Alur Misi Saigon

1 0 0
                                    

Beni, Iwan, Lematang, Sangkut dan Indri berkumpul. Mereka menunggu Ogan dan Mauli. Beberapa saat Ogan datang. "Ke mana Mauli?" Wajah Ogan terlihat tak rapi. Beni beri jawaban singkat. "Dia sedang mengambil Walas." Lantas sang prajurit diam. Dia melepas Akuadron begitu saja, benda itu melayang di tengah-tengah Dogi dan Jalu.

"Bangsa unu semakin banyak. Sebenarnya mereka dari mana?"

"Aku tidak begitu yakin. Tetapi aku pernah baca bahwa makhluk itu berasal dari Semesta Angkara. Semesta yang tidak ada hal kebaikan. Mereka dipimpin oleh makhluk yang sangat kuat, mustahil bisa mengalahkannya."

"Lalu kenapa Saigon membuka portal di sini?"

"Karena dia harus menemukan Trah Sriwijaya, Walas hanya bisa dibuka oleh Mauli, di semesta ini. Tetapi dia bisa saja membukanya di Semesta Bit."

"Setelah dia mengisi daya dari Angkara, dia akan kembali ke Bit."

"Untuk apa?" Iwan ambil suara.

"Tentu untuk membangkitkan kedua orang tuaku. Di sana mereka dikuburkan."

Saat itu Mauli datang dengan Walas. Semua orang menatapnya. "Maaf aku hanya ingin mengamankan buku ini," katanya seraya merapat.

"Begini. Saigon butuh kekuatan Walas untuk membuka portal bangsa untuk dari Angkara. Tetapi hanya Mauli yang bisa membukanya. Tubuhnya tidak akan mampu membuka portal itu tanpa Walas. Setelah itu barulah portal kematian terbuka," terang Lematang.

"Bagaimana bisa kalian bisa melakukan perjalanan lintas semesta dengan mudah bagaimana caranya?" Mauli juga ingin tahu lebih banyak.

"Kami mencuri alat buatan evolus lain. Benda itu dibawa oleh kakakku. Alat canggih itu berbentuk seperti jam."

"Sedikit rumit," cetus Beni.

"Para unu di sini tidak akan berhenti sebelum energi di dalam Saigon hilang. Aku minta tolong pada kalian sebagai para pejuang untuk menghentikan kakakku itu, juga untuk kebaikan Lamus."

"Dan aku yakin jika Saigon telah mengambil energi para unu secara utuh. Para unu bisa berkembang biak secara singkat. Kita harus ke semestaku."

"Tetapi tidak ada cara untuk pergi ke sana."

Kalimat itu membenarkan kata Iwan. Jalan satu-satunya hanya pada Saigon tetapi hal tersulit, karena Saigon dipastikan telah kembali ke sana membawa apa yang dia cari. Harapan mereka pupus, tak terlintas solusi untuk mengatasi hal tersebut. Jika tidak mendapat bantuan tentu saja Lamus dalam ancaman. Makhluk-makhluk itu pasti akan brutal membantai penduduk.

"Lalu apa gunanya kita di sini jika makhluk-makhluk itu berkeliaran di luar sana?" kata Mauli dengan nada rendah.

Detik itu juga, sekelompok polisi dan tentara berkumpul. Di area hutan akasia, terdapat unu yang merusak. Pasukan telah berbaris paling depan. Satu orang tengah memikul senjata anti tank. Senjata RPG (Rocket Propelled Grenade) itu meluncur kea rah dua unu.

Bum!

Peluru itu hanya mengenai badan. Ledakan itu mengira bisa membunuh hama besar tersebut, ternyata hanya membuat unu tersebut batuk-batuk. Walau pun tubuhnya terluka tetapi masih bisa bergerak dan memberi perlawanan. Kini pasukan itu melawan dua unu. Suara tembakan pecah. Akibat ketangkasan makhluk tersebut, orang kiriman dari pemerintah langsung kocar-kacir. Cakar dan gerakan yang gesit, mereka lumpuh dalam waktu singkat. Meski ribuan pelor dibuang tetap saja sulit.

Tak kehabisan akal, mereka mengirim satu tank. Bidikan pertama hanya membuat mereka terpelanting. Bidikan kedua membuat satu unu mati dengan leher patah. Tinggal satu, itu pun yang terluka, dia berlari kencang seperti macan tutul mengejar seekor kijang. Ia melawan dan memburu tank yang dianggap ancaman baginya. Naasnya, Saat waktu yang bersamaan benda lapis baja itu memuntahkan peluru sedangkan unu tengah membuka mulut lebar-lebar. Peluru tersebut berhasil masuk hingga ke perut unu.

Bum!

Hancur sudah isi perutnya. Kemenangan diraih oleh kelompok manusia. Sorak-sorak gembira pun pecah, saking senangnya mereka melakukan foto selfie dengan bangkai unu. Tetapi, masih banyak unu yang telah berkeliaran. Mereka adalah makhluk buas, setiap bertemu dengan manusia dan hewan apa pun pasti dimangsanya.

Sebenarnya petaka besar telah melanda negeri itu. Apa yang mereka hadapi hanya sebagian, unu telah memperbanyak diri. Makhluk ini jika merasa kenyang akan melahirkan sekumpulan anak. Bahkan sekali melahirkan bisa mencapai 15 sampai 30 ekor. Itu pun hanya butuh beberapa menit setelah kenyang, menakutkan bukan?

Ogan | Trah SriwijayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang