Orang Tua Dareen

216 14 0
                                    

Warning ⚠
Typo bertebaran dimana-mana

***

Keesokan paginya, tidak ada seorangpun menyinggung kejadian semalam. Mereka sarapan seperti hari-hari sebelum tanpa perlu repot-repot menanyakan alasan mata Tata yang membengkak

“jadi setelah sarapan, kalian berdua langsung balik?”

“yap” jawab Amanda “kita akan naik helli”

“what!!”

“kalau lo mau ikut naik helli bisa kok kak, mobil Joe dititipin ama pekerja gue ajah buat ngantar nanti” Bianca dengan semangat menoleh pada Joe. Tapi pria itu menggeleng membuat ekspresi Bianca berubah dengan cepat

“siang nanti gue harus kesuatu tempat, nggak bisa pisah dari mobil gue. Entar gue naik apa kesana?”

“ya udah nggak papa, jam 4 kita baliknya kan?” mereka menganggu dengan kompak mendengar pertanyaan Tata

***

“astaga!!!” Tata terbangun dan langsung berlari keluar kamar tentu dengan terburu-buru. Memperhatikan sekitar dan meneriakan nama Bianca ataupun Joe. Tapi hasilnya nihil. Tatapan wanita itu teralih pada sebotol minuman mineral diatas meja, ada sebuah note disana

Tata mengambil note tersebut, membacanya.. ekspresi pias terlihat jelas.

“Bianca.. awas yah kamu” gumam Tata, sedangkan tangannya sudah meremas note bertuliskan bahwa Bianca dan Joe akan pulang lebih dulu

Coba kalau dia tidak tertidur karena lelah berenang di laut, dia pasti bisa ikut pulang bersama mereka. Atau.. sepertinya Bianca sengaja memintanya untuk tidur siang lebih dulu agar bisa lari bersama kekasihnya

“kau sudah bangun?” Tata menatap kaget kearah anak tangga yang menghubungkan lantai dua dan tiga. Di ujung sana, Dareen tengah berdiri dengan hanya mengenakan bawahan.. what! Tata dengan cepat mengalihkan tatapan kearah lain

“kak... ada apa?” Dareen yang mengetahui kegugupan Tata tersenyum mengejek, dia melangkah lebih dekat pada wanita itu hanya agar wajah wanitanya semakin memerah. Tunggu.. wanitanya? Bukankah dia sudah menetapakan hati untuk melupakan perasaannya? Tapi, bukankah merelakan perasaan pada seseorang butuh waktu? Jadi, mari lakukan hal itu perlahan

Dareen duduk tepat di samping Tata “kak..”

“i-itu.. Bianca dan Joe sudah pulang lebih dulu kan? Jam berapa?” jelas Tata, sebisa mungkin dia menatap lurus pada wajah pria di sampingnya.. maksudnya tidak fokus kearah lain. Ke arah perut berbentuk kotak, dada tegap atau otot lengan pria didepannya

Dareen mengabil air mineral untuk ia minum “sekitar jam 2. Mereka terlihat sangat buru-buru. Joe tiba-tiba mendapat panggilan untuk rapat. Kak Bianca bilang, lo tidurnya nyenyak banget kak. Nggak tega buat bangunin”

“terus.. terus.. aku pulangnya dengan siapa dong?”

“sama gue”

“hah!!”

“bersiaplah, setengah jam lagi kapal akan siap” Dareen segera berdiri, berjalan kearah kamar miliknya. Pria itu ingin mandi, karena habis membakar lemak diatas tadi

“tunggu..”

“telat, berarti lo masih mau tinggal disini yah kak”

“ishh.. Dareen!!” Tata dengan terburu-buru berlari kedalam kamar. Dareen yang melihatnya  tertawa dengan keras. Mengerjai wanita itu sangat menyenangkan “hahaha”

Tidak membutuhkan waktu 30 menit, 15 menit lebih cepat. Tata sudah duduk manis di ruang bebas. Wanita itu bahkan menatap tajam pintu kamar Dareen. Sudah hampir 10 menit dia duduk disana, tapi Dareen belum juga muncul. Tinggal 5 menit tersisa.

Dareen || #6 Loving Her Series ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang