk berbicara dengan bocah itu.

"apa lagi"?

"kenapa harus membicarakannya di unit ku? Kita bisa membicarakan hal itu sekarang"

"oh ayolah.. Berdiskusi di unit mu lebih bagus. Kita bisa langsung menentukan menu makan malam apa yang akan kau masakan untukku"

Penjelasan panjang pria itu berhasil mengembalikan ingatan Tata, ah.. Janji untuk memasak.

"kau sudah ingat? Sekarang, ayo naik keatas. Aku sudah lapar" pria itu kembali berbalik, tapi baru juga melangkahkan satu kakinya, pria itu kembali di hentikan oleh perkataan Tata.

"aku baru pulang dari Inggris, sejauh yang ku ingat, kulkas ku kosong saat terakhir kali ku tinggalkan" Dareen kembali berbalik menatap Tata, pria itu sedikit syok.

"baiklah.. Sepertinya Apart ku adalah pilihan terbaik untuk saat ini" Dareen kembali berbalik, berjalan dengan cepat kearah mobil sport miliknya lalu membukakan pintu penumpang,

"lebih baik, kita tunda janji itu hari ini. Besok saja kau datang ke restoran..."

"naik.."

"tapi, Dareen.. Situasi saat ini tidak memungkinkan untuk"

"naik, kakak ku sayang. Aku sudah sangat lapar." potong pria itu sambil menekan setiap kata dalam kalimatnya.

"hah.. Oke baik. Kau menang" setelah mengatakan itu, Tata masuk kedalam mobil Dareen, lalu keduanya segera meninggalkan area parkir apartemen Tata.

Sekilas, Dareen menatap kearah kaca spion yang memperlihatkan segerombolan wanita yang keluar dari sudut tempat parkir dan terlihat melempari mobil pria tersebut. Sedangkan Tata, wanita itu tidak menyadari bayaha apa yang mengintai dirinya tadi.

Saat di lampu merah, Dareen terlihat mengetik beberapa pesan untuk orang suruhannya. Tata yang tidak sengaja melihat sedikit isi pesan yang di ketik oleh pria itu, mendapat tatapan tajam.

"oke baik.. Aku minta maaf, tidak seharusnya aku mengintip kau yang sedang bermesraan dengan kekasihmu"

"aku sedang tidak mengirim pesan pada kekasihku, lebih tepatnya. Aku tidak punya kekasih" ucap Dareen sambil meletakkan handpone nya kembali.

"aku baru saja mengirimkan pesan untuk bibi ku agar menyiapkan bahan makanan yang kita butuhkan" Tata dengan cepat menoleh.

"kita bisa singgah di supermarket untuk membeli sendiri, jangan membuat bibi mu susah" Dareen menatap lama kearah wanita itu

Dareen || #6 Loving Her Series ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang