42. SHE SAID YES!

513 28 4
                                    

💗 HAPPY READING 💗

***

Hiasan bintang kecil-kecil yang menggantung dipohon serta beberapa bunga warna-warni yang tersusun rapi di pinggir sungai. Suara arus sungai dan udara yang sejuk menambah kesan indah pada sore hari ini.

Grazella dengan mata yang ditutup kain hanya pasrah saat Zearra dan Alicia membawanya ke suatu tempat.

"Ini kita sebenarnya mau ke mana, sih?" tanya Grazella bingung.

"Udah, lo diam aja." ucap Zearra sambil menuntun Grazella.

Tak lama kemudian, Zearra dan Alicia berhenti membuat langkah Grazella juga berhenti. Zearra menatap Alicia dan memberi kode, mengerti akan kode dari Zearra, Alicia pun mengangguk. Keduanya pun pergi tanpa Grazella tahu.

"Zea? Cia? Kok sepi? Lo berdua jangan tinggalin gue, dong." Merasa tak ada jawaban, Grazella pun membuka kain yang menutup matanya.

Hal pertama yang ia lihat adalah pemandangan sungai yang di pinggirnya terdapat beberapa bunga warna-warni dan hiasan bintang kecil-kecil yang menggantung dipohon. Sangat indah.

Tepukan pada bahunya membuat Grazella tersentak dan berbalik badan. "Angkasa?"

Melihat Angkasa hanya tersenyum membuat Grazella tak mengerti. "Sebenarnya ini ada apa?"

"Gue yang siapin ini semua. Gue mau lo tahu kalau gue ada rasa sama lo, Zel."

"Hah? Gimana?"

Angkasa menggenggam tangan Grazella. "Gue suka sama lo. Gue cemburu lo deket sama cowok lain. Gue nyaman ada lo di sisi gue. Senyuman lo, sikap lo yang apa adanya buat hati gue nggak bisa kalau nggak suka sama lo."

"Will you to be my girlfriend, Grazella Anastasya Anggara?"

Grazella terdiam, ia tak tahu harus menjawab apa. Semuanya terasa tiba-tiba baginya. Jantungnya berdebar kencang.

"Gue..."

"Udah terima aja! Gue tahu lo suka sama Angkasa, Zel!" teriak Zearra yang menyaksikan bersama teman-teman yang lain.

Grazella menoleh dan terdiam. Ia kembali menatap Angkasa, ia terkekeh dan mengangguk. "Yes, I will!"

Angkasa tersenyum dan berdiri. Ia langsung memeluk Grazella erat. Ia berbisik ditelinga gadis itu. "Thankyou and I love you, mi amor."

***

"Ini waktu yang tepat buat lo ungkapin semuanya, Kak." ucap Xavier menatap Gerald di depannya.

Gerald menghela napas, "Tapi gue nggak bisa, Xav. Gue takut Zea benci ke gue."

"Zea sayang sama lo! Dia nggak mungkin benci sama lo, Kak!"

Gerald menatap Xavier dengan sorot mata terluka. "Tapi kenyataannya dia udah jadi istri orang lain."

Xavier terdiam. Benar. Zearra sudah milik Raffael, tak ada kesempatan lagi untuk Gerald.

"Seenggaknya Zea tahu kalau lo masih hidup. Lo bisa bayangin selama ini dia hidup dengan bayang-bayang rasa bersalah?"

Gerald menatap tanah dengan pandangan kosong. "Gue janji, setelah semua ini, gue bakal ungkap diri gue. Gue nggak mau Zea terus ngerasa bersalah karena gue."

Xavier tersenyum dan menepuk bahu Gerald dua kali. "Semangat, Kak."

***

"Ciee, udah jadian sama Angkasa!" goda Zea menyenggol pelan lengan Grazella. Saat ini Zearra beserta dua sahabatnya sedang duduk di tepi sungai.

"Ssstt! Udah diem, deh! Gue malu!" Grazella menutup wajahnya dengan tangan.

Zearra dan Alicia tertawa. Alicia memukul pelan lengan Grazella. "Cielah Zella! Biasanya juga malu-maluin!"

Grazella menatap Alicia datar dan menjitak kepala gadis itu. "Ngomongnya yang sopan, jangan kurang ajar."

Alicia meringis sakit sambil mengusap kepalanya yang baru saja dijitak oleh Grazella. Sedangkan Zearra tertawa melihat kelakuan mereka.

"Surat ini terbuka untuk Angkasa. Kuat-kuat sama Zella, ya. Salah dikit langsung KDRT." ucap Alicia membuat Grazella mendelik.

"Lambemu!"

Disaat asik bercanda, kedatangan Gerald membuat ketiganya berhenti tertawa. Grazella menatap Gerald dengan tak suka. Sejak mengetahui fakta itu, ia jadi tak terlalu suka dengan Gerald.

"Zea, bisa ngomong sebentar?" tanya Gerald menatap Zearra.

Belum sempat Zearra menjawab, Grazella lebih dulu menyela. "Ada perlu apa? Ngomong di sini aja. Rahasia banget pakai berduaan segala!"

"Zel, nggak boleh gitu." ucap Zearra mengingatkan Grazella. Ia menatap Gerald dan mengangguk. "Boleh kok."

Zearra berdiri dan berjalan bersama Gerald agak menjauh dari Grazella dan Alicia. Setelah lumayan jauh, Gerald berhenti dan menatap Zearra.

"Ada apa, Ger?" tanya Zearra menatap Gerald.

"Gue mau ngomong." Gerald berkata gugup. Jantungnya berdetak kencang, ia tak siap jika harus jujur sekarang.

"Ngomong apaan?"

Gerald menarik napas dan menatap dalam mata Zearra. "Ini soal kejadian 2 tahun yang lalu."

Alis Zearra mengernyit bingung mendengarnya. Kejadian 2 tahun yang lalu? Kejadian apa? Ia merasa tak pernah mengingat apa yang terjadi 2 tahun lalu bersama Gerald.

"Sebenarnya gue... gue..." Tidak bisa. Ia tak bisa melanjutkan perkataannya. Lidahnya seolah merasa kelu.

"Gue masih hidup, Ze. Kejadian 2 tahun yang lalu, di mana–"

"Zea!"

Dari kejauhan, suara Raffael memanggil Zearra membuat gadis itu menoleh. Sorot mata Raffael yang tajam menatap Gerald saat cowok itu mendekati kedua insan tersebut.

"Balik ke tenda. Hari mau gelap, nggak baik lo keluyuran kayak gini. Apalagi nggak sama suami lo." Nada suara Raffael dingin dan sorot matanya menatap tajam Gerald.

"Raf, tapi-"

"Gue bilang balik, Zearra." Bibir Zearra mengatup tak melawan mendengar nada dingin dari Raffael dan tatapan tajamnya.

Zearra menghela napas dan mengangguk. "Okay."

Zearra langsung berjalan kembali ke perkemahan, meninggalkan Raffael dan Gerald di sana.

Raffael menatap Gerald tajam. Tinjunya mengepal kuat. "Peringatan terakhir buat lo. Jangan ganggu Zea. She is my wife."

Gerald menyugar rambutnya dan membalas tatapan Raffael tak kalah tajam. "Lo kenapa, sih, Raf? Gue cuma mau ngomong sama Zea. Gue nggak bakal rebut Zea dari lo."

Raffael berdecih sinis. "Bukan nggak bakal, tapi belum, kan?"

Gerald terdiam. Tangannya mengepal. "Tahu apa lo soal gue?"

"Geraldo Smith Oliver. Xavier Dermanta Oliver. Dilihat-lihat marga kalian sama, ya? Jangan-jangan kalian Kakak-Adik?"

Geraldo mematung. Ia terdiam bisu.

Raffael tersenyum miring melihat Gerald yang terpojok. "Jangan lo pikir gue nggak tahu apa yang lo sembunyiin, Gerald."

Setelah berkata seperti itu, Raffael meninggalkan Gerald yang masih berdiri mematung di sana.

***

HAII SAYANG AKUU! 🤩💗

Apa kabar manis? Baik kan? Alhamdulillah

Hayoo, masih simpen cerita Raffael kan? Harus dong yaaa!

Jangan lupa vote dan koment maniezz! Voment kalian semangatku! 😍❤️🫶🏻



See you di next chapter guys 🖤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAFFAEL? HE IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang