Jadi, Aku Dilamar Atau Melamar?

309 16 0
                                    

Tata terbangun dengan posisi yang membuatnya cukup terkejut. Ini posisi yang sangat amat berbahaya. Sejak kapan ia menindih tubuh besar milik Dareen?

Disaat ia ingin bangkit dari sofa, pergerakannya dihentikan oleh lilitan tangan pria itu di kedua pinggangnya.

“Dareen.. lepas” Tata yakin, pria di bawahnya ini sudah bangun, tapi sepertinya Dareen terlihat ingin sedikit bermain.

“sshhhh... sakit Ta” benar kan.. Dareen mengeluh dan membuka matanya dengan lebar, tentunya setelah mendapat cubitan mematikan di perut pria itu

“makanya, bangun” Dareen kembali menggeleng “aku masih mengantuk” gumam pria itu kemudian

Tata yang melihat raut kelelahan pria itu memilih mengalah. Dibaringkan kembali kepalanya tepat keatas dada bidang Dareen. mendengarkan suara detak jantung pria itu yang cukup menenangkan.

“wanita itu cucu dari sahabat kakek” Tata hanya menunjukkan pergerakan pelan, untuk merespon perkataan yang menyerupai bisikan dari mulut Dareen.

“beberapa hari belakangan, terus merecoki aku untuk mengantarnya kemanapun. Bahkan sebelum ke afrika, dia terus mengikutiku ke new zeland, thailand dan filipina. Hanya untuk mengatkan bahwa bayinya ingin selalu berada didekatku. Dia tengah hamil, mungkin sekitar 5 atau 6 bulan. Aku tidak tau pastinya” Tata hanya mengelus dada Dareen yang terus menunjukkan detak jantung pria itu. walaupun dirinya sangat ingin menanyakan ini dan itu, tapi dengan hanya mendengarkan irama detak jantung Dareen.. ia mengetahui. Dareen tidak sedang berbohong

“beberapa hari yang lalu, dia menghubungiku. Meminta untuk mengantar ke klinik persalinan. Aku sudah menolaknya, karena bagaimanapun aku harus menemanimu yang masih sakit. Tapi, ia terus mengancam untuk bunuh diri. Kau tau?? Dia adalah Wanita terdrama yang pernah ku temui selain kak Amanda” Tata tersenyum. Entahlah.. ia pun merasa bingung dengan respon tubuhnya

“foto itu, ia sendiri yang menyebarkan. Dia bahakn mengancam agar aku tidak melakukan apapun untuk menghapus berita dan foto itu”

“kau menyetujuinya?”

“hm.. demi bayinya... dan juga sahabatku” Tata mengerutkan kening bingung. Wanita itu mengangkat kepalanya menatap Dareen yang ternyata sejak tadi melihat apa yang ia lakukan

Tata meletakan dagu tepat diatas kedua tangan yang ia letakan di dada bidang Dareen. menunggu kelanjutan cerita pria itu, menghiraukan posisi yang benar-benar berbahaya.

“dia adalah istri sahabatku. Sekarang tengah berada di langit. Sudah bebera bulan tidak kembali, karena jadwal penerbangan yang sangat padat. Dia terus meminta maaf dan meminta tolong untuk mengabulkan segala keinginan bayinya. Bagaimanapun, dia tidak ingin anaknya ileran. Itu katanya” Tata tersenyum,

“kakek pun kena imbasnya, kemarin pria tua itu hampir benar-benar di buat kewalahan dengan tingkah bumil yang menginginkan kakek memukul kepala suaminya yang tengah melakukan tugas” Tata akhirnya dibuat tertawa dengan cerita itu 

“apa suaminya pilot?” Dareen mengangguk “pilot pesawat tempur”

“apa!!!”

“bercanda sayang”

Tata tertegun, sedangkan Dareen sudah menunjukkan senyum lebar miliknya.

“Ta.. soal lamaranku waktu itu, apa kita bisa membahasnya sekarang?” Tata mengerjab, tenggorokannya terasa kering. Tiba-tiba..

“berada sangat dekat dengan bumil kemarin, selalu mengingatkanku padamu. Aku selalu bertanya-tanya, apakah kehidupan pernikahan ku nanti akan semenyenangkan itu? aku terus membayangkan ini itu,, tapi anehnya, hanya wajahmu yang selalu muncul” wajah Tata berubah sendu

“kau tau Dareen, umurku sebentar lagi akan mencapai 28 tahun. Aku tidak yakin dengan itu, aku takut...”

“kau tidak bisa memberiku anak?” Tata mengangguk pelan “maka hal itu tidak perlu” Tata menatap Dareen terkejut “jika setelah kita berusaha, dan tuhan tidak memberikan melalui rahim mu.. aku bisa mengadopsi atau mungkin.. hidup hanya berdua denganmu hingga tua nanti, juga pilihan bagus” Tata menitihkan air mata mendengar hal itu

“dengar” Dareen menyeka air mata Tata penuh kasih “jangan merasa takut dengan segala hal yang belum terjadi. Segala masalah pasti akan ada solusi, di tambah lagi.. kau tidak akan menghadapinya sendiri. Ada aku..”

“jadi, kau harus menikahiku... kau akan sangat menyesal jika melewatkan pria seperti ku. Aku ini sangat langkah” tangisan Tata akhirnya pecah. Bukan tangisan kesedihan, tapi tangisan kebahagiaan.

“udah jangan nangis, sekarang mending kita bersiap.. dan segera ke kantor catatan sipil. Kita harus segera mendaftarkan pernikahan” Dareen kembali tertawa, sedangkan Tata... wanita itu sudah berhamburan kedalam pelukan Dareen

Dareen || #6 Loving Her Series ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang